Wednesday, September 27, 2017

√ Konsep Bhineka Tunggal Ika Dan Lakumdinukum Waliadin

Sebagaimana kita ketahui bahwa Dalam konsep agama islam bergotong-royong banyak sekali konsep untuk saling menghormati/menghargai antara yang berlainan teruma dalam hal beragama, bukan hanya yang tercetus dalam ayat ‘lakukumdinukum waliadin’. Tetapi disini saya hanya sedikit mengomentari sedikit banyak kelemahan sebagian orang dalam memahami konsep kebhinekaan tungal ika seandainya kita memaknainya tanpa berpegang dengan tenguh dengan konsep keyakinan kita (agama). Sebab seandaain kita hanya sekedar melihat konsep ini secara sekilas saja maka secara tidak eksklusif itu akan menjadi kelemahan orang islam dalam mengaplikasi segala macam aturan islam dalam menjalani perahu kehidupan mereka di negeri ini.

 Sebagaimana kita ketahui bahwa Dalam konsep agama islam bergotong-royong banyak sekali konsep u √ Konsep Bhineka Tunggal Ika Dan Lakumdinukum Waliadin
Konsep Bhineka Tunggal Ika Dan Lakumdinukum Waliadin

Mengapa disini saya beranggapan demikian? Ini semua didasarkan atas banyaknya konsep kebersamaan dalam pedoman agama islam yang kebanyakan salah dipahami oleh orang islam itu sendiri apalagi lagi non islam, dimana sebagian memandang seakan-akan kosep kebersamaan yang terdapat dalam pedoman islam itu tidak sangat cantik kalau kita membandingkannya dengan konsep pemahaman bhineka tunggal ika. Maaf posisi disini saya bukan untuk bermaksud menyalahkan konsep bhineka tunggal ika, tetapi saya disini hanya ingin menekankan kepada para kaum muslimin untuk lebih memahami konsep keberagaman yang terkadung dalam pedoman islam itu sebagai fundamen dasar untuk memahami dan menerapkannya dalam konsep bhineka tunggal ika. Toh kalau jika sebagian besar umat islam masih banyak yang mengabaikan konsep keberagaman dalam pedoman islam dan lebih mengutamakan konsep kebhinekaaan tanpa mendalami makna yang lebih dalam sebagaimana yang dikonsepkan oleh pendiri bangsa ini, maka keterbatasan pemahaman konsep bhineka tunggal ika tersebut akan menjadi kerikil lonjatan untuk menyalahkan banyak sekali tuntunan pedoman islam yang dianggap sebagai sebuah kebudayaan islam versi orang Arab yang ada di Indonesia.
begini logikanya, kalau kita lihat keberagaman budaya dari sabang hingga meurauke, jadi hampir tidak ada konsep budaya bangsa kita yang mengunakan pakaian baju koko, dan berbusana muslimah menyerupai yang dianjurkan islam , sehingga boleh jadi suatu masa nanti orang-orang yang anti dengan konsep pedoman islam akan menghembuskan kalau penggunaan pakaian koko bagi laki-laki dan pakaian kebaya dan jilbab bagi muslimah yang merupakan budaya entitas arab dan harus kita berantas bersama, dengan alasan kalau kita masih memakai pakaian tersebut dalam kehidupan kita berarti itu menyampaikan kalau kita masih di jajah oleh bangsa Arab (negara arab). Sungguh lucu memang mengapa sanggup ada opini yang demikian untuk memudarkan panji-panji islam yang seharusnya kita terapkan sebagai bentuk kepatuhan kita selaku orang islam kepada rabbi. Kalau saja pemikiran yang demikian terus terjadi, apakah ini tidak akan mengakibatkan kalau suatu hari nanti generasi islam dikemudian hari akan beropini/berpikiran kalau agama itu cuman sebatas budaya. Kalau memang pernyataan saya ini agak sedikit berlebihan berdasarkan anda, maka coba buktikan sendiri berapa banyak pemuda-pemudi islam yang betul betul memahami dan menjalankan pedoman islam dengan benar sesuai dengan tuntunanya di zaman sekarang? Jawablah dengan jujur

Sekali lagi posisi saya disini bukan untuk menyalahkan konsep bhineka tunggal ika, tetapi ini semua diilhami dari citra kehidupan orang-orang islam kini yang terlalu bebas dalam memaknai konsep kebersamaan dan toleransi, sehingga mengakibatkan sebagian orang islam yang kurang mempunyai pemahaman/pengetahuan ihwal islam akan gampang tejerumus dan tergelincir dengan sendirinya kadalam kosep kebersamaan dimana akan membenarkan semua agama untuk diikuti. Selain itu kalau kita melihat banyak sekali orang kini dikalangan islam sendiri yang menentang ihwal proses pelaksanaan syaraiat islam di Aceh dengan membawa informasi HAM, gender dan juga membawa alasan kalau indonesia bukan negara agama akan tetapi ini negara pancasila. padahal mereka sendiri tidak memahami bagaimana konsep HAM dan gender yang ada dalam pedoman agama islam. Bahkan yang lebih lucu lagi mereka sendiri menafikan ihwal Aceh dengan apa yang pernah diraih oleh Kerajaan Aceh pada massa menerapkan konsep syariat islam sebagai undang-undang pemerintahan yang sah pada dikala itu, apakah mereka tidak tahu kalau di Aceh pada masa tersebut pernah diperintah oleh beberapa sultanah, dan untuk dipahami saja salah seorang panglima angkatan lautnya yang berpangkat laksamana ialah seoarang perempuan. jadi alasan apa yang mendasari pemikiran mereka tersebut untuk menyudutkan islam dengan menyampaikan kalau penerapan syariat islam di Aceh akan menghambat gender, dan konsep gender yang bagaimana sih yang akan mereka maksudkan? Apakah gender yang membolehkan semua perempuan dipakai sebagai alat untuk menjual produk [sebagai penarik iklan dari suatu product]? Mereka bergotong-royong tidak sadar kalau mereka sendirilah yang telah melanggar konsep-konsep kebhinekaan tunggal ika dikarenakan telah memprotes proses pelaksanaan syariat di Aceh, jadi apakah alasannya ialah penerapan syariat islam di Aceh jadi Aceh dianggap bukan penggalan dari indonesia [budaya orang arab] sehingga mereka sanggup memprotesnya dengan anggapan menyalahi aturan bhineka tunggal ika? Hahaha

Inilah bergotong-royong yang menjadi dasar dari penulisan saya ini, dengan mengajak semua orang islam untuk lebih memahami kosep islam dengan tepat sebagai dasar fondasi untuk mengaplikasikan kosep kebhinekaan kita, sehingga kita tetap akan memaknai dan mengaplikasikan konsep bhineka tunggal ika tersebut sesuai menyerupai apa yang di inginkan oleh pendirinya yang hampir kesemuaannya dari mereka ialah orang islam dan sangat paham dengan aturan islam, disamping juga mereka ialah sosok nasionalis sejati namun berjiwa agamis.


Sumber http://www.pondok-belajar.com/