Wednesday, July 4, 2018

√ Fungsi Sel

MAKALAH
SEL, JARINGAN DAN SISTEM JARINGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Makhluk hidup tersusun atas sel, jaringan dan sistem jaringan yang berbeda-beda, tetapi semuanya mempunyai karakter dan dasar yang sama. Begitu juga dengan tumbuhan yang tersusun atas sel, jaringan dan sistem jaringan yang mempunyai fungsi penting bagi kelangsungan hidup tanaman.
Di dalam makalah ini kami membahas perihal sel tanaman, jaringan tumbuhan dan sistem jaringan yang ada pada tanaman.

1.2  Rumusan Masalah
Pada dasarnya tumbuhan tersusun atas sel, jaringan dan sistem jaringan. Sel yang menyusun badan tumbuhan mempunyai bagian-bagian, organel dengan fungsi yang berbeda-beda. Sekelompok sel berkumpul yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan. Tentunya ada majemuk jaringan yang terdapat pada tumbuhan yang harus diketahui dan dipelajari. Sekumpulan jaringan yang mempunyai fungsi yang sama akan membentuk sistem jaringan yang kompleks. Perlu kita ketahui apa saja dan fungsi-fungsi sistem jaringan yang ada pada tanaman.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu sel, bagian-bagian sel tumbuhan beserta fungsinya.
Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari jaringan penyusun tanaman.

1.4 Manfaat
Diharapkan sehabis mempelajari dan memahami isi dari makalah ini para pembaca menjadi mengerti dan paham perihal sel, jaringan dan sistem jaringan penyusun tumbuhan dan bisa mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh melalui dengan melaksanakan praktikum atau berbabagi percobaan ilmiah.




BAB II
ISI

2.1 SEL TUMBUHAN
Pada sel tumbuhan,terdapat dinding-dinding sel, vakuola yang berukuran besar dan plastida yang membedakan dengan sel hewan.

2.1.1 DINDING SEL
Merupakan cuilan terluar dari sel flora yang mempunyai fungsi melindungi sel. Dinding sel merupakan lapisan tipis yang bersifat permiabel. Dinding sel tersusun atas selulosa, lignin dan subering. Pada lapisan epidermis daun dan batang, dinding sel mengandung kitin dan zat lilin sehingga bersifat impermiabel. Dinding dibedakan menjadi 3 macam yakni dinding sel promer, dinding sel sekunder, dinding sel tersier.

1. Dinding sel primer
Terdapat pada sel yang masih muda, sel yang sedang aktif membelah atau   embrionik atau sel-sel parenkim. Pembentukan dinding sel primer akan diikuti dengan pembentukan dinding sel sekunder kearah cuilan dalam sel.

2. Diding sel sekunder
Lebih tebal daripada dinding sel primer. Letak dinding sel sekunder batasan dengan membran plasma atau dinding sel tersier. Dinding sel sekunder tersusun atas mikrofbrio selulosa yang terangkai secara rapat. Mengandung juga serap liknin yang terletak diantara mikrofibrio selulosa.

3. Dinding sel tersier
Berada senelah dalam dari dinding sel sekunder. Dinding sel tersier sangat berbeda keadaannya baik dengan dinding sel primer maupun dinding sel sekunder. Antara dinding sel yang satu dengan yang lain ditemukan zat pektin yang terdapat pada lamela tengah. Antara sel yang satu dengan yang lain terdapat penghubung jembatan protoplasma atau yang disebut dengan plasmodesmata.


2.1.2 VAKUOLA
Merupakan rongga yang berada dalam sel vakuola dibatasi oleh selapis membaran yang disebut cairan sel. Pada sel flora telah dewasa, umumnya terdapat vakuola tengah atau pusat yang berukuran besar dan dikelilingi oleh membran. Membran itu disebut tonoplas. Vakuola pusat berisi cairan yang mengandung banyak garam mineral, asam organik, gula, oksigen, pigmen, CO2 dan zat-zat sisa metabolisme. Fungsi vakuola ialah memasukkan air melalui tonoklas supaya tegangan turgor sel tetap baik, menyimpan makanan, menyimpan sisa-sisa metabolisme.


2.1.3 PLASTIDA
Merupakan organel yang terdapat pada sitoplasma sel flora dan euglena. Plastida ialah butir-butir zat warna yang terdapat pada tumbuhan. Plastida dikelompokkan menjadi: plastida berwarna (kromophlas) dan plastida tidak berwarna (leukophlas). Kromophlas meliputi kloroplas, phaeloplas dan rhodoplas.
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu


1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan, terdapat pada sel kelamin, sel embrio dan sel yang bersifat meristematis),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, contohnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)

 

 

2.2 STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN :


Pengertian Jaringan :

Pengertian Jaringan Jaringan ialah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama.pada awal perkembangan tumbuhan,semua sel melaksanakan pembelahan diri. Pada dasarnya pembelahan sel sanggup pula berlangsung pada jaringan lain selain meristem menyerupai pada kortek batang, tetapi jumlah pembelahannya sangat terbatas.Sel – sel meristem akan tumbuh dan mengalami kemampuan untuk membelah diri.jaringan ini disebut jaringan dewasa.

Macam-macam Jaringan :

Macam-macam Jaringan Jaringan Meristem (muda) Jaringan Permanen (dewasa) Jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap berada dalam fase pembelahan. Berdasarkan Posisinya Berdasarkan Asal -usulnya Jaringan remaja ialah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Yang termasuk jaringan permanen Jaringan pelindung (epidermis) Jaringan dasar (parenkim) Jaringan penyokong (penguat) Jaringan Pengangkut (vaskuler) Jaringan sekretoris.

 

Jaringan Meristem Berdasarkan Posisinya :

Jaringan Meristem Berdasarkan Posisinya a. Meristem apical ; terdapat diujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujunga akar. b.Meristem interkalar ; terdapat diantara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas flora anggota suku atau family rumput – rumputan. c. Meristem lateral ; terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya ialah cambium dan cambium gabus (felogen).

Jaringan Meristem Berdasarkan Asal-usulnya :

Jaringan Meristem Berdasarkan Asal-usulnya a. Meristem primer ; sel – selnya berkembang eksklusif dari sel – sel embrionik (meristem apical) b. Meristem sekunder ; sel – selnya berkembang dari jaringan remaja yang sudah mengalami diferensiasi. Contohnya ialah cambium dan cambium gabus (felogen).

1.Jaringan Meristem Primer
            Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.

2. Jaringan Meristem Sekunder
            Jaringan meristem sekunder ialah jaringan meristem yang berasal dari jaringan remaja yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar badan tumbuhan.Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium.
Kambium ialah lapisan sel-sel flora yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
            Aktivitas kambium  mengakibatkan pertumbuhan skunder, sehingga batang flora menjadi besar . Ini terjadi pada flora dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
            Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga mengakibatkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.
            Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
            Meristem apikal ialah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akhir kegiatan meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
            Meristem interkalar atau meristem antara ialah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh flora yang mempunyai meristem interkalar ialah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem  interkalar mengakibatkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
            Meristem lateral atau meristem samping ialah meristem yang mengakibatkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder ialah proses pertumbuhan yang mengakibatkan bertambah besarnya  akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.


Jaringan pelindung (epidermis) :

Jaringan pelindung (epidermis) Jaringan epidermis ialah lapisan sel yang berada paling luar, yaitu pada permukaan organ primer tumbuhan, menyerupai akar, batang, daun, bunga dan buah.
Fungsi jaringan epidermis:
1.    Jaringan ini berfungsi untuk melindungi cuilan dalam flora sehingga jaringan epidermis disebut jaringan pelindung.
2.    Peresap air dan mineral pada akar yang muda. Oleh alasannya ialah itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang disebut bulu akar.
3.    untuk penguapan air yang berlebihan. Biasa melalui evaporasi atau gutasi.
4.    tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaan bergabus.

Epidermis mempunyai beberapa struktur khas sebagai berikut:
a.    stomata (mulut daun) yaitu lubang pada lapisan epidermis daun. Stomata berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu berfotosintetis dan juga berfungsi untuk penguapan air.
b.    Trichoma, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan permukaan luar dari epidermis daun dan batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air.
c.    Bulu-bulu akar, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar yang sanggup diresapi oleh larutan garam-garam tanah.

Jaringan dasar (parenkim) :

Jaringan dasar (parenkim) Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup,dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi dan masih melaksanakan proses fisiologi. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar alasannya ialah dijumpai hamper di setiap cuilan tumbuhan.contohnya parenkim dijumpai diantaraepidermis dan pembuluh angkut pada akar dan batang sebagai korteks.Pada daun parenkim merupakan mesofil daun yang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.Parenkim juga dijumpai sebagai penyimpan cadangan kuliner pada buah dan biji.
Adapun fungsi jaringan parenkim antara lain:
- sebagai pengisi tubuh
- tempat menyimpan cadangan makanan
- parenkim yang berklorofil berfungsi sebagai tempat berfotosintesis
Jaringan ini dibagi dua, yang pertama ialah parenkim yang berada di daun disebut mesofil. Mesofil yang berbentuk panjang disebut palisade, sedangkan yang berbentuk bundar disebut jaringan spons. Jenis jaringan parenkim yang kedua ialah jaringan parenkim berklorofil yang letaknya di daun disebut klorenkim.

Jaringan penyokong (penguat) :

Jaringan penyokong (penguat) Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya,jaringan penyokong dibedakan menjadi: Jaringan kolenkim Jaringan Sklerenkim.

Jaringan kolenkim :

Jaringan kolenkim Jaringan kolenkim terdiri dari sel-sel hidup yang cuilan sudut dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim mempunyai protoplas dan biasanya tidak mempunyai dinding sekunder, tetapi mempunyai sel primer yang lebih tebal dari pada sel-sel parenkim. Jaringan kolenkim membantu mengokohkan cuilan flora yang masih muda, kolenkim tumbuh memanjang mengikuti daun dan akar yang disokongnya.

Jaringan Sklerenkim :

Jaringan Sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh cuilan dindingnya mengalami penebalan sehingga mempunyai sifat kuat. Jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada organ flora yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid(sel-sel batu). Letaknya ialah di cuilan korteks, perisikel, serta di antara xylem dan floem. Jaringan sklerenkim pada cuilan keras biji dan buah berupa sklereida.
Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) contohnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim ialah sebagai alat penyokong dan pelindung.

 

 

Jaringan Pengangkut (vaskuler) :

Jaringan Pengangkut (vaskuler) Jaringan pengangkut pada flora tingkat tinggi terdiri dari xylem dan floem. Xilem terdiri atas trakea, trakeid, serta unsur-unsur lain menyerupai serabut xilem dan parenkim xylem. Xilem Floem.

Xilem :

Fungsi utama dari xylem ialah untuk sirkulasi air dan mineral dari akar.Pada umumnya sel-sel penyusun xylem merupakan sel mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin, sehingga xylem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Unsur unsur xylem terdiri dari :
1.    unsur trakeal terdiri dari trakea yang sel-selnya berbentuk tabung dan trakeid yang sel-selnya lancip panjang, dinding selnya berlubang-lubang.
2.    serabut xylem yang terdiri dari sel-sel panjang dan ujungnya meruncing.
3.    Parenkim xylem yang berisi banyak sekali zat menyerupai cadangan makanan, tannin dan Kristal.

Floem :

Jaringan Floem terdapat cuilan kulit kayu berfungsi menyalurkan zat kuliner hasil fotosintesis ke seluruh cuilan tumbuhan.

Floem terdiri atas :
a.    buluh tapis berbentuk tabung dengan cuilan ujung berlubang-lubang.
b.    sel pengiring parenkim berbentuk silinder-silinder dan lebih besar daripada sel-sel tapis serta plasmanya tepat.
c.    serabut floem bentuknya panjang dengan ujung-ujng berhimpit dan dindingnya tebal.
d.    Parenkim floem, selnya hidup mempunyai diding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah halaman. Parenkin floem berisi tepung, dammar atau kristal.

Jaringan Gabus.
Fungsi jaringan gabus ialah untuk melindungi jaringan lain supaya tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibuat oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

Tipe – tipe berkas pengangkut :


1. Tipe kolateral :

Tipe kolateral berkas pengangkut dimana xylem dan floem terletak berdampingan. Floem berada dibagian luar dari xylem. a. Tipe kolateral terbuka ; jikalau antara xylem dan floem terdapat cambium, dijumpai pada Dycotiledoneae dan Gymnospermae. b. Tipe kolateral tertutup ; jikalau antara xylem dan floem tidak dijumpai cambium, terdapat pada Monocotyledoneae.

2. Tipe konsentrasi :

Tipe konsentrasi berkas pengangkut dimana xylem dikelilingi floem atau sebaliknya.
a. Tipe konsentrasi amfikibral ; apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem, dijumpai pada flora paku.
b. Tipe konsentrasi amfivasal ; apabila floem ditengah dan xylem mengelilingi floem,dijumpai pada Cyrdiline sp. Dan rizoma Acorus calamus.

3. Tipe radial :

Tipe radial berkas pengangkut dimana xylem dan floem letaknya bergantian berdasarkan jari – jari lingkaran,dijumpai pada akar tumbuhan.

Jaringan sekretoris :

Jaringan sekretoris Jaringan ini dinamakan juga kelenjar internal alasannya ialah senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretoris yang penting ialah sbb : Sel kelenjar Saluran kelenjar Saluran getah.

Sel kelenjar :

Sel kelenjar Sel kelenjar berasal dari parenkim dasar yang mengalami diferensiasi dan mengandung banyak sekali senyawa hasil metabolisme. Sel kelenjar disebut idioblas kalau bentuknya berbeda dengan sel-sel disekitarnya. Contoh : sel minyak dalam endosperma biji jarak,biji kacang,kulit kayu anggun atau dalam rizoma jahe.

Saluran kelenjar :

Saluran kelenjar Saluran kelenjar terdiri dari sekelompok sel yang berdinding tipis,dengan protoplas yang kental mengelilingi suatu ruang yang berisi senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut.Misal susukan kelenjar pada daun jeruk atau pada daun pinus.Senyawa yang dihasilkan ditimbun didalam ruang penyimpan,misalnya minyak atsiri,lender,getah dan damar.

Saluran getah :

Saluran getah Saluran getah terdiri dari sel-sel yang mengalami fungsi membentuk suatu system jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh.Sel-sel tersebut berisi getah.contohnya pada beringin,ketela rambut dan karet.


2.3 SISTEM JARINGAN
Jaringan-jaringan yang sederhana pada flora (parenkim, sklerenkim, xilem, floem, dan lain-lain) bersatu membentuk kelompok yang disebut sistem jaringan. Sistem jaringan pada tumbuhan terdiri atas sistem jaringan dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar.
1. Sistem jaringan dermal
Sistem jaringan dermal membentuk pembungkus luar tumbuhan, termasuk di dalamnya epidermis dan periderm. Periderm merupakan jaringan pelindung yang menggantikan epidermis akrab permukaan akar dan batang yang mengalami penebalan sekunder. Jaringan dermal mempunyai ciri khusus antara lain dindingnya terdiri atas zat lilin, kitin, dan suberin yang ada hubungannya dengan fungsi dan letak yang merupakan cuilan di luar tubuh.
2. Sistem jaringan pembuluh
Sistem jaringan pembuluh terlibat dalam pengangkutan air dan kuliner ke seluruh badan tumbuhan. Terdiri atas dua macam jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem.
3. Sistem jaringan dasar
Sistem jaringan dasar meliputi jaringan yang membentuk materi dasar yang menyelimuti jaringan pembuluh. Jaringan dasar pada flora ialah jaringan parenkim. Jaringan dasar ini bisa dijumpai pada semua organ tumbuhan.
4. Organ Tumbuhan
Organ flora berbiji mempunyai tiga cuilan penting, yaitu: akar, batang, dan daun. Sedang cuilan lain dari ketiga organ tersebut ialah modifikasinya.
Contoh:
- umbi modifikasi batang dan akar,
- rimpang modifikasi batang dan daun,
- duri modifikasi batang atau daun,
            - kuncup dan bunga modifikasi dari ranting dan daun.

            a. Akar
Asal akar ialah dari akar forum (radix). Pada dikotil, akar forum terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. Pada monokotil, akar forum mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang mempunyai ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah. Sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum, dinamakan kolumela.
Akar pada flora mempunyai fungsi bermacam-macam. Fungsi akar pada flora antara lain:
1) Untuk mengikat badan flora pada tanah.
2) Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
   3) Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.

Secara umum struktur akar dibedakan menjadi struktur cuilan luar (morfologi) dan struktur cuilan dalam (anatomi).
1) Struktur cuilan luar (Morfologi akar)
a) Leher atau pangkal akar, merupakan cuilan akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
b) Ujung akar, merupakan titik tumbuh akar yang dilindungi oleh tudung akar ( kaliptra).
c) Batang akar, merupakan cuilan akar yang terletak antara leher akar dan ujung akar.
d) Cabang-cabang akar, merupakan cuilan yang tidak eksklusif bersambungan dengan pangkal batang tetapi keluar dari akar pokok.
e) Serabut akar, merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
f) Rambut akar atau bulu-bulu akar, merupakan penonjolan sel-sel kulit luar (epidermis) yang gotong royong dan akan memperluas kawasan perembesan air dan mineral. Rambut akar hanya tumbuh akrab ujung akar dan umumnya relatif pendek.
g) Tudung akar ( kaliptra), terletak paling ujung
dan berfungsi untuk melindungi akar terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah.
2) Struktur cuilan dalam (Anatomi akar)
a) Epidermis
Susunan sel-sel epidermis rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya gampang dilewati air. Sebagian sel epidermis membentuk rambut akar dengan pemanjangan ke arah lateral dari dinding luarnya. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut. Bulu akar memperluas permukaan akar sehingga perembesan lebih efisien.
b) Korteks
Letak korteks eksklusif di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak mempunyai ruang antarsel yang berperan dalam pertukaran gas. Sebagian besar korteks dibangun oleh jaringan parenkim. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.
c) Endodermis
Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sebagian besar sel endodermis mempunyai cuilan menyerupai pita yang mengandung gabus (zat suberin) atau zat lignin. Bagian ini disebut pita kaspari. Sel-sel endodermis sanggup mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk menyerupai titik-titik, dinamakan titik kaspari. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus hingga pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak menyerupai aksara U, disebut sel U, sehingga air tidak sanggup menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air sanggup masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap. Jadi, endodermis berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat.
d) Silinder pusat/stele
Silinder pusat/ stele merupakan cuilan terdalam dari akar. Terdiri atas banyak sekali macam jaringan, yaitu:
(1) Perisikel/ perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele yang tersusun atas satu atau beberapa lapis sel. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan sekunder dan pembentukan akar ke samping.
(2) Berkas pembuluh angkut
Berkas pembuluh angkut terdapat di sebelah dalam perisikel. Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian berdasarkan arah jari-jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
 (3) Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri atas jaringan parenkim. Empulur hanya terdapat pada akar flora dikotil.

            b. Batang
Batang pada flora berfungsi sebagai penyangga. Batang juga terdiri atas pembuluh yang menyalurkan air dan mineral yang penting ke seluruh cuilan tumbuhan. Tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk membuat makanannya, sehingga fungsi batang yang lain ialah memastikan flora mendapat sinar matahari. Batang pohon merupakan batang berkayu yang sangat berpengaruh dengan cabang-cabang kayu. Batang pohon tumbuh tinggi untuk memperoleh sinar matahari. Batang flora lain menyerupai flora menjalar, melingkar, dan meliuk juga bertujuan untuk mencari jalan mendapat sinar matahari.
Sama dengan struktur akar, struktur batang terdiri atas struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar pada flora tingkat tinggi dibedakan menjadi struktur flora berkayu dan struktur flora tak berkayu (herba). Sedangkan struktur dalamnya terdiri dari cuilan epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.
1) Struktur luar
Perbedaan struktur luar pada flora tingkat tinggi sanggup dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang flora herba dan batang flora berkayu. Tumbuhan herba dan flora berkayu mempunyai daun-daun di sepanjang batangnya.
a) Batang flora herba
Batang flora herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya sanggup mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.
b) Batang flora kayu
Batang flora berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang keras dan di cuilan tertentu terdapat lentisel. Lentisel berafiliasi dengan cuilan dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada flora berkayu yang masih muda terdapat klorofil, sehingga sanggup melaksanakan fotosintesis. Akan tetapi, jikalau sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya kegiatan kambium mengakibatkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya jaringan tersebut akan mengakibatkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang.

2) Struktur dalam
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatomi maupun morfologinya.
a) Batang dikotil
Pada ujung batang flora dikotil terdapat titik tumbuh berupa meristem apikal (ujung). Di belakang meristem apikal secara berurutan terdapat protoderm yang nantinya akan membentuk epidermis dan prokambium, di mana prokambium akan membentuk xilem, floem, dan kambium vasikuler, serta meristem dasar yang akan membentuk empulur dan korteks.
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan  dari luar ke dalam adalah:
(1) Epidermis
Epidermis batang flora dikotil merupakan selapis sel pipih yang tersusun rapat dan tidak mempunyai ruang antarsel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus (lentisel) yang dibuat dari kambium gabus. Lentisel berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan.

(2) Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri atas beberapa lapis sel, yang akrab dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. Korteks batang terdiri atas korteks luar dan korteks dalam (endodermis). Korteks luar tersusun atas sel-sel kolenkim yang berkelompok atau sel-sel kolenkim yang berselang-seling dengan sel parenkim yang membentuk lingkaran tertutup. Korteks luar tidak dijumpai pada batang setiap jenis tumbuhan.
Korteks dalam (endodermis) disebut juga kulit dalam, terdiri atas sel-sel parenkim dan tersusun atas selapis sel. Terdapat pada batang setiap flora dan merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis flora Angiospermae mengandung zat tepung sehingga lapisan sel tersebut disebut seludang pati, tetapi tidak terdapat pada endodermis flora Gymnospermae.

(3) Stele/silinder pusat
Stele merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Pada cuilan dalam perikambium terdapat empulur dan berkas vasikuler yang tersusun dari xilem dan fl oem. Empulur merupakan parenkim yang berada di tengah-tengah stele. Empulur juga berada di sekitar berkas vasikuler berbentuk menyerupai jari-jari sehingga disebut jari-jari empulur.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral terbuka yang artinya xilem dan floem terletak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar tersusun menyerupai cincin.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berkembang menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya sanggup mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada flora dikotil, batangnya berkayu keras dan hidupnya menahun. Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada ketika air dan zat hara tersedia cukup. Sedang pada animo kering tidak terjadi pertumbuhan menebal sehingga pada batang tampak berlapis-lapis. Setiap lapis menunjukkan kegiatan pertumbuhan selama satu tahun. Lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan lingkaran tahun.
 
b) Batang monokotil
Meristem apikal flora monokotil berukuran lebih kecil dari meristem apikal flora dikotil. Meristem tersebut membentuk tunas aksiler (tunas di ketiak daun), bakal daun, dan epidermis. Di bawah meristem apikal terdapat meristem perifer (meristem tepi) yang merupakan meristem primer yang melebar dan menebal di sekitar meristem apikal.
Meristem primer berkembang menjadi cuilan utama batang yang berisi ikatan pembuluh. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup, artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil mengakibatkan batang monokotil tidak sanggup tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada monokotil yang sanggup mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, contohnya pada pohon hanjuang (Cordyline sp.) dan pohon nenas seberang (Agave sp.).
Seperti pada flora dikotil, flora monokotil juga tersusun atas lapisan epidermis, korteks, dan stele.
(1) Epidermis
Epidermis batang flora monokotil mempunyai dinding sel yang lebih tebal dari flora dikotil. Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang dilengkapi dengan stomata dan bulu-bulu.
(2) Korteks
Korteks batang flora monokotil berupa jaringan yang terdapat di bawah epidermis. Korteks umumnya terdiri atas sel-sel sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi untuk memperkuat dan mengeraskan cuilan luar batang.
(3) Stele
Stele batang flora monokotil merupakan jaringan di bawah korteks. Umumnya, batas antara stele dan korteks tidak jelas. Stele berisi berkas vasikuler yang tersebar pada empulur, terutama terdapat akrab dengan kulit batang. Secara morfologi batang flora dikotil biasanya bercabang-cabang, ruas-ruasnya tidak tampak dengan jelas, serta mengalami pertumbuhan sekunder (membesar).

c. Daun
Daun terletak di cuilan atas flora dan menempel pada batang. Daun merupakan modifikasi dari batang. Daun merupakan cuilan badan flora yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Daun mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sehingga sanggup melaksanakan kiprah penting, membuat kuliner seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh mempunyai daun yang lebar supaya sanggup menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Di kawasan yang banyak hujan, daun sering mempunyai lapisan yang mengkilat dan tahan air. Beberapa daun mempunyai duri untuk melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan berpengaruh untuk bertahan di udara dingin.
1) Struktur daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai daun berafiliasi dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk jaringjaring pembuluh angkut. Struktur daun dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.
a) Struktur luar
Secara morfologi daun terdiri dari:
– Helaian daun ( lamina).
– Tangkai daun ( petiolus), terdapat cuilan yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai daun. Ada flora tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, contohnya rumput.
– Pelepah daun (folius), pada flora monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.
Daun yang mempunyai ketiga cuilan tersebut disebut daun sempurna, contohnya daun pisang dan daun talas. Daun yang tidak mempunyai satu atau lebih cuilan daun disebut daun tidak sempurna, contohnya daun mangga dan daun jambu.
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu :
– menyirip, contohnya pada daun mangga,
– menjari, contohnya pada daun pepaya,
– melengkung, contohnya pada daun gadung,
– sejajar, contohnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya mempunyai daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan flora monokotil mempunyai daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung.
b) Struktur dalam
(1) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun. Epidermis dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada lapisan ini tidak terdapat ruang antarsel. Di antara sel epidermis terdapat stomata/mulut daun, yang mempunyai kegunaan untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar badan tumbuhan. Stomata pada permukaan bawah daun letaknya tersebar dan jumlahnya lebih banyak daripada permukaan atas daun. Pada flora teresterial, stomata banyak dijumpai pada cuilan bawah permukaan daun, sedangkan pada flora air stomata lebih banyak terdapat pada permukaan atas daun.
(2) Mesofil
Mesofil daun merupakan jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga karang). Kedua jaringan mengandung kloroplas. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antarsel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar alasannya ialah kloroplasnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
Proses fotosintesis terjadi di semua sel penyusun jaringan spons yang berbentuk membulat. Pada jaringan ini terdapat ruang antarsel. Ciri khas jaringan spons yaitu adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antarsel.
(3) Jaringan pembuluh
Jaringan pembuluh daun ( xilem dan floem) merupakan lanjutan dari jaringan batang dan tangkai daun. Jaringan pembuluh terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.
BAB III
PENUTUP

3.1          KESIMPULAN
Dengan adanya pembuatan makalah ini sanggup di simpulkan:
1.    dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
2.    dapat mempererat karingan antar anggota.
3.    dapat membentuk perilaku yang disiplin waktu.
4.    dapat membuat saling kerja sama.

3.2          SARAN
1.        sebelum melaksanakan pembuatan kiprah sebaiknya memahami dahulu materi yang ada dalam pembuatan makalah.
2.        bersungguh-sungguh dalam pembuatan makalah.
3.        pada waktu pembuatan sebaiknya ada pembagian kiprah biar bisa efektif waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Ganeri, Anita. 1995. Ilmu Pengetahuan Tumbuhan. Semarang: Madira Jaya Abadi.

Joshua. 1996. Kehidupan Sel. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com