Monday, January 1, 2018

√ Lebih Baik Cerai Daripada Tidak Merokok

 Kisah ini saya ambil dari seorang sahabat yang tentunya beliau yaitu seorang perokok aktif ba √ Lebih Baik Cerai Daripada Tidak Merokok

Kisah ini saya ambil dari seorang sahabat yang tentunya beliau yaitu seorang perokok aktif bahkan sangat aktif. Dia bekerja menjadi seorang sopir kendaraan beroda empat yang kerjanya mengangkut barang dari kawasan ke daera lain, dalam sehari beliau bisa menghabiskan sampai 3 bungkus rokok. Jika satu bungkus berisi 16 batang maka beliau dalam sehari bisa menghabiskan 48 batang rokok atau rata-rata dalam satu jam beliau bisa menghabiskan dua setengah batang.

kenapa saya memberi judul Lebih Baik Cerai Daripada Tidak Merokok, kisah ini bermula dari sahabat saya tadi yang Kegilaannya terhadap rokok menjadi perhatian rekan-rekan dekatnya. Banyak yang menganjurkan untuk mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok. Untuk sahabat yang menganjurkan beliau mengurangi konsumsi rokok biasanya di tanggapi dengan senyum kecut. Tapi, bagi yang menganjurkan beliau berhenti merokok beliau bisa tersinggung berat. Bahkan beliau berani sesumbar dengan berkta, “lebih baik cerai istri daripada diminta berhenti merokok.” Entah sesumbar itu guyonan atau serius. yang terang kalau ada yang menasihati untuk berhenti merokok justru secara atraktif beliau sengaja merokok di depan orang yang menasihati.

Seorang Pecandu Rokok Berat

Bukan tanpa alasan banyak rekan yang menganjurkan sahabat saya tersebut berhenti merokok.Pertama, tadi kebiasaan merokonya sudah dalam taraf gila, kecanduan berat. Kedua, nampak sekali kesehatan sang sahabat sangat lemah. Beberapa kali beliau mencicipi sesak nafas.Nafasnya pendek-pendek. Nyeri di dada sebelah kiri sering ia rasakan. Dari dua alasan itulah teman-teman lainnya tidak berhenti menasihati untuk berhenti merokok. Mungkin alasannya yaitu terlalu sering dinasehati hal semacam itu menciptakan beliau jengkel sehingga muncul sesumbar di atas. Dan kesannya teman-teman pun pasrah. Ya sudah, resiko tanggung sendiri.
Benar juga tidak begitu usang sang perokok tersebut jatuh sakit. Dia mengalami gagal jantung, sehingga harus menjalani perawatan di ruang ICU. Dan selanjutnya hari-harinya dilalui di rumah sakit selama dua bulan lebih. Saya tidak tahu apakah ini alasannya yaitu dia kuwalat karena sering meremehkan nasehat teman-temannya. Nasehat sahabat yang dilandasi kasih sayang.
Bagaimana kelanjutan kebisaan merokok sahabat saya sehabis keluar dari rumah sakit. Sudah sanggup ditebak beliau berhenti total. Kapok tenan.Apakah kemudian di menceraikan istrinya sehabis diminta berhenti merokok oleh dokter sesuai dengan sesumbar yang pernah beliau ucapakan. Tentu saja tidak. Konyol hanya gara-gara dimintaberhenti merokokterus menceraikan istri. Mosok, rokok lebih utama dari istri. Dalil dari mana ? . Dari Hongkong ?!. Kadang dalam hati, saya ingin menagih sesumbar yang pernah beliau ucapakan. Tapi melihat penderitaan beliau dikala sakit, rasanya kok tidak tega.Makanyajangan sok sesumbar, bisa kuwalat.
Kecintaan perokok dengan irisan daun tembakau ini memang absurd. Sulit dinalar. Bagaimana tidak, coba baca peringatan yang ada di bungkus rokok. Jelas-jelas rokok sanggup menyebabkan penyakit jantung, kanker, hipertensi , impotensi dan seabrek penyakit lainnya. Tapi emang gue pikiran, demikian mungkin yang ada di benak perokok. Toh banyak orang merokok yang sehat-sehat saja. Bagi mereka peringatan itu mitos belaka. Semacam orang-orangan sawah untuk menakut-nakuti burung yang akan menikmati bulir-bulir padi. Bahkan perokok sering memakai perokok bau tanah sebagai acuan untuk mengatakan bahwa perokok bisa berumur panjang, jadi ancaman merokok yaitu mitos belaka. Bukankah mati takdir dari yang di atas sana, semua orang niscaya mati tidak peduli perokok atau bukan.Pokoknya ngeyel is the best. Sakit parah dan kematianlah yang sanggup menciptakan perokok semacam initobat.
Mungkin 90 % perokok insyaf sehabis mengalami sakit parah atau kematian. Ups ..., kalau maut sih sudah jelas. Memang di alam abadi bisa merokok. Ini berarti ada kesempatan kita untuk membantu orang-orang terdekat kita untuk berhenti merokok. Adik saya yang sebelumnya perokok berat kini sudah insyaf. Atas sumbangan keluarga kesannya kebiasaan jelek itu sanggup dihentikan.Bagaimana caranya ?. Caranya, istri dan anak-anaknya mempersempit ruang di rumah untuk merokok. Anak-anak adik saya menciptakan goresan pena dihentikan merokok plus efek negatifnya. Tulisan itu di tempel di beberapa tempat yangs sering disinggahi ayahnya, menyerupai ruang tamu, ruang keluarga, bersahabat televisi, bersahabat telepon dan sebagainya. Dengan demikian setiap waktu adik saya selalu teringat akan kesepakatan untuk berhenti merokok. Apalagi goresan pena itu dibentuk oleh belum dewasa yang dicintainya. Rasa kasih sayang untuk sanggup hidup lebih usang bersama anak, harapan berhemat demi biaya pendidikan anak akan menambah motivasi untuk berhenti merokok.
Lain lagi yang dilakukan sahabat saya. Keinginan supaya suaminya berhenti merokok sangat kuat. Lalu ia meminta saudar-saudara dan teman-teman untuk mengirim sms berisi pesan yang tersirat untuk berhenti merokok beserta efek negatif merokok, secara bergantian tiap harinya kepada sang suami. Dengan demikian sang suami diperlukan luluh hatinya untuk berhenti merokok atau paling tidak mengurangi frekuensi merokok.Memang suami sahabat saya belum bisa berhenti merokok, tapi frekuensi merokoknya sudah mulai berkurang.
Nampaknya membantu orang terdekat kita berhenti merokok hukumnya sunah. Jika dilakukan sanggup pahala kalau tidak ya, tidak apa-apa. Bagimana?, mau sanggup pahala tidak ?. Yang paling utama dihindarkan dari ancaman rokok yaitu anak-anak. 
Demikian sebuah dongeng Lebih Baik Cerai Daripada Tidak Merokok semoga bermanfaat. Dan sehabis membaca dongeng ini tentunya kita sanggup mengambil kesimpulan, bahwa merokok itu tidak hanya merugikan diri sendiri namun juga orang lain yang ada di sekitar kita.

Sumber http://felovena01.blogspot.com