Secara konvensional, bioteknologi telah dikenal dan dikembangkan oleh insan semenjak ribuan tahun yang lalu. Penerapan bioteknologi pada masa itu ditujukan untuk menghasilkan produk melalui tugas mikroorganisme secara alami tanpa adanya rekayasa genetik. Pada artikel kali ini, blog contoh bioteknologi konvensional tersebut untuk memperkaya wawasan kita semua terkait peranan bioteknologi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Contoh Bioteknologi Konvensional
Dirunut dari konsepnya,
pengertian bioteknologi konvensional diartikan sebagai suatu teknologi sederhana yang telah dipakai semenjak usang dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai distributor pembantu dalam menghasilkan suatu produk. Contoh bioteknologi konvensional yang dikembangkan oleh nenek moyang insan pada zaman dahulu sampai sekarang masih diterapkan oleh sebagian masyarakat kita. Contoh-contoh penerapan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 jenis, yaitu penerapannya dalam bidang pengolahan produk susu, bidang pangan, dan bidang non-pangan.
Bioteknologi Konvensional dalam Pengolahan Susu
Penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan berbahan baku susu sanggup kita temukan dalam yogurt, keju, dan mentega.
Contoh Produk | Keterangan |
Yogurt | Camilan satu ini terbuat dari hasil fermentasi susu oleh kuman Streptococcus thermophillus dan Lactobasilus bulgaricus. Susu yang biasa dipakai yaitu susu binatang yang terlebih dahulu dipasteurisasi. |
Keju | Keju merupakan pola penerapan bioteknologi konvensional yang dilakukan melalui metode pengawetan susu. Metode ini sudah dilakukan semenjak zaman Romai dan Yunani kuno. Keju dibentuk dengan menambahkan kuman asam laktat pada susu. Bakteri asam laktat tersebut contohnya Pripioni bacterium (untuk keju keras), Penicilium roqueforti (untuk keju setengah lunak), dan Penicilium camemberti (untuk keju keras). Adapun bakteri-bakteri tersebut berfungsi sebagai mikrobia yang sanggup mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yang padat dan menggumpal. |
Mentega | Mentega pola produk bioteknologi konvensional yang dihasilkan dari fermentasi krim susu memakai kuman Streptococcus lactis. Bakteri ini sanggup memisahkan tetesan mentega yang berlemak dengan cairan yang terkandung di dalamnya. |
Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Pangan
Penerapan dan pola bioteknologi konvensional dalam bidang pangan sanggup kita temukan dalam beberapa produk sebagai berikut.
Contoh Produk | Keterangan |
Tapai atau tape | Dibuat melalui fermentasi ketan atau singkong memakai jamur Saccharoyces cerevisiae. Jamur ini merubah glukosa pada materi menjadi asam asetat, energi, alkohol dan karbondioksida. |
Tempe dan oncom | Tempe dibentuk melalui fermentasi kedelai memakai pemberian jamur Rhizopus sp. yang sanggup merubah protein kompleks dari kedelai menjadi asam amino, oncom hitam dibentuk dari fermentasi ampas tahu memakai jamur Neurospora crassa, sedangkan oncom hitam dibentuk dari fermentasi bungkil kacang tanah memakai jamur Rhizopus oligosporus. |
Roti | Roti terbuat dari materi utama berupa tepung terigu. Agar gabungan roti sanggup mengembang, para pembuatnya biasanya akan menambahkan ragi roti atau Saccharomyces cerevisiae. Selain menciptakan gabungan roti lebih mengembang, penambahan mikroorganisme ini juga menciptakan tekstur roti menjadi lebih lembut dan tidak bantat. |
Kecap dan tauco | Kecap terbuat dari kedelai yang ditambahkan dengan jamur Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii, sedangkan tauco terbuat dari kedelau yang ditambai kuman Aspergilus oryzae. Jamur-jamur ini merubah protein kompleks kedelai menjadi asam amino yang lebih gampang dicerna oleh badan manusia. |
Nata de Coco | Nata de coco yaitu pola bioteknologi konvensional berupa makanan ringan sehat dengan tekstur kenyal. Makanan ini terbuat dari ari kelapa yang ditambahi dengan kuman Acetobacter xylinum. Bakteri ini menrubah gula dalam air kelapa menjadi selulosa yang lebih kenyal dan padat. Selain dibentuk dari air kelapa, nata juga sanggup diproduksi dari sari nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de soya), sari biji kakao (nata de cacao), dan lain sebagainya. |
Acar dan Asinan | Sayuran yang difermentasi menjadi asinan atau acar juga merupakan pola bioteknologi konvensional. Bakteri-bakteri menyerupai Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Pediococcus sp., merupakan mikroba penting dalam pembuatan materi panganan tersebut. Bakteri-bakteri ini mengubah gula dalam sayuran menjadi asam asetat yang menghasilkan rasa masam. |
Minuman berakohol | Anggur, wine, rum, sake yaitu beberapa pola produk bioteknologi konvensional yang memakai lebih dari satu mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Misalnya dalam produksi alkohol, pati dari ketan atau materi berkarbohidrat lainnya diubah menjadi glukosa memakai pemberian jamur Aspergilus. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol mengunakan pemberian jamur Saccharomyces. |
Sufu atau Keju Kedelai | Sufu terbuat dari gumpalan protein kedelai yang dihasilkan dari proses fermentasi jamur Actinomucor elegans. Meski jamur-jamur lainnya menyerupai Mucor hiemalis, Mucor salvaticus, Mucor sufu, dan Mucor substilissimus sanggup dipakai dalam pembuatan materi pangan satu ini, jamur Actinomucor elegans lebih banyak dipilih alasannya lebih ekonomis. |
Tempe Bongkrek | Tempe bongkrek yaitu hasil sampingan dari produksi minyak kelapa yang difermentasi memakai kuman Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek sanggup bersifat racun jikalau dalam proses pembuatannya terjadi kontaminasi kuman Burkholderia cocovenenans. Efek dari racun ini bahkan sanggup menciptakan terganggunya sistem pernafasan dan menyebabkan kematian. |
Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Lainnya
Penerapan dan pola bioteknologi konvensional dalam banyak sekali bidang lainnya sanggup kita temukan dalam beberapa hal berikut.
Contoh Produk | Keterangan |
Biogas | Biogas merupakan salah satu energi alternatif pengganti minyak bumi yang dihasilkan melalui fermentasi kotoran ternak dan materi organik lainnya. Melalui fermentasi ini, bahan-bahan tersebut diubah menjadi metana yang sanggup berfungsi sebagai penghasil energi yang menyerupai gas LPG. |
Pengolahan Limbah | Sebelum dibuang ke perairan, limbah industri mengalami serangkaian proses pengolahan untuk menurunkan tingkat pencemarannya. Pengolahan limbah cukup umur ini dilakukan memakai pemberian mikroba pengolah limbah, contohnya Methanobacterium. Bakteri tersebut menguraikan limbah organik menjadi karbondioksida, metana, dan hidrogen. |
Obat-obatan | Contoh bioteknologi konvensional sanggup pula ditemukan dalam produksi obat-obatan. Jamur Penicillium sp. dipakai sebagai antibiotik p3enisilin, antibiotik yang kiprahnya sangat penting di dunia kesehatan untuk mengobati penyakit-penyakit jawaban nanah patogen. |
Nah, demikianlah beberapa pola penerapan bioteknologi konvensional yang sanggup kami jelaskan pada kesempatan kali ini. Pada artikel selanjutnya kita akan membahas perihal beberapa pola bioteknologi modern. Oleh alasannya itu, jangan ke mana-mana. Tetaplah berada di situs
eBiologi.com untuk menambah pengetahuan kau perihal materi-materi pelajaran biologi di sekolah.
Sumber http://www.ebiologi.net