Thursday, July 5, 2018

√ Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, Dan Penjelasannya

Ketersediaan air di daratan bumi sanggup tetap terjaga sebab adanya hujan. Hujan sanggup tercipta sebab adanya suatu prosedur alam yang berlangsung secara siklus dan terus menerus. Dalam pengaturan penyebaran air di daratan bumi, prosedur alam yang dimaksud tersebut dikenal dengan istilah siklus hidrologi atau siklus air. Pada artikel kali ini, kita akan membahas siklus hidrologi ini mulai dari pengertian, proses terjadi, gambar ilustrasi, sampai macam-macamnya.

Pengertian Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi yakni salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di bumi. Siklus hidrologi yakni suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang tugas penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi sanggup tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi sanggup tercipta sebab proses siklus hidrologi ini.

Ketersediaan air di daratan bumi sanggup tetap terjaga sebab adanya hujan √ Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, dan Penjelasannya

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi

Adapun pada praktiknya, dalam siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan ibarat dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi. Berikut ini yakni klarifikasi dari masing-masing tahapan siklus tersebut.

1. Evaporasi

Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang tertampung di tubuh air ibarat danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk bermetamorfosis uap air sebab adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut dengan istilah evaporasi.

Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya dikala ekspresi dominan kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar.

Ketersediaan air di daratan bumi sanggup tetap terjaga sebab adanya hujan √ Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, dan Penjelasannya

2. Transpirasi

Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di tubuh air dan tanah. Penguapan air juga sanggup berlangsung di jaringan mahluk hidup, ibarat binatang dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi.

Sama ibarat evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi yakni penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi pada tubuh air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup. Evapotranspirasi merupakan adonan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke atas permukaan atmosfer.

4. Sublimasi

Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga dipengaruhi oleh proses sublimasi.

Sublimasi yakni proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat.

5. Kondensasi

Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan proses sublimasi naik sampai mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan bermetamorfosis partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi sebab efek suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.

6. Adveksi

Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi. Adveksi yakni proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akhir arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.

7.  Presipitasi

Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses prepitasi yakni proses mencairnya awan akhir efek suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.

Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah sampai berkisar < 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis ibarat yang sanggup kita temui di kawasan beriklim sub tropis.

8. Run Off

Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi. Run off atau limpasan yakni suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut contohnya terjadi melalui saluran-saluran ibarat kanal got, sungai, danau, muara, laut, sampai samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer.

9. Infiltrasi

Tidak semua air hujan yang terbentuk sesudah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah kembali ke laut.

Nah, sesudah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses evaporasi.

Macam Macam Siklus Hidrologi

Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi sanggup dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang.

a. Siklus Hidrologi Pendek

Ketersediaan air di daratan bumi sanggup tetap terjaga sebab adanya hujan √ Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, dan Penjelasannya
Siklus hidrologi pendek yakni siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di kawasan sekitar laut. Berikut klarifikasi singkat dari siklus hidrologi pendek ini:
  • Air maritim mengalami proses evaporasi dan bermetamorfosis uap air akhir adanya panas matahari.
  • Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
  • Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.

b. Siklus Hidrologi Sedang

Ketersediaan air di daratan bumi sanggup tetap terjaga sebab adanya hujan √ Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, dan Penjelasannya
Siklus hidrologi sedang yakni siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan sebab proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Berikut klarifikasi singkat dari siklus hidrologi sedang ini:
  • Air maritim mengalami proses evaporasi dan bermetamorfosis uap air akhir adanya panas matahari.
  • Uap air mengalami adveksi sebab angin sehingga bergerak menuju daratan.
  • Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan bermetamorfosis hujan.
  • Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke laut

c. Siklus Hidrologi Panjang

Ketersediaan air di daratan bumi sanggup tetap terjaga sebab adanya hujan √ Siklus Hidrologi, Pengertian, Proses, Gambar, dan Penjelasannya
Siklus hidrologi panjang yakni siklus hidrologi yang umumnya terjadi di kawasan beriklim subtropis atau kawasan pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak eksklusif diubah menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut klarifikasi singkat dari siklus hidrologi panjang ini:
  • Air maritim mengalami proses evaporasi dan bermetamorfosis uap air akhir adanya panas matahari.
  • Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
  • Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
  • Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan
  • Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju.
  • Salju terakumulasi menjadi gletser.
  • Gletser mencair sebab efek suhu udara dan membentuk anutan sungai.
  • Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju maritim kembali.

Nah, demikianlah pemaparan mengenai pengertian siklus hidrologi, proses dan tahapan, serta macam-macamnya. Semoga sanggup bermanfaat dan menambah wawasan kita semua dalam pengetahuan ilmu ekosistem. Salam.
Sumber http://www.ebiologi.net