Wednesday, January 4, 2017

√ Panduan Teknis Budidaya Pisang

Budidaya pisang menjanjikan prospek yang cerah. Pisang (Musa sp.) merupakan tumbuhan tropis yang sangat populer. Buahnya digemari dan telah dikirimkan ke banyak sekali belahan dunia.


Indonesia mempunyai keanekaragaman buah pisang yang tinggi. Setidaknya terdapat 10 varietas buah pisang unggulan yang membanjiri pasar-pasar lokal maupun ekspor.


Syarat tumbuh tumbuhan pisang


Pisang merupakan tumbuhan khas tempat tropis. Tumbuh dengan baik mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1300 meter dari permukaan laut. Curah hujan yang diinginkan tumbuhan ini sektar 1500 hingga 2500 mm per tahun dengan temperatur 15-35°C.


Tanaman pisang sanggup tumbuh diatas hampir semua jenis tanah. Namun jenis tanah yang paling cocok ialah tanah yang bertekstur liat ibarat aluvial, banyak mengandung kalsium dan materi organik.


Persiapan bibit


Bibit mempunyai tugas penting dalam budidaya pisang. Untuk mendapat hasil maksimal selalu gunakan bibit yang bebas dari penyakit. Kalau sanggup dapatkan bibit varietas unggul dari forum terpercaya. Terdapat 3 jenis bibit untuk budidaya pisang, yaitu berupa anakan, bonggol dan hasil kultur jaringan.



  • Bibit anakan merupakan bibit yang diambil dari tumbuhan pisang yang telah mempunyai tunas atau anak. Anak tersebut dipisahkan dari tumbuhan pisang yang telah remaja dan sehat.

  • Bibit bonggol didapatkan dari bonggol tumbuhan pisang yang telah dipanen. Kemudian tumbuhan tersebut dibongkar dan diambil bonggolnya (bagian pangkal bawah). Bonggol dibersihkan, karanya dipapas tanpa merusak tunas. Kemudian dibelah-belah lagi seukuran mata tunas, atau sekitar 10x10x10 cm. Kemudian potingan bonggol ditanam di media tanam. Bibit dari bonggol siap dipakai untuk budidaya pisang sesudah tumbuh 3-4 bulan.

  • Kultur jaringan merupakan teknologi untuk memperbanyak tumbuhan yang dilakukan di laboratorium. Bibit dari kultur jaringan ini biasanya terbebas dari segala penyakit dan sanggup diadakan dalam jumlah yang banyak. Ukuran bibit juga seragam sehingga pengaturan waktu panen lebih gampang dilakukan.


Persiapan lahan budidaya pisang


Pastikan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya pisang terbebas dari penyakit Fusarium dan Pseudomonas. Bila sebelumnya lahan tersebut pernah terjangkit penyakit tersebut, lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan benar.


Bersihkan lahan dari gulma, cangkul atau bajak tanah dengan kedalaman 30-40 cm. Buat bedengan memanjang sesuai dengan kontur lahan. Jarak antar bedengan diatur sesuai dengan jarak tanam.


Jarak tanam budidaya pisang tergantung pada varietas pisang.  Misalnya untuk pisang barangan sekitar 3×3 meter. Dengan populasi maksimal 1000 rumpun tumbuhan per hektar. Setiap jarak 50 meter buat parit untuk jalan masuk drainase sedalam 1 meter.


Lalu biarkan lahan tersebut selama 2-5 minggu.


Penanaman bibit pisang


Setelah lahan final disiapkan buat lubang tanam ukuran 50x50x50 cm pada jarak tanam yang telah ditentukan. Kemudian berikan pupuk sangkar sebanyak 15 kg per lubang tanam. Kebutuhan pupuk untuk 1 hekter kira-kira sekitar 15 ton.


Pemeliharaan


Tindakan pemeliharaan yang diharapkan dalam budidaya pisang antara lain pemupukan, pengendalian gulma, penjarangan anakan, pembrongsongan tandan pisang dan pengendalian hama.


Pemupukan


Pemupukan dalam budidaya pisang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Lakukan pemupukan dengan cara memasukkannya pada lubang tugal dengan jarak sekitar 50 cm dari tanaman. Berikut tahapan pemupukan yang dianjurkan:



  • Pemupukan pertama dilakukan 1-2 bulan sesudah penanaman. Pupuk diberikan per rumpun tumbuhan pisang takaran pupuknya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram, KCl: 100 gram.

  • Pemupukan ke-2 dilakukan pada bulan ke 3-4. Dosisnya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram, KCl: 100 gram.

  • Pemupukan ke-3 dilakukan pada bulan ke 6-7. Dosisnya Urea:150 gram, KCl: 200 gram.

  • Pemupukan ke-4 dilakukan pad abulan ke 9-10. Dosisnya Urea: 150 gram, KCl: 200 gram.


Penyiangan gulma


Di awal pertumbuhan, sekitar 3 bulan pertama, lakukan penyiangan gulma lebih sering. Karena gulma akan berebut nutrisi dengan tumbuhan yang relatif masih lemah.


Setelah tumbuhan berumur diatas 5 bulan, penyiangan gulma akan lebih jarang alasannya ialah kanopi tumbuhan akan menutup area sekitar tumbuhan sehingga pertumbuhan gulma terhambat.


Penyiangan gulma sanggup dilakukan secara manual, namun apabila lahan budidayanya luas sanggup memakai herbisida.


Penjarangan anakan


Terdapat dua fungsi penjarangan anakan, yaitu untuk penyediaan bibit dan untuk merawat tumbuhan induk biar berbuah maksimal. Upayakan dalam satu rumpun tumbuhan pisang maksimal hanya ada 3 tanaman. Khusus untuk tumbuhan pisang cavendish sebaiknya dalam satu rumpun hanya ada 2 pohon, yang terdiri dari satu pohon induk dan satu anakan.


Tidak semua tunas yang tumbuh sanggup dijadikan anakan untuk pembibitan. Jumlah anakan yang sanggup diambil dalam satu tergantung dari populasi rumpun. Misalnya, bila dalam satu rumpun ada 3 pohon yang terdiri dari satu pohon induk dan dua anakan remaja maka tunas yang sanggup diambil untuk dijadikan bibit hanya satu. Bila dalam satu rumpun ada 2 pohon yang terdiri dari satu induk dan satu anakan remaja maka sanggup diambil maksimal 2 tunas untuk pembibitan.


Kriteria anakan yang sanggup dipilih untuk pembibitan adalah:



  • Tunas berasal dari pohon induk bukan dari anakan dewasa.  Tunas yang diambil dari anakan remaja pertumbuhannya kurang baik, gampang terjangkit penyakit dan bahkan sanggup mati bujang.

  • Tinggi tunas 20-40 cm.

  • Bentuk bonggol besar ke bawah.

  • Terlihat sehat, kuncup daun baik.


Pembrongsongan tandan


Pembrongsongan atau pembungkusan tandan dilakukan sebelum pisnag pertama membuka, jantung sudah mulai merunduk namun beum mekar. Gunakan pembungkus dari plastik khusus  heigrow berwarna biru atau kantong plastik yang mengandung insektisida.


Tujuan pembungkusan untuk mencegah buah pisang terjangkit hama dan penyakit.


Pohon yang berbuah banyak atau tandannya panjang hendanya ditopang dengan bambu atau penopang lainnya. Tujuannya biar tumbuhan tidak roboh sebelum dipanen.


Pengendalian hama


Hama dan penyakit tumbuhan pisang yang paling ditakuti anatara lain layu fusarium, layu darah dan serangan pohon kerdil. Lihat cara pengendalian hama dan penyakit tumbuhan pisang.


Pemanenan buah pisang


Umur panen buah pisang gotong royong tergantung pada tujuan pasar atau distribusi. Untuk tujuan ekspor buah harus dipanen lebih cepat. Namun secara umum buah pisang dipanen pada tingkat kematangan 3/4 untuk pasar ekspor, dan untuk pasar lokal sanggup dipanen pada tingkat kematangan penuh.


Atau, kalau dilihat dari umur buah pisang sanggup dipanen sekitar 3-4 bulan dihitung semenjak bunga mekar. Ciri-ciri buah yang sudah siap dipanen bentuknya membulat, tidak ada lipatan sudut yang tajam. Bunga yang terdapat pada ujung buah sudah mengering dan gampang dipatahkan. Warna kulit berubah dari hijau bau tanah menjadi hijau muda dan daun bendera pada tumbuhan sudah mengering.


Bila dicek secara laboratorium, buah pisang siap panen memilki kandungan pati 19,5-20% dan kandungan gula 0,5-1%.


Hal yang perlu diingat, jangan hingga buah pisnag jatuh ketika dipanen. Tebang pohon pisang kira-kira dua pertiga dari atas tanah. Tiriskan getah yang menetes dari tandan.


Referensi



  • Buku saku pisang (Musa sp.). Direktorat Buah dan Florikultura, Kementerian Pertanian RI.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com