Dalam perjalanan ini saya mengambil salah satu skenarion di Terminal purabaya bungurasih yaitu terminal terbesar di asia tenggara. terminal ini berada di desa bungurasih, kecamatan waru, kota sidoarjo. Dalam sehari terminal ini terdapat sekitar 120.000 penumpang. Penampakan terminal rapi dan lebih menyerupai bandara dari pada terminal. Hal ini alasannya yaitu terlihat lebar sejauh mata memandang. Bus yang keluar masuk silih berganti dengan selang waktu 15 hingga 30 menit. membuatku ingin mengamati. Sepanjang berjalan hingga ke daerah penumpang naik ke bus terdapat penjual mulai dari yang muda hingga emak-emak ataupun bapak bapak. Sempat terpikir bahwa mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan untuknya dan keluarganya. Membuatku berpikir kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki. Masih banyak orang-orang disana yang harus bersusah payah untuk mencari nafkah.
Terlintas, mengingat keragaman yang ada di sekitar lingkungan terminal. Mulai dari penjual yang menjajakan barang daganganya. Ada yang menjual minuman, tisu, camilan hingga gorengan. Terkadang juga terdapat bapak bapak yang menjual pemotong kuku, pensil warna, buku do’a dan masih banyak lagi. Saat bus berjalan beberapa putaran roda ada saja yang naik ke dalam bus bukan sebagai penjual juga penumpang, melainkan seorang pengamen ataupun pembaca puisi.
Kondisi terminal purabaya bungurasih higienis dan yummy dilihat. Terminal ini juga apik dalam pelayananya, hanya saja terdapat beberapa oknum bus abal abal. Beberapa akun di media umum sempat Mengutarakan bahwa terminal bungurasih belum ditertibkan keamananya. Ini di posting oleh salah satu penumpang dengan inisial hp. Ia mengutarakan bahwa ia sempat tertipu alasannya yaitu salah masuk bus oknum yang tidak bertanggung jawab. Saat itu ia turun dari taksi dengan membawa koper denga istrinya. Tiba-tiba terlihat seorang dengan menggunakan rompi dengan nama bus inisial SR. ia diyakinkan bahwa bapak itu benar-benar resmi sebagai kernet bus. Saat ia naik ke bus, kondisi body tidak meyakinkan bahwa bus itu benar-benar kondusif dan terpercaya. Alih-alih ia disuruh membayar 195.000 untuk perjalanan Surabaya-kudus, sedangkan harga normal 95.000. pernyataan pengalaman ini diunggah di salah satu media umum pada tahun 2017. Aksi curang calo juga diunggah di youtube oleh tribunnews.com pada 18 Februari 2018. Padatanggal 5 maret 2018 telah dilakukan penertiban dan higienis dari calo yang berkeliaran
Dengan insiden tersebut sebagai penumpang harus berhati hati, jangan hingga kena bujuk rayu calo dan jangan gampang percaya. Harus lebih waspada dan teliti ketika akan bertindak. Tips biar tidak gampang di bohongi yaitu dengan berlagak menyerupai orang yang sudah tahu segala informasi, dan jangan tunjukkan verbal linglung menyerupai kebingungan, cari petugas barulah anda bertanya terkait informasi ihwal perjalanan anda. Jangan menyerahkan barang dengan orang yang mencurigakan. Di terminal tidak perlu membawa tanda pngenal balasannya disini paling rawan terjadi kejahatan daripada bandara dan stasiun. Saat akan naik kereta harus menunjukkan e-ktp sedangkan bandara harus menunjukkan passport.
Saat menjelang hari libur, terminal paling banyak di tuju orang atau calon penumpang. Mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu pulang ke kampung halaman masing-masing. Berikut gambar ketika lonjakan calon penumpang jelang pemilu. Di malam hari pada tanggal 16 April 2019
Semua calon penumpang di terminal ingin segera pulang ke kampung halaman mereka, namun jumlah bus dan calon penumpang tidak sebanding. Banyak penumpak yang berdesakan di bus, hingga pintu bus hampir tidak busa ditutup alasannya yaitu penumpang berdesakan hingga ambang pintu. Lebih parahnya calon penumpang yang akan menuju boonegoro kekurangan bus. Saya menemui ibu asal bojonegoro yang berumur sekitar 29 menunggu dari jam tiga sore hingga malam pukul tujuh, belum kunjung naik ke bus. Penyebab bus bojonegoro tak kunjung tiba yaitu alasannya yaitu bus dari bojonegoro di alihkan ke terminal wilangun, bukan bungurasih. Rel kereta api di lamongan diperbaiki mengakibatkan kemacetan parah. Alasan itu yang menciptakan bus yang seharusnya menuju bungurasih dialihkan ke wilangun. (Fzh)
Sumber aciknadzirah.blogspot.com