Friday, February 9, 2018

√ Riya' Terselubung




Syaitan tidak berhenti berusaha menyebabkan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan ialah menjerumuskan anak Adam dalam banyak sekali model riyaa'. Sehingga sebagian orang "KREATIF" dalam melaksanakan riyaa', yaitu riyaa' yang sangat halus dan terselubung. Diantara pola kreatif riyaa' tersebut adalah:

Pertama : Seseorang menceritakan keburukan orang lain, menyerupai pelitnya orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud biar para pendengar paham sebetulnya ia tidaklah demikian. Ia ialah seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya.

Model yang pertama ini ialah model riya' terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa', dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menyebabkan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya

Kedua : Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan maksud biar para pendengar paham bahwa ia ialah seorang yang sholeh, akibatnya ia berhak untuk dimuliakan oleh Allah dengan memperlihatkan banyak karunia kepadanya.

Ketiga : Memuji gurunya dengan kebanggaan setinggi langit biar ia juga terkena imbas kebanggaan tersebut, alasannya ialah ia ialah murid sang guru yang ia puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji secara eksklusif tanpa ia sadari. Seperti ia mengatakan, "Syaikh Fulan / Ustadz Fulan…luar biasa ilmunya…, sangat tinggi ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz yang lain. Alhamdulillah aku telah menimba ilmunya tersebut selama sekian tahun…"

Keempat : Merendahkan diri tapi dalam rangka untuk riyaa', biar dipuji sebetulnya ia ialah seorang yang low profile. Inilah yang disebut dengan "Merendahkan diri demi meninggikan mutu"

Kelima : Menyatakan kegembiraan akan keberhasilan dakwah, menyerupai banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang yang mendapat hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat untuk memperlihatkan sebetulnya keberhasilan tersebut alasannya ialah kepintaran beliau dalam berdakwah

Keenam : Ia menyebutkan sebetulnya orang-orang yang menyelisihinya mendapat musibah. Ia ingin menjelaskan sebetulnya ia ialah seorang wali Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh Allah.

Ini ialah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.

Ketujuh : Ia memperlihatkan dan memamerkan kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seolah-olah bahwa dengan dekatnya beliau dengan para ustadz memperlihatkan ia ialah orang yang sholeh dan disenangi para ustadz. Padahal kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap ustadz atau syaikh, akan tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz juga dapat menjadi ajang pamer dan persaingan.

Kedelapan : Seseorang yang berpoligami kemudian ia memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia sebutkan sebetulnya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam riyaa'.

Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk riyaa' terselubung, semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa’ terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang terjerumus dalam riyaa' akan tetapi tujuan kita ialah untuk mengoreksi diri sendiri.

Hanya kepada Allahlah kawasan meminta hidayah dan taufiiq.

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapat faidah ilmu.
Sumber http://kickfahmi.blogspot.com