Di abad globalisasi, yang dimana zaman semakin maju dan teknologi semakin canggih yaitu tantangan bagi setiap negara untuk mempertahankan kebudayaannya semoga tidak tercampur dengan budaya luar. Kebudayaan absurd yang masuk telah memperlihatkan dampak terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya yaitu budaya Korea. Sudah banyak di Negara Indonesia terutama para cukup umur yang menjadi penggemar idol korea atau biasa disebut kpopers. Mirisnya banyak yang menjelek-jelekkan mereka yang menyukai kpop. Banyak juga kpopers yang membenarkan perihal apa yang mereka jelek-jelekkan, alasannya yaitu semua tergantung kita akan memalsukan dan mengikuti arus yang mana.
Jadi kpopers itu pilihan, jangan salahkan dunia kpop yang katanya membawa dampak negatif alasannya yaitu itu budaya mereka. Memang benar kebanyakan kpopers yang suka teriak-teriak kalau melihat idolanya (oppa-oppa) lagi keren sewaktu di panggung tapi tidak semua beranggapan menyerupai itu. Jadilah kpopers yang tidak fanatik. Kaum kpopers menyukai mereka bukan semata-mata alasannya yaitu mereka berwajah tampan, tapi proses dan kerja keras mereka untuk meraih mimpi yang menciptakan para kaum kpopers termotivasi untuk tidak mengalah dan lebih ulet berusaha untuk menjadi orang sukses.
Dan untuk yang hanya menyukai dramanya, memang benar drama korea bikin kecanduan. Semua yang berlebihan itu tidak baik. Kpopers yang suka nonton drama korea, hanya sebatas menonton. Jangan kolot dan berpikirlah secara realistis. Kaum kpopers juga masih dapat membedakan yang namanya drama dan kehidupan nyata. Jangan hanya drama korea, film-film yang lain juga masih banyak. Coba lihat, ftv dan sinetron Indonesia pun kisahnya juga cinta-cintaan yang menye-menye dan drama korea pun tidak hanya ber-genre romance saja tapi juga banyak genre yang lain. Misalnya, perihal keluarga, hukum, kedokteran, sekolah dan masih banyak lagi. Bahkan lewat drama kita dapat belajar.
Mengapa harus menembakkan kesalahan ke orang-orang yang suka korea? Lalu apa bedanya dengan mereka yang suka dangdutan? Yang nonton dangdut sambil nyawer-nyawer. Mereka juga menggunakan pakaian yang minim kan? Kenapa yang dipojokkan hanya fans-fans korea? Sepertinya fans korea sudah dianggap sangat kolot dan tidak beragama sama sekali. Kita orang Indonesia mempunyai watak ketimuran yang harus diterapkan hingga kapanpun. Berbicara perihal ketimuran, seharusnya orang korea juga termasuk kalangan kita sebagai orang timur.
Mereka juga mempunyai pakaian watak yang sopan. Coba lihat pakaian hanbok orang korea, manis dan sopan sekali. Bahkan banyak yang beropini bahwa lebih sopan hanbok daripada kebaya. Tapi kita semua niscaya mengikuti perkembangan zaman, kalau kemana-mana pakai hanbok itu sudah kuno. Sama menyerupai di Indonesia, kalau kemana-mana pakai kebaya maka akan menjadi materi tertawa semua orang.
Jadi, buat kalian para kpopers. Jadilah kpopers yang bijaksana. Jika itu baik dan masuk akal maka tidak apa-apa, sebaliknya kalau itu buruk maka tinggalkan. Carilah kebaikan dengan hobi kalian menjadi seorang kpopers. Menjadi fangirl hanya untuk bersenang-senang. “Berhentilah menyebabkan dunia sebagai hiburan” meskipun sangat susah sekali menyerupai itu. Seseorang yang hatinya sudah terpaut pada Allah SWT, maka takkan pernah merasa butuh hiburan. Sebab segala ibadah sudah lebih dari sekedar mententramkan hati dan jiwa.
Kita boleh menyukai kpop tapi harus tau batasan-batasan mengidolakan dan perilaku yang kita lakukan sebagai seorang penggemar. Yang terpenting jangan meninggalkan kiprah dan kewajiban kita alasannya yaitu mengidolakan kpop. Apalagi kalau kalian seorang muslim. Karena sebaik-baiknya idola dan pola yaitu Rasulullah SAW. Selalu utamakan Allah SWT dan Rasul-Nya. Jangan hingga lalai dalam beribadah dan selalu mengutamakan kepentingan agama. Serta jangan lupa bersyukur. (ARR)
Sumber aciknadzirah.blogspot.com