Saturday, January 21, 2017

√ Panduan Lengkap Budidaya Ikan Nila

Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Praktis berkembang biak dan mempunyai kemampuan pembiasaan yang baik.


Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar ibarat sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.


Ikan nila termasuk binatang pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, flora air dan banyak sekali binatang air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%.  Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak ibarat budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein tinggi,  sekitar 30-45%.


Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, dukungan pakan, hingga penanganan penyakit.


Memilih benih ikan nila


Pemilihan benih merupakan faktor penting yang memilih tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.


Budidaya ikan nila secara monosec (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat praktis memijah (melakukan perkawinan). Sehingga kalau budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.


Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosec. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila monosec bisa dibentuk sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya pembenihan ikan nila.


Persiapan kolam budidaya


Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan alasannya ialah cara membuatnya cukup praktis dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara menciptakan kolam tanah.


Keunggulan lain kolam tanah ialah bisa menjadi tempat tumbuh banyak sekali flora dan binatang yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pelet.


Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:



  • Langkah pertama ialah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup kalau permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak hingga membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.

  • Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.

  • Kolam yang telah digunakan biasanya mempunyai tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran diadaptasi dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan biar kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.

  • Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik  sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berkhasiat untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, kalau dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk menunjukkan nutrisi bagi binatang dan flora renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga binatang atau flora tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.

  • Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk menunjukkan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm.


Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.


Penebaran benih ikan nila


Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.


Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap pembiasaan terlebih dahulu. Gunanya biar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko maut benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.


Pemeliharaan budidaya ikan nila


Setelah semua persiapan tamat dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya ialah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila ialah pengelolaan air, dukungan pakan dan pengendalian hama penyakit.


a. Pengelolaan air


Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu kualitas air ialah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S kalau memungkinkan.


Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar pedoman debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan busuk busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, lalu menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.


b. Pemberian pakan


Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.


Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua ahad sekali, ambil sampel ikan nila secara acak lalu timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.


Perhitungan takaran pakan budidaya ikan nila:

Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.

Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.

Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari

Cek bobot ikan setiap dua ahad untuk menyesuaikan jumlah pakan.


c. Pengendalian hama dan penyakit


Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun kalau budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.


Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit nanah yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Kaprikornus bisa menjangkau satu atau lebih tempat kolam. Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan nila.


Pemanenan ikan nila


Waktu yang diharapkan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com