Wednesday, August 22, 2018

√ Khansa Binti Amru : Ibu Para Syuhada



the conqueror:  
Nama lengkapnya yaitu Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin asy-Syarid, seorang perempuan penyair yang tersohor. Beberapa syair terlantun dari ekspresi ia di dikala janjkematian saudaranya Shakhr di masa jahiliyah, maka ia meratap dengan ratapan yang menyedihkan, yang jadinya syair tersebut menjadi syair yang paling populer dalam hal syair sedih cita. Di antara syair yang anggun yang ia ciptakan yaitu sebagai berrikut.



Menangislah dengan kedua matamu atau sebelah mata
Apakah saya akan kesepian alasannya yaitu tiada lagi penghuni di dalam rumah
Dan di antara syair ia yang anggun adalah:
Kedua mataku menangis dan tiada akan membeku
Bagaimana mata tidak menangis untuk Shakhr yang mulia
Bagaimana mata tidak menangis untuk sang pemberani
Bagaimana mata tidak menangis untuk seorang perjaka yang luhur
Beliau mendatangi Rasulullah Shalalahu ‘alaihi Wassalam bersama kaumnya dari Bani Salim, lalu mengumumkan ke-Islamannya dan menganut doktrin tauhid, amat baik keislaman ia sehingga menjadi lambang yang cemerlang dalam keberanian, kebesaran jiwa dan merupakan perlambang kemuliaan bagi sosok perempuan muslimah.
Rasulullah pernah meminta kepadanya untuk bersyair, maka ia bersyair, Rasulullah menyahut, “Wahai Khansa’ dan hari-hariku di tangan-Nya.”
Ketika Adi bin Hatim tiba kepada Rasulullah Shalalahu ‘alaihi Wassalam, dia berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah Shalalahu ‘alaihi Wassalam, bergotong-royong di tengah-tengah kami ada orang yang paling andal dalam syair, ada juga orang yang paling gemar memberi di antara insan dan orang yang paling andal dalam menunggang kuda.” Kemudian Nabi Shalalahu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Siapakah nama mereka?” Adi bin Hatim berkata, “Adapun orang yang paling andal bersyair yaitu al-Qais bin Hajar, sedangkan yang paling gemar memberi yaitu Hatim bin Sa’ad (yakni bapaknya Adi), adapun yang paling andal dalam berkuda yaitu Amru bin Ma’di Karib.” Rasulullah Shalalahu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Tidak benar apa yang kau katakan wahai Adi, adapun orang yang paling andal dalam syair yaitu Khansa’ binti Amru, adapun orang yang paling gemar memberi yaitu Muhammad (yakni Muhammad Shalalahu ‘alaihi Wassalam), sedangkan orang yang paling andal berkuda yaitu Ali bin Abu Thalib.”
Di samping kelebihan tersebut -hingga alasannya yaitu keistimewaannya dikatakan, ‘Telah dikumpulkan para penyair dan ternyata tidak didapatkan seorang perempuan yang lebih andal wacana syair daripada beliau- , ia juga mempunyai kedudukan dan prestasi jihad yang mengagumkan dalam berpartisipasi bagi Islam dan membela kebenaran. Beliau turut menyertai peperangan-peperangan bersama kaum muslimin dan menyertai pasukan mereka yang memperoleh kemenangan.
Ketika Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah di masa Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra, Khansa’ berangkat bersama keempat putranya untuk menyertai pasukan tersebut.
Di medan peperangan, di dikala malam ketika para pasukan sedang siap berperang satu sama lain, Khansa’ mengumpulkan keempat putranya untuk menunjukkan pengarahan kepada mereka dan mengobarkan semangat kepada mereka untuk berperang dan biar mereka tidak lari dari peperangan serta biar mereka mengharapkan syahid di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, dengarkanlah wasiat al-Khansa’ yang mulia tersebut:
“Wahai anak-anakku, bergotong-royong kalian telah masuk Islam dengan ketaatan, kalian telah berhijrah dengan sukarela dan Demi Allah, tiada ilah selain Dia, bergotong-royong kalian yaitu putra-putra dari seorang perempuan yang tidak pernah berkhianat kepada ayah kalian, kalian juga tidak pernah memerlukan paman kalian, tidak pernah merusak kehormatan kalian dan tidak pula berubah nasab kalian. Kalian mengetahui apa yang telah Allah janjikan bagi kaum muslimin berupa pahala yang agung bagi yang memerangi orang-orang kafir, dan ketahuilah bahwa negeri yang kekal lebih baik dari negeri yang fana (binasa). Allah Azza wa Jalla befirman, “Wahai orang-orang yang berfirman, bersabarlah kau dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan) dan bertakwalah kepada Allah supaya kau beruntung.” (Ali Imran: 20).
Maka, ketika tiba waktu esok, kalau Allah menghendaki kalian masih selamat, persiapkanlah diri kalian untuk memerangi musuh dengan penuh semangat dan mohonlah kepada Allah untuk kemenangan kaum muslimin. Jika kalian melihat perang telah berkecamuk, ketika api telah berkobar, maka terjunlah kalian di medan laga, bersabarlah kalian menghadapi panasnya perjuangan, pasti kalian akan berjaya dengan ghanimah (rampasan perang) dan kemuliaan atau syahid di negeri yang kekal.
Sementara itu keempat putranya mendengarkan wejangan tersebut dengan penuh secama, mereka keluar dari kamar ibu mereka dengan mendapatkan nasihatnya dan tekad hatinya untuk melakukan pesan yang tersirat tersebut. Maka, ketika tiba waktu pagi, mereka segera bergabung bersama pasukan dan bertolak untuk menghadapi musuh, sedangkan mereka berangkat seraya melantunkan syair. Yang paling besar bersenandung:
Wahai saudaraku, bergotong-royong ibunda sang penasehat

Telah berwasiat kepada kita kemarin malam
Dengan klarifikasi yang hening dan gamblang
Maka bersegeralah menuju medan tempur yang penuh bahaya
Yang kalian hadapi hanyalah
kawanan anjing yang sedang menggonggong
Sedang mereka yakin bahwa dirinya akan binasa oleh kalian
Adapun kalian telah dinanti oleh kehidupan yang lebih baik
Ataukah syahid untuk mendapatkan ghanimah yang menguntungkan

Kemudian dia maju untuk berperang hingga terbunuh. Lalu yang kedua bersenandung:
Sesungguhnya ibunda yang tegas dan lugas
Yang mempunyai wawasan yang luas dan pikiran yang lurus
Suatu pesan yang tersirat darinya sebagai tanda berbuat baik terhadap anak
Maka bersegeralah terjun di medan perang dengan jantan
Hingga mendapatkan kemenangan penyejuk hati
Ataukah syahid sebagai kemuliaan abadi
Di Jannah Firdaus dan hidup penuh bahagia
Kemudian dia maju dan berperang hingga menemui syahid. Lalu giliran putra al-Khansa’ yang ketiga bersenandung:

Demi Allah, saya tak akan mendurhakai ibuku walau satu abjad pun
Beliau telah perintahkan saya untuk berperang
Sebuah nasihat, perlakuan baik, nrimo dan penuh kasih sayang
Maka, bersegeralah terjun ke medan perang yang dahsyat
Hingga kalian dapatkan keluarga Kisra (kaisar) dalam kekalahan
Jika tidak, maka mereka akan membobol proteksi kalian
Kami melihat bahwa kemalasan kalian yaitu suatu kelemahan
Adapun yang terbunuh di antara kalian yaitu kemenangan dan pendekatan diri kepada-Nya
Kemudian, dia maju dan bertempur hingga mendapatkan syahid. Lalu giliran putra al-Khansa’ yang terakhir bersenandung:

Bukanlah saya putra al-Khansa, bukan pula milik al-akhram
Bukan pula Amru yang mempunyai keagungan
Jika saya tidak bergabung dengan pasukan yang memerangi Persia
Maju dalam kancah yang menakutkan
Hingga berjaya di dunia dan menerima ghanimah
Ataukah mati di jalan yang paling mulia
Kemudian, dia maju untuk bertempur hingga ia terbunuh.
Ketika info syahidnya empat bersaudara itu hingga kepada ibunya yang mukminah dan sabar, ia tidaklah menjadi goncang ataupun meratap, bahkan ia menyampaikan suatu perkataan yang masyhur yang dicatat oleh sejarah dan akan senantiasa diulang-ulang oleh sejarah hingga waktu yang dikehendaki Allah, yakni:
“Segala puji bagi Allah yang memuliakan diriku dengan syahidnya mereka, dan saya berharap kepada Rabb-ku biar Dia mengumpulkan diriku dengan mereka dalam rahmat-Nya”.
Adalah Umar bin Khaththab mengetahui betul wacana keutamaan al-Khansa’ dan putra-putranya sehingga ia senantiasa menunjukkan dukungan yang merupakan jatah keempat anaknya kepada ia hingga ia wafat.

Kemudian, wafatlah al-Khansa’ di Badiyah pada awal kekhalifahan Utsman bin Affan ra pada tahun 24 Hijriyah.
Semoga Allah merahmati al-Khansa’ yang benar-benar ia sebagai seorang ibu yang tidak sebagaimana layaknya ibu yang lain, kalau saja para ummahatul Islam setelahnya semisal beliau, pasti tiada hilang mereka yang telah hilang, tak akan sanggup tidur mata orang yang sedang gelisah.

Sumber: kitab Nisaa’ Haular Rasuul, karya Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashr asy-Syalabi
image : google.com

Sumber http://frequencia89.blogspot.com