A. Pengertian Konsep Akal Pikiran
Sebagai makluk yang diciptakan Allah Swt dalam posisi yang paling tepat dan diangkat sebagai khalifah oleh Allah Swt di permukaan bumi ini yaitu menjadi alsan bila Pikiran yang Allah Swt berikan kepada munusia merupakan sebuah kelebihan yang sangat besar dari proses penciptaan yang lainnya. Akal pikiran insan yaitu laksana roda pengerak yang bisa membuat aneka macam fatwa dan bahan yang sanggup dipakai untuk kemaslahatan insan di dunia. Namun harus diingat bila pikiran adan nalar yang dititipkan oleh Allah Swt bukan hanya untuk mencari kebahagan di dunia saja akan tetapi juga sebagai sarana yang sanggup dipakai sebagai jalan untuk mendapatkan kebahagian insan dari Allah di alam abadi kalak nantinya.
![]() |
Konsep Akal Pikiran dan Hati Dalam Islam |
Otak insan merupakan media yang diciptakan oleh Allah Swt utuk beripikir dalam meneruskan keberlangsungan kehidupan di muka bumi. Namun terkadang kebanyakan insan hanya terlalu mengunakan pikiranya untuk mencari aneka macam kebahagia di dunia saja sehingga mereka membutakan hati mereka dengan menghalalkan aneka macam macam cara untuk mewujudkan aneka macam harapan mereka. Jika kita sebagai orang islam mengunakan pola pikir yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kepentingan pribadi, maka disini kita sendiri sanggup mengolomgkan diri kita sama dengan pola binatang yang diciptkan Allah Swt walaupun binatang tersebut tidak mempunyai nalar pikiran menyerupai layaknya manusia. binatang diciptakan oleh Allah Swt dengan tidak diberikan nalar dan pikiran layaknya Allah Swt membuat manusia, sehingga pola hidup mereka hanya untuk mengisi perut mereka saja ataupun boleh dikatan bila binatang itu hidupnya hanya untuk makan sehingga tidak ada berlaku aturan pencurian penjarahan dan lain sebagainya bagi para binatang tersebut. Jika ada insan yang diciptakan oleh Allah Swt yang berperilaku sama dengan sikap binatang ini terperinci sekali mengidentifikasi bila insan tersebut malah lebih hina dari binatang alasannya yaitu mereka mengunakan nalar pikiran yang Allah swt ciptakan pada diri mereka hanya untuk berpikir untuk berperilaku layaknya sikap hewan.
(Baca Pentingnya Memahami Kosep Kesadaran dalam Kehidupan)
(Baca Mengapa Allah Menciptakan Satu Mult dan Dua Telinga)
(Baca Pentingnya Memahami Kosep Kesadaran dalam Kehidupan)
(Baca Mengapa Allah Menciptakan Satu Mult dan Dua Telinga)
Maka untuk itu, sebagai insan yang proses penciptaannya lebih dari makluk lain, ada baiknya kita mengunakan nalar dan pikran yang Allah Swt, berikan untuk melaksanakan aneka macam kebajikan yang bermanfaat untuk kemaslahatan insan dan susuai dengan tuntunan Allah Swt dan Rasulnya sehingga kita akan selamat untuk hidup didunia dan di alam abadi kalak nantinya. pola pikita natar hati dan otak (pikiran) mempunyai imbas yang sangat erat, alasannya yaitu hati kita insan diciftakan oleh Allah Swt untuk memfilter (Menyaring) pemikiran-pemikiran yang tidak sehat yang dihasilkan oleh otak sehingga hasil penyaringan ini sangat besar lengan berkuasa dengan pola hidup insan tersebut. untuk lebih jelasnya mari kita lihat kupasan wacana makna dan kiprah hati di bawah ini.
B. Pengertian dan Jenis-Jenis Hati nurani
Manusia merupakan makhluk yang mulia di muka bumi ini. Allah Swt telah meberikan Akal dan Pikiran, hawa nafsu, dan hati nurani pada diri insan sendiri, sehingga derajat mereka ditinggikan melebihi makhluk ciptaan Allah lainnya di dunia ini. Berbeda dengan Malaikat yang selalu patuh, insan diberikan kebebasan untuk menentukan jalannya sendiri. Antara yang benar dan buruk, keduanya sanggup dibedakan bila seseorang mempunyai hati nurani yang murni. Sebagian besar orang mengolongkan bila insan pembunuh, pelaku korupsi, dan pencuri yaitu jensi insan yang tidak mempunyai hati nurani (kasih sayang). Perbuatan para penjahat tersebut hanya didasari oleh nafsu duniawi tanpa diimbangi hati nurani. Nah, yang jadi pertanyaan gotong royong apa sih hati nurani itu? Bagaimana islam memandang hati nurani? Berikut ini pengkajiannya secara mendalam. Kata dasar Hati nurani itu dirujuk dari bahasa Latin yaitu ‘Conscientia’ yang bermkna kesadaran/kepekaan. Hati nurani juga bisa diistilakan sebagai bunyi hati, bunyi batin, atau kata hati. Jika didefinisikan secara luas, hati nurani yaitu kesadaran moral yang tumbuh di dalam hati insan dan menghipnotis tingkah laris seseorang.
Kita paham bila Hati nurani mempunyai hubungan yang bersahabat dengan kosep kesadaran diri manusia. dengan makna lain, bila seseorang yang mempunyai hati nurani yang sehat maka mereka termasuk orang yang mempunyai konsep kesadaran untuk membedakan yang mana tindakan yang benar dan yang mana tindakan yang salah samasekali. Pada keadaan normal,rasa hati nurani ini timbul dalam bentuk bisikan halus yang tiba dari jiwa paling terdalam dalam pirasat kebenaran..
Secara lebih khusus, jenis konsep hati nurani insan sanggup dibedakan dalam dua jesni yaitu sebagi berikut:
1. Hati nurani retrospektif
Jenis Hati nurani bersipat retrospektif yaitu cara bagaimana seseorang menilai perbuatan/aktivitas yang telah dilakukannya di masa lampau/lalu, jenis ini boleh dikatakan semacam seseoramng menghakimi diri sendiri jawaban kehiatan tersebut. Bila ia berbuat kesalahan maka ia mempunyai rasa cpenyesalan dan menyalahkan diri mereka. Sebagi contohnya, sehabis kau berbohong kepada orang bau tanah mu. Kamu Pasti meresakan perasaan menyesal alasannya yaitu kau tidak berlaku jujur pada mereka, walaupun gotong royong jaiuh di hati nuranimu sudah memerintahkan untuk berkata apa adanya (jujur).
2. Hati nurani prospektif
Jenis Hati nurani yang prospektif yaitu bagaimana seseorang menilai perbuataanya di masa yang akan tiba atau yang sedang dilalui merka pada dikala kini ini. Ini Biasanya ditandai dengan timbulnya nya penolakan-penolakan pada diri merka. Sebagi Contoh, ketika seorang pemimpin pengadilan (hakim) mendapatkan suap untuk menyelasikan kasusnya, maka hati nurani hakim tersebut niscaya cenderung menolak untuk mendapatkan suap tersebut.
Sama halnya dengan budi pekerti pada manusia, hati nurani juga perlu siraman ilmu pengetahuan alasannya yaitu hati sangat berperan sebagai pemandu kehidupan manusia. Jika seseorang diajarkan wacana susila dan moral yang benar (sesuai syariat agama) sedari kecil merak, maka seseorang tersebut sanggup tumbuh menjadi pribadi santun dalam kehidupan sehari-harinya. Walupun demikian, tidak selamanya bila hati memperlihatkan bisikan benar, adakalanya seseorang mempunyai isi hati kotor sehingga membuat hidupnya tidak damai dan menderita alasannya yaitu selaalu berpikir negatif yang dipenuhi oleh kedengkian, iri hati dan lain sebaginya.
C. Hati Nurani Dalam Sudut Pandang Islam
Menurut citra dari kebanyak para pemukan ulama islam,mereka meyebutkan hati nurani disebut sebagai “Qalbu”.Kata Qalbu sendiri dirujuk dari bahasa arab “Qalb”, dimana kata Qalb sendiri merupakan bentuk dari kata bentuk mashdar dari dasar kata Qalaba, Qalban, Yaqlibu yang berarti membalikan atau memalingkan. Menurut iman Al-Ghazali, qalb sanggup diartikan dalam 2 makna. Pertama qalb merupakan sepotong daging (Jantung) yang terletak di kiri dada manusia. Yang kedua, qalb merupakan Lathifah-Rabbaniyah- Ruhaniyyah yaitu sesuatu yang bersifat halus (tidak bisa dilihat dengan mata kepala namun hanya bisa dilihat oleh mata batin), berafiliasi dengan Ketuhanan, dan bersifat ruhaniah. Qalbu dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu qalbu jasmaniah dan qalbu ruhaniah.
1. Qalbu jasmaniah
Qalbu jasmaniah berarti organ badan insan yang tugasnya memompa darah, yakni jantung. Definisi ini berpacuan pada hadist terkenal yang dijelaskan oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia yaitu hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
2. Qalbu Ruhaniah
Jenis Qalbu ruhaniah ini yaitu sesuatu yang berafiliasi dengan perasaan batin dan tidak kasat mata. Ini didasarkan pada hadist yang diriwayat oleh Ibnu Maja:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ
“Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya.” (Hadist Riwayat Ibnu Majah)
Sumber http://www.pondok-belajar.com/