Sunday, January 1, 2017

√ Budidaya Padi Organik Dengan Metode Sri, Panen Lebih Banyak!

Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas cara budidaya padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini merupakan suatu penemuan dalam teknik budidaya padi. Di beberapa tempat, SRI dilaporkan telah berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga dua kali lipat.


SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis. Dia mempublikasikan metode temuannya pada tahun 1983. Oleh penemunya, metodologi ini disebut Ie Systme de Riziculture Intensive (bahasa Perancis). Dalam bahasa Inggris terkenal dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.


Pada tahun 1994 sebuah forum swadaya masyarakat bernama Tefy Saina dan Cornel International Institute for Food and Agriculture Development (CIIFAD) mulai berhubungan dalam pengembangan SRI. Dengan pinjaman CIIFAD, metode SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural University di Cina dan Agency for Agriculture Research and Development (AARD ) melaksanakan percobaan pertama di luar Madagaskar pada tahun 1999.


Apa kekerabatan SRI dengan budidaya padi organik?


Beberapa praktek di banyak sekali negara menemukan bahwa metode SRI berhasil menekan serendah mungkin input produksi.  Hal ini sejalan dengan upaya para pelopor pertanian organik untuk mengolah tanah secara berkelanjutan. Hasilnya, ditemukan kekerabatan konservasi air pada sistem budidaya padi SRI dengan upaya konservasi tanah yang dianut pada budidaya padi organik. Saat ini, banyak para petani organik yang menerapkan budidaya padi dengan metode SRI.


Pola pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan antara metode budidaya padi SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar, dengan metode budidaya padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini akan meningkatkan fungsi tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman. Dengan sistem SRI organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik sebab memanfaatkan mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan akan sellalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen sebab terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.


Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis sanggup kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini diperlukan kelestarian lingkungan sanggup tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan produk simpulan yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen sebab terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.


Pemilihan metode budidaya padi organik secara SRI sanggup menghasilkan produk simpulan berupa beras organik yang mempunyai kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:



  • Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan administrasi penggunaan air yang terukur secara tidak eksklusif telah membantu mengkonservasi lingkungan.

  • Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, sebab tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang sanggup menjadikan banyak sekali macam penyakit dalam badan manusia.

  • Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini sanggup meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan laba maksimal.

  • Kualitas yang tinggi, produk  yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.


Prinsip budidaya padi organik SRI



  • Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari sehabis semai ketika bibit masih berdaun 2 helai

  • Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi

  • Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati biar akar tidak putus

  • Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal

  • Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus hingga terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)

  • Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan

  • Penyiangan semenjak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari

  • Menjaga keseimbangan biota tanah dengan memakai pupuk organik


Keunggulan budidaya padi organik SRI



  • Tanaman ekonomis air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam hingga panen menawarkan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan hingga tanah retak (irigasi terputus)

  • Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.

  • Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari sehabis semai, dan waktu panen akan lebih awal

  • Produksi meningkat, di beberapa kawasan mencapai 11 ton per hektar

  • Ramah lingkungan, tidak menggunaan materi kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, sangkar dan mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.















































































Tabel 1. Perbanding metode SRI organik dengan sistem konvensional
NoKomponenSistem KonvensionalSistem SRI organik
1Kebutuhan benih30-40 Kg/Ha5-7 Kg/Ha
2Pengujian BenihTidak dilakukanDilakukan pengujian
3Umur persemaian20-30 HSS7-10 HSS
4Pengolaham tanah2-3 kali (stuktur lumpur)3 kali (struktur lumpur & rata)
5Jumlah Tanaman/lubangRata-rata 5 pohon1 pohon/lubang
6Posisi akar waktu tanamTidak teraturPasisi akar horizontal (L)
7PengairanTerus digenangiTidak digenangi hanya lembab , Disesuaikan
8PemupukanMengutamakan pupuk kimiakebutuhan hanya dengan pupuk organic
9PenyianganDiarahkan pada pemberantasan gulmaDiarahkan pada pengelolaan perakaran
10Rendemen50-60%60-70%

Langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI


Padi terdapat dua jenis, padi sawah dan padi gogo, bedanya terletak pada ada atau tidak adanya air. Pada ketika ini kita akan membahas ihwal budidaya padi sawah. Padi sanggup tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan bahari dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin besar lengan berkuasa pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7. Sebelum memulai budidaya padi organik, langkah yang paling awal yakni menyiapkan benih yang baik. Seperti apa cara menyeleksi benih padi organik yang baik, silakah lihat di video berikut:





Tahap 1. Penyemaian


Hal pertama yang dilakukan dalam budidaya padi organik yakni menyemai benih. Kegiatan pertama yakni melaksanakan seleksi benih. Pemilihan benih ini dimaksudkan supaya kita menanam benih yang benar-benar baik. Benih padi yang dipakai untuk luasasn 200 meter persegi yakni sebanyak setengah kilogram.Untuk mengecek baik tidaknya benih sanggup dilakukan dengan menguji benih dalam air, benih yang baik yakni benih yang tenggelam, sementara itu benih yang mengapung yakni benih yang kurang baik, biasanya benih yang mengapung yakni benih yang kopong ataupun benih yang telah tumbuh.


Untuk memastikan benih yang karam tersebut benar benar baik, maka uji kembali benih tersebut dengan memasukannya kedalam air yang sudah diberi garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih yakni larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih yakni benih yang karam dalam larutan tersebut. Benih  yang telah diuji kemudian direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2-3 hari ditempat yang lembab hingga keluar calon tunas dan  kemudian disemaikan pada media tanah dan kemudian pupuk kompos sekitar sebanyak 10 kg.  Setelah umur semai 7-12 hari benih padi sudah siap ditanam. Berikut video cara penyemaian benih padi dengan metode SRI:





Tahap 2. Pengolahan lahan


Pengolahan lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan cara dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan minimal 2 kali pembajakan yangkni pembajakan berangasan dan pembajakan halus yang diikuti dengan pencangkulan: Total pengolahan lahan ini sanggup mencapai 2-3 hari. Setelh selasai, aliri dan rendam dengan air lahan sawah  tersebut selama 1 hari. Pastikan keesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 harian, perlu diingat, usahakan bibit yang disemai tidak melebihi umur 12 hari mengingat kalau terlalu bau tanah maka tumbuhan akan sulit menyesuaikan diri dan tumbuh ditempat gres (sawah) sebab akarnya sudah terlalu besar.  Silakan lihat video cara mengolah tanah dengan metode SRI:





Tahap 4. Penanaman


Sebelum ditanam, lakukan pencaplakan (pembuatan jarak tanam), jarak tanam yang baik yakni jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm. Lakukan penanaman dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam. Penanaman jangan terlalau dalam supaya akar bias leluasa bergerak.


Tahap 5. Perawatan


Pada penanaman budidaya padi organik dengan metode SRI yang paling penting yakni menjaga fatwa air supaya sawah tidak tergenang terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu, setiap hari petani biasanya melaksanakan control dan menutup serta membuka pintu air secara teratur.  Berikut panduan pengairan SRI:



  • Penanaman dangkal, tanpa digenangi air, mecek-mecek, hingga anakan sekitar 10-14 hari

  • Setelah itu, isi air untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk pemenuhan kebutuhan air dan melumpurkan tanah, digenangi hingga tanah tidak tersinari matahari, stelah itu dilairi air saja.

  • Sekitar seminggu kalau tidak ada pertumbuhan yang signifikan dilakukan pemupukan, ketika pemupukan dikeringkan dan galengan ditutup

  • Ketika mulai berbunga, umur 2 bulan, harus digenangi lagi, dan ketika akan panen dikeringkan


Pemupukan biasanya dilakukan pada 20 hari sehabis tebar, pupuk yang dipakai yakni kompos sekitar 175-200 kg. Ketika dilakukan pemupukan sawah dikeringkan dan pintu air ditutup. Setelah 27 hari sehabis tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.

Beberapa hama yang sering menyerang tumbuhan padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.


Cara penanganannya bisanya dengan cara manual, menciptakan orang-orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan pestisida hayati ibarat nanas, bawang putih dan kipait atau gadung, serta untuk penyakit biasanya dengan cara mencabut dan membakar tanaamn yang sudah terkena penyakit daun menguning. Untuk pencegahan harus dilakukan penanaman secara serentak supaya hama dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air yang baik, dan dengan melaksanakan sistem budidaya tumbuhan sehat yang cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.


Hama lain yang sering menyerang adalah  hama putih,  thrips, wereng, walang sangit, kepik hijau,  penggerek batang padi, tikus , dan burung. Sementara itu penyakitnya yakni penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, Busuk pelepah daun, fusarium, penyakit kresek atau hawar daun dan penyakit tungro.


Tahap 6. Panen


Padi mulai berbunga pada umur 2-3 bulan bulan dan sanggup dipanen rata-rata pada umur sekitar 3,5 hingga 6 bulan bulan, tergantung jenis dan varietasnya. Pada luasan lahan 200 meter persegi, untuk padi yang berumur pendek (3,5 bulan) biasanya diperoleh 2 kwintal gabah basah, setara dengan 1, 5 kuintal gabah kering atau 90 kg beras.  Setelah dipanen, padi sanggup dijual langsung, atau juga dijemur dulu sekitar 1-2 hari gres kemudian dijual, atau sehabis dijemur digiling gres dijual berupa beras ataupun untuk dikonsumsi sebagiannya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com