Wednesday, November 29, 2017

√ Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima Tersedia Secara Daring

Assalamu alaikum warrahmatullahi wabbarakatuh, Bapak/Ibu pengunjung blog kami yang setia, inilah gosip terbaru yang kami kutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perihal diluncurkannya edisi daring Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) baru-baru ini, sehingga para guru semakin gampang dalam meningkatkan kompetensinya.

Tampilan laman KBBI Edisi kelima

Jakarta, Kemendikbud --- Aplikasi Kamus  Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V) ketika ini sudah sanggup diakses secara daring (online). Masyarakat sanggup mengakses laman KBBI edisi terbaru ini melalui alamat http://kbbi.kemdikbud.go.id/.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meluncurkan KBBI V baik versi daring maupun cetakan di Hotel Bidakara Jakarta, Jumat (28/10/2016). Peluncuran laman tersebut merupakan rangkaian dalam puncak peringatan Bulan Bahasa Tahun 2016. Hadir dalam peluncuran tersebut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Dadang Sunendar dan Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi. 

KBBI V daring mempunyai sejumlah kemudahan yang merupakan perbaikan dari KBBI III daring. Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada laman KBBI V ini ialah pencarian, kemudahan pengusulan entri gres atau koreksi entri, dan tautan ke Google untuk  pencarian referensi  atau konteks pemakaian. Selain layanan untuk pengguna, aplikasi KBBI daring juga terintegrasi dengan pekerjaan penyusun kamus.

Selain KBBI V daring, sejumlah aplikasi kebahasaan juga diluncurkan ialah Tesaurus Tematis daring, Ensiklopedia Sastra Indonesia daring, dan Aplikasi Pengayaan Kosa Kata versi IOS.
Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud juga mengajak masyarakat Indonesia gembira dengan Bahasa Indonesia yang bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia. "Saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa Austronesia terbesar di dunia, dengan jumlah penuturnya sudah berada di atas 300 juta orang, yang berarti termasuk bahasa terbesar nomor empat di dunia, lebih besar dari bahasa Jepang, bahkan bahasa Jerman," kata Muhadjir.

Dengan potensi menyerupai itu, berdasarkan Mendikbud, ketika ini Malaysia bersemangat mencoba mengadaptasi Bahasa Melayu yang mereka gunakan dengan menyerap bahasa Indonesia untuk melihat kesesuaian yang ada di antara keduanya.
sumber : kemdikbud.co.id

Sumber http://jendeladuniamaju.blogspot.com