Friday, February 10, 2017

√ Panduan Teknis Budidaya Tomat

Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tumbuhan orisinil dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini idealnya ditanam pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Secara umum tomat sanggup tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl.


Dewasa ini terdapat lebih dari 400 varietas tomat yang ditanam secara global. Ada varietas yang hanya cocok di dataran tinggi menyerupai berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran rendah menyerupai varietas intan, ratna dan CLN. Ada juga yang sanggup ditanam baik di dataran tinggi maupun rendah, menyerupai GH2 dan GH4.


Memilih benih tomat


Untuk menentukan jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya.


Benih tomat sanggup didapatkan dengan gampang diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita sanggup membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).


Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup renta ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya tepat (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.


Penyemaian benih tomat


Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu hingga mempunyai daun dan batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan penanaman masal. Lihat cara menciptakan media persemaian untuk tumbuhan hortikultura.


Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi resiko tumbuhan stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda menentukan persemaian bedeng, hendaknya hati-hati ketika mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya penyemaian hingga tumbuhan siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.


Tips untuk persemaian bedengan, buat larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm. Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan hingga bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan dengan tanah dan siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara putar yaitu mengambil tumbuhan dengan tanah disekitarnya.


Tips untuk persemaian polybag/pot, sesudah media persemaian dibentuk lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Kemudian bubuhkan biji tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam. Cara memindahkannya yaitu dengan merobek atau melepas polybag/pot. Lalu masukkan tumbuhan beserta tanah yang terdapat di polybag/pot kedalam lubang tanam.


Pengolahan tanah


Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5), tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus diubahsuaikan dengan tingkat pH tanah masing-masing.


Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.


Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik menyerupai pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor sanggup ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.


Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat mempunyai kegunaan terutama pada demam isu kemarau. Mulsa plastik mempunyai kegunaan untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan biar buah tomat tetap higienis tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah selama satu ahad sebelum ditanami.


Penanaman bibit tomat


Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.


Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag atau pot, lepas terlebih dahulu wadahnya kemudian masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan tumbuhan kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.


Pemeliharaan dan perawatan


Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting apabila kita hendak melaksanakan budidaya tomat.


 merupakan tumbuhan orisinil dari Amerika Tengah dan Selatan √ Panduan teknis budidaya tomat


a. Penyulaman


Penyulaman berfungsi untuk mengganti tumbuhan yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah alasannya cuaca. Penyulaman dilakukan sesudah seminggu tomat ditanam. Cabut tumbuhan yang terlihat tidak sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.


b. Penyiangan


Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama demam isu tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan sanggup lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, alasannya tumbuhan harus bersaing dalam mendapat nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang hama dan penyakit yang sanggup menyerang tumbuhan utama.


c. Pemangkasan


Pemangkasan pada tumbuhan tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera biar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda sanggup dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tumbuhan tomat, ujung tumbuhan sanggup dipotong. Pemotongan ujung tumbuhan dilakukan sesudah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.


d. Pemupukan tambahan


Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada ketika tumbuhan akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan sanggup dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair dihentikan melebihi 2%. Selain itu, kita sanggup menambahkan pupuk sangkar atau kompos sesudah tumbuhan berumur 2-3 ahad dengan takaran satu gengam tangan per tanaman.


Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu ahad berikan gabungan urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian sesudah umur 2-3 ahad berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 ahad tumbuhan masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan, dukungan urea dan KCl jangan hingga mengenai tumbuhan alasannya sanggup melukai tumbuhan tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.


e. Penyiraman dan pengairan


Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan hingga kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya tomat menciptakan pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan sanggup menimbulkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.


Kekeringan yang panjang sanggup menimbulkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya diubahsuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki yaitu kanal drainase biar air tidak menggenang disekitar areat tanaman. Pada demam isu kemarau, penyiraman sanggup dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan hingga tanah retak-retak kekeringan.


f. Pemasangan lenjeran


Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tumbuhan biar tidak roboh. Lenjeran dibentuk dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman. Lenjeran sanggup dibiarkan tegak berdikari atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung mempunyai kegunaan untuk memperkokoh posisi lenjeran.


Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tumbuhan akhir penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan bacokan lenjeran sanggup menghambat pertumbuhan dan mengundang penyakit.


Pemasangan lenjeran dilakukan sesudah tinggi tumbuhan berkisar 10-15 cm. Ikatkan tumbuhan tomat dengan tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 biar batang tomat tidak terluka alasannya bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu berpengaruh biar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tumbuhan bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tumbuhan dengan tali plastik pada lenjeran.


Pengendalian hama dan penyakit


Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut sanggup disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya memakai pestisida yang alami. Silahkan lihat cara menciptakan pestisida organik.


Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak sanggup diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap tiba dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan takaran penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menjadikan imbas lingkungan yang jelek dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus memakai pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan materi aktif berbeda.


Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan hibrida atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, dukungan pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tumbuhan pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.


Pemanenan budidaya tomat


Budidaya tomat gres sanggup dipanen 60-100 hari sesudah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen menurut umur tumbuhan adakala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, serpihan tepi daun menguning dan serpihan batang mengering.


Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari alasannya pada siang hari tumbuhan masih melaksanakan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan sanggup dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tumbuhan tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu sanggup mencapai 25-30 ton per hektar.


Baca juga artikel ini:





Sumber aciknadzirah.blogspot.com