Penemuan banyak sekali hormon flora menunjukkan jalan gres untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan. Para ilmuwan menduga bahwa ada zat atau hormon flora lain yang tidak hanya merangsang, tetapi menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Pada sekitar 1940-an Torsten Hemberg dari Swedia melaporkan adanya zat inhibitor (penghambat) yang mencegah imbas IAA terhadap dormansi tunas kentang. Hemberg memberi nama zat penghambat ini dormin, lantaran pengaruhnya terhadap dormansi tunas.
Pada awal 1960, Philip Woreing meneliti temuan Hemberg. Ia melaporkan bahwa dukungan dormin sanggup menginduksi dormansi. Pada waktu yang sama, F.T. Addicott menemukan zat yang merangsang absisi buah tumbuhan kapas. Ia memberi nama zat ini abscisin. Para andal botani terkejut mengetahui bahwa dormin dan abscisin ialah zat yang sama. Zat ini kemudian diberi nama asam absisat atau ABA. Asam absisat terdapat pada angiospermae, gymnospermae, dan lumut tetapi tidak pada lumut hati. asam absisat bergerak ke seluruh penggalan flora melalui xilem, floem, dan parenkim. Tidak terdapat asam absisat sintetik.
Asam absisat merupakan hormon yang sanggup menghambat pertumbuhan tumbuhan (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam absisat akan aktif pada ketika flora berada pada kondisi yang kurang baik, menyerupai pada animo dingin, animo kering, dan animo gugur.
Mengapa asam absisat justru berperan pada ketika tumbuhan berada dalam kondisi yang kurang baik? Pada ketika flora mengalami kondisi yang kurang baik, contohnya ketika kekurangan air di animo kering, maka flora tersebut mengalami dormansi yaitu daun-daunnya akan digugurkan dan yang tertinggal ialah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi pada tunas yang terletak pada sel epilog stomata, hal ini menjadikan stomata menutup, sehingga penguapan air berkurang dan keseimbangan air di dalam badan flora terpelihara sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya.
Fungsi asam absisat yaitu sanggup mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada kawasan titik tumbuh, macam aborsi daun dan mendorong dormansi biji semoga tidak berkecambah.
Asam absisat memiliki beberapa efek terhadap pertumbuhan dan perkembangan, di antaranya sebagai berikut.
1) Mengatur dormansi tunas dan biji
2) asam absisat mempunyai efek yang berlawanan dengan hormon flora lain. Misalnya, asam absisat menghambat produksi amilase pada biji yang diberi giberelin. asam absisat juga menghambat pemanjangan dan pertumbuhan sel yang dirangsang oleh IAA.
3) Menyebabkan penutupan stomata
4) Meskipun asam absisat menghambat pertumbuhan, tetapi tidak bersifat racun terhadap tumbuhan.
Sumber https://infoana.comm