Wednesday, April 4, 2018

√ Mengapa Timin Ada Dalam Dna Bukan Urasil?

Glikosilase DNA urasil, secara khusus mengeluarkan urasil dari DNA yang dihasilkan dari deaminasi sitosin spontan. Sel mutan yang kekurangan enzim ini mempunyai tingkat mutasi G≡C ke A꞊T yang tinggi. Glikosilase ini tidak menghilangkan residu urasil dari RNA atau residu timin dari DNA. Kapasitas untuk membedakan timin dari urasil, produk dari deaminasi sitosin yang diharapkan untuk perbaikan selektif yang terakhir mungkin menjadi salah satu alasan mengapa DNA berevolusi untuk mengandung timin daripada urasil.


Jika DNA biasanya mengandung urasil, pengenalan urasil akhir deaminasi sitosin akan lebih sulit, dan urasil yang tidak diperbaiki akan mengakibatkan perubahan urutan permanen alasannya dipasangkan dengan adenin selama replikasi. Deaminasi sitosin secara sedikit demi sedikit akan mengakibatkan penurunan pasangan basa G≡C dan peningkatan pasangan basa A꞊U dalam DNA dari semua sel. Selama ribuan tahun, deaminasi sitosin sanggup menghilangkan pasangan basa G≡C dan instruksi genetik yang bergantung padanya. Menetapkan timin sebagai salah satu dari empat basa dalam DNA mungkin merupakan salah satu yang penting titik balik dalam evolusi, memungkinkan penyimpanan gosip genetik jangka panjang menjadi mungkin.


Uracil dan Timin yakni kerabat yang sangat akrab sehubungan dengan struktur molekul mereka yang berbeda hanya dalam kelompok metil. Dalam perspektif evolusi kini diterima dengan baik bahwa molekul RNA berevolusi menjadi DNA. saat kehidupan dimulai maka itu harus tidak stabil dan memproses kecenderungan untuk menjadi sangat dinamis sehubungan dengan agregasi molekuler, pasangan basa dll. ini membantu untuk mempunyai keanekaragaman hayati dalam waktu yang relatif singkat dan varian terbaik di mana yang dipilih. kalau ini tidak terjadi, kehidupan mungkin telah dimulai dengan keanekaragaman yang sangat terbatas dan hasilnya punah hanya alasannya diversifikasi terlalu kecil untuk dipertahankan dalam lingkungan selektif alami yang ketat.


Namun, saat berevolusi organisme primitif di mana jauh lebih sedikit energi efisien dan tidak stabil. itu menjadi kebutuhan yang berpengaruh untuk mengubah organisme ini menjadi lebih stabil dan ekonomis energi. ini dicapai dengan substitusi sederhana DNA sebagai materi genetik dan menimbulkan RNA hanya sebagai perantara. untuk mencapai tujuan ini urasil bermasalah alasannya sanggup berpasangan dengan dirinya sendiri dan banyak basa lainnya. Jika dimasukkan ke dalam DNA, ini akan menciptakan kesalahan DNA menjadi rentan. alasan sikap urasil ini yakni kebebasannya sehubungan dengan faktor sterik dan hidrofilisitas.


menambahkan gugus metil di posisi 5 urasil mengatasi problem ini. ini memungkinkan suatu organisme untuk menyimpan gosip genetiknya dalam salinan bebsa yang menambah redundansi dan stabilitas gosip genetik. DNA masih sanggup bermutasi untuk membentuk varian tetapi dengan cara yang lebih terkontrol untuk mempertahankan evolusi.



Sumber https://infoana.comm