Friday, September 21, 2018

√ Dampinngi Akau Selamannya

Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia s √ Dampinngi akau selamannya
Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah cukup umur dan mempunyai kehidupan sendiri yang mapan.

Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.
Suami istri ini lebih menentukan untuk tetap tinggal dirumah mereka menolak ketika putra-putri mereka menunjukkan untuk ikut pindah bersama mereka.

Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta insiden dalam keluarga itu.

Suatu senja ba’da Isya disebuah mesjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya kemesjid tadi.

Saat sibuk mencari, suaminya tiba menghampiri
“Kenapa Bu?”

Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pa”.

“Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. walau agak ragu sang istri tetap menggunakan sandal itu dengan berat hati.

Menuruti perkataan suaminya ialah kebiasaannya.
Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.

Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya.

Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku ketika saya pulang,
kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri banyak sekali kawasan mencari banyak sekali kebutuhanku dan anak-anakku”.

Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah kawasan senang bersama….

Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.

Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan
setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam
“Terimakasih”.

“Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapa, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu.

“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup saya lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu.
Aku tau semua takkan terbalas hingga kapanpun” kata suaminya tulus.

Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri “Bapa kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pa, apa yang telah kita lalui bersama ialah luar biasa.

Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya sanggup kita hadapi bersama.”


Hari Jum’at yang cerah sesudah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,

Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum kesudahannya melangkah pergi.

Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga ketika beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.

Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menuntaskan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya ketika duduk membaca Tahyat terakhir.

Masih dalam posisi duduk tepat dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.

“Subhanallah sungguh tamat perjalanan yang indah” gumam para jama’ah sesudah menyadari jika ia telah tiada.

Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya ketika mau berangkat kemesjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.

Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada belum dewasa yang akan mengurusnya,

Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang sanggup menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.

Dalam do’a ia selalu memohon kekuatan semoga sanggup bertahan dan juga memohon semoga suaminya ditempatkan pada kawasan yang layak.

Tak usang sesudah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut. “Apa yang Bapa lakukan?’ tanya istrinya senang bercampur bingung.

“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melaksanakan perjalanan panjang. Bapa tidak sanggup tanpa Ibu, bahkan sesudah kehidupan didunia berakhir,
Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh menentukan pendamping Bapa bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal,

Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”

Istrinya menangis sebelum kesudahannya berkata “Ibu nrimo Bapa pergi, tapi Ibu juga tidak sanggup bohong jika Ibu takut sekali tinggal sendiri.

Kalau ada kesempatan mendampingi Bapa sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan.

Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman.
Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya…..

Karya Riny Yunita : Ladang Cakiah, 7 April 2008

Subhanallah…

Betapa syahdu bagai bait sebuah lagu
Cinta Kasih Yang Agung….

Arti yang besar akan kehilangan pasangan hidup kita
Cerita ini hanyalah perjalanan biasa seorang di masa tua
Yang kemudian harus nrimo mengikuti takdir nya..
Tetapi suatu tamat yang indah....

Bersyukurlah bagi yang masih menikmati indahnya dunia
Dengan pasangan yang telah Allah pilihkan..
Cintai dan kasihilah pasanganmu apa adanya..

Belahan jiwa …bidadari duniamu

Pangeran damba’anmu yang jantan menghadapi kehidupan

Sungguh kita semua mendambakan tamat yang indah
Seperti kisah pasangan bau tanah ini..

http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/dampingi-aku-selamanya/409471271041
Sumber http://frequencia89.blogspot.com