Selain kuman dan archaea, beberapa organisme yang lebih besar bergantung pada kemosintesis. Contoh yang baik yakni cacing tabung raksasa yang ditemukan dalam jumlah besar di sekitar lubang hidrotermal yang dalam. Setiap cacing mempunyai kuman kemosintetik dalam organ yang disebut trofosom. Bakteri mengoksidasi sulfur dari lingkungan cacing untuk menghasilkan masakan yang dibutuhkan hewan. Menggunakan hidrogen sulfida sebagai sumber energi, reaksi untuk kemosintesis adalah:
12 H2S + 6 CO2 → C6H12O6 + 6 H2O + 12 S
Ini menyerupai reaksi untuk menghasilkan karbohidrat melalui fotosintesis, kecuali fotosintesis melepaskan gas oksigen, sementara kemosintesis menghasilkan sulfur padat. Butiran sulfur kuning terlihat di sitoplasma kuman yang melaksanakan reaksi.
Contoh lain kemosintesis ditemukan pada 2013 saat kuman ditemukan hidup di basal di bawah sedimen dasar laut. Bakteri ini tidak berafiliasi dengan lubang hidrotermal. Telah disarankan kuman memakai hidrogen dari reduksi mineral dalam air bahari memandikan batu. Bakteri sanggup bereaksi hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan metana.
Di mana Kemosintesis Terjadi?
Kemosintesis telah terdeteksi dalam lubang hidrotermal, gua terisolasi, metat klatrat, paus jatuh, dan rembesan dingin. Telah dihipotesiskan bahwa proses tersebut memungkinkan kehidupan di bawah permukaan Mars dan bulan Jupiter di Europa. serta tempat-tempat lain di tata surya. Kemosintesis sanggup terjadi pada keberadaan oksigen, tetapi tidak diperlukan.
Sumber https://infoana.comm