Sunday, November 25, 2018

√ Kosakata Bahasa Indonesia Sehari-Hari Yang Paling Sering Salah Dieja

Kosakata Bahasa Indonesia Sehari-hari Yang Salah – Kosakata (vocabulary dalam bahasa Inggris) yaitu pembendaharaan kata yang lalu dipakai untuk menyusun kalimat baru. Seseorang memiliki banyak kosakata yang dikuasai umumnya bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Agar dalam berkomunikasi lancar maka penambahan kosakata seseorang merupakan penggalan yang sangat penting.



Baca Juga : 100 Kosakata Bahasa Korea Sehari-hari Untuk Pemula



Peraturan kosakata bahasa Indonesia mengacu kepada ejaan yang sudah diresmikan (EYD) yang terkumpul dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kenyataannya kosakata bahasa Indonesia di bagi menjadi dua, yaitu kosakata baku dan kosakata tidak baku. Kosakata baku yaitu kosakata bahasa Indonesia yang sudah diresmikan sesuai dengan EYD. Tertawa yaitu salahsatu pola kosakata bahasa Indonesia baku. Sedangkan kosakata tidak bakunya yaitu ketawa.


 yaitu pembendaharaan kata yang lalu dipakai untuk menyusun kalimat gres √ Kosakata Bahasa Indonesia Sehari-hari Yang Paling Sering Salah Dieja


Kosakata biasa kita gunakan untuk melaksanakan komunikasi atau pembuatan kalimat dalam menulis. Sebaiknya biar dalam penerapannya tidak mengalami salah eja maka kita harus sesantiasa berpedoman kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sekarang KBBI sudah tersedia versi online dengan mengakses kbbi.web.id. Walaupun kelengkapan tumpuan versi online tidak selengkap versi offline (hardcopy), tapi KBBI versi online salahsatu alternatif untuk memudahkan dalam pencarian setiap kita menemukan kosakata yang ragu akan kebenaran ejaan atau artinya.


Jika kita tidak berpedoman terhadap KBBI terkadang kita sering salah dalam mempraktikkan kosakata. Apalagi bila profesi kita sebagai seorang WordPresser atau Blogger. Karena menyerupai yang sudah kita tahu, kegiatan sehari-hari WordPresser atau Blogger yaitu menulis artikel untuk diterbitkan di blognya. Ini akan berakibat besar bila memang kosakata yang salah eja tersebut kita jadikan untuk menembak kata kunci (keyword). Bisa jadi mesin pencari akan kebingungan memprediksi keyword dari artikel yang ditargetkan.


Bukan maksud saya menggurui, namun sudah sepantasnya kita saling mengingatkan dalam kebenaran. Saya sendiri mengakui ternyata banyak artikel-artikel yang sudah saya terbitkan dan ternyata masih ada sebagian kosakata yang ejaanya salah. Atas dasar tidak tahu sehingga awalnya saya kira kosakata tersebut yaitu benar.


Dari banyaknya kosakata bahasa Indonesia yang sering saya gunakan dalam kegiatan sehari-hari atau dalam menciptakan artikel, ketika ini saya menemukan 10 kosakata yang ternyata kebiasaan mengeja saya tersebut salah besar berdasarkan EYD atau KBBI. Kemudian saya tulis kembali kosakata yang sering salah eja tersebut hingga menjadi sebuah artikel. Diharapkan goresan pena ini ada keuntungannya khusus untuk teman-teman yang belum mengetahuinya.


Berikut 10 Kosakata Bahasa Indonesia Sehari-hari Yang Sering Salah Dieja


Daftar 10 kosakata yang salah ketika dieja ini hanya kosakata bahasa Indonesia yang paling sering saya gunakan. Dan juga kosakata yang sudah saya temukan ejaan yang benar berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indoensia (KBBI) dan juga sebagian tumpuan saya dapatkan dari WikiPedia.


1. Silakan atau Silahkan


Kosakata pertama yang paling sering salah ketika dieja yaitu kosakata silakan dan silahkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penulisan yang benar yaitu silakan bukan silahkan. Kosakata silakan memiliki makna kata perintah halus dan juga memiliki arti menyuruh, meminta, dan juga mengajak secara hormat.


Di dalam KBBI tidak ditemukan kata silah, namun yang ada hanya kata sila. Adapun kata sila ini memiliki tiga makna dan Anda bisa menemukannya sendiri di KBBI.


2. Aktivitas atau Aktifitas


Kedua kosakata ini bila kita lafalkan maka tidak akan terdengar perbedaannya antara penulisan dengan abjad “v” dan abjad “f”. Namun bila kosakata ini kita temukan dalam sebuah tulisan, tentunya akan terlihat terang perbedaan antara keduanya. Lalu mana yang benar, apakah “aktivitas” atau “aktifitas”?


Kosakata ini bermula dari perembesan kosakata absurd yang mulanya yaitu “activity” bukan dari kata “active”. Sedangkan berdasarkan kaidah yang sudah disepakati setiap kosakata hasil serapan bahasa absurd yang berakhiran -ity akan diserap menjadi -itas, activity menjadi activitas bukan aktifitas alasannya mulanya bukan dari kata active. Contoh lainnya university menjadi universitas dan reality menjadi realitas.


3. Kualitas atau Kwalitas


Terkadang kita galau bila dihadapkan pada goresan pena yang terdapat kata kualitas dan juga kwalitas. Perbedaannya yang satu memakai abjad “u” dan yang satunya memakai abjad “w”. Contoh lainnya menyerupai kosakata kuitansi dan kwitansi, kuantitas dan kwantitas, kualitas dan kwalitas.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penulisan yang benar yaitu yang memakai abjad “u” bukan abjad “w”. Makara yang betul yaitu kualitas bukan kwalitas. Begitupun untuk kosakata yang lainnya.


4. Manfaat atau Manfa’at


Biasanya setiap kosakata serapan dari bahasa Arab yang mengandung goresan pena abjad “ain” maka ditulisnya sering memakai tanda hamzah (). Fungsinya untuk memisahkan pelafalan yang berbeda. Namun pada penulisan bahasa Indonesia ketika ini tanda hamzah tersebut sudah tidak dipakai lagi. Makara untuk penulisan kosakata antara manfaat dan manfa’at yaitu yang benar manfaat bukan manfa’at. Begitupun untuk kosakata-kosakata lainnya menyerupai doa bukan do’a, jumat bukan jum’at, taat bukan ta’at, maaf bukan ma’af, dan sebagainya.


5. Analisis atau Analysis


Kosakata inipun berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu analysis. Jika kosakata serapan bahasa Inggris setiap akhiran -ysis maka akan menjelma -isis. Dengan begitu analysis penulisan bahasa Indonesia yang benar yaitu menjadi analisis dan bukan analisa.


Menurut KBBI analisis yaitu sebuah penyelidikan terhadap suatu insiden menyerupai karangan, perbuatan, dan sebagainya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Lebih lengkapnya lagi silakan Anda temukan di KBBI baik online ataupun offline.


6. Sekadar atau Sekedar


Umumnya mungkin kita memiliki anggapan kalau kosakata yang benar yaitu sekedar. Namun kenyataannya kata tersebut berdasarkan KBBI salah. Jika kita membuka KBBI maka tidak akan ditemukan kata dasar “kedar” tapi yang ada yaitu kata dasar “kadar”. Dengan begitu bila kita menambahkan imbuhan “se” didepannya maka akan menjadi “sekadar”.


Saya sendiri awalnya tidak memahami dan sering memakai kata sekedar dalam berkomunikasi atau menulis artikel. Selain itu banyak juga kosakata lainnya yang berdasarkan EYD tidak baku, menyerupai sistem sering dibaca sistim, apotek bukan apotik, varietas bukan varitas, asas bukan azas, dan sebagainya.


7. Praktik atau Praktek


Diantara kedua kata ini saya yakin kita lebih sering memakai kata praktek daripada praktik. Namun kenyataannya kata yang benar yaitu “praktik” dan bukan “praktek”. Setiap kata serapan yang memiliki akhiran -ic maka perubahan yang benar yaitu menjadi akhiran -ik. Makara terang bahwa kata praktik yang benar daripada praktek dan juga malpraktik bukan malpraktek.


Dari kata praktik kita mengenal juga kata praktikan, yaitu orang yang sedang melaksanakan praktik. Dan juga kita kenal kata praktikum yaitu kegiatan yang hubungannya dengan praktik atau percobaan.


8. Mengubah atau Merubah


Menurut kaidah bahasa Indonesia antara “mengubah” dan “merubah” yang benar yaitu mengubah. Kata dasar mengubah yaitu dari kata “ubah” bukan “rubah”. Kita harus menghilangkan konsep menulis atau komunikasi yang memiliki paham yang benar yaitu kata merubah.


Kata dasar “ubah” berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki makna tukar, pindah, dan ganti. Selanjutnya kata dasar “rubah” berdasarkan KBBI yaitu seekor binatang sejenis anjing, bermoncong panjang. Tentunya bukan itu arti sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh kita.


Contoh kalimatnya “Saya telah mengubah bentuk muka dengan melaksanakan operasi plastik”. Artinya “Saya telah menukar/mengganti bentuk muka dengan melaksanakan operasi plastik”. Coba bayangkan bila memakai kata “merubah”!


9. Nol atau Kosong


Tahukah Anda bahwa “nol” (0) tidak bisa disamakan dengan “kosong” begitupun sebaliknya. Hal keliru ini mungkin sudah membudaya dan menempel berpengaruh didalam kegiatan sehari-hari kita menyerupai dalam percakapan eksklusif atau bahkan di banyak sekali media audiovisual menyerupai televisi dan radio. Penyebutan angka “nol” (0) yang disamakan dengan “kosong” sering dijumpai ketika pengucapan nomor telepon. Contohnya “085709XXXXXX” maka akan dibaca “kosong delapan lima tujuh kosong sembilan XXXXXX”.


Mempunyai anggapan bahwa “nol” sama dengan “kosong” yaitu sesuatu hal yang keliru. Alasannya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa “kosong” yaitu 1 tidak berisi: peti — itu rupanya menjadi sarang tikus; 2 tidak berpenghuni: rumah itu sudah usang –; 3 hampa; berongga: batang kangkung itu — di dalamnya; 4 tidak mengandung arti: beliau mendapatkan tangan saya dng perilaku cuek dan pandangan yg –.


Kesimpulannya tidak ditemukan dalam KBBI kalau “kosong” bisa kita rujuk untuk penyebutan angka. Hal ini sama dengan pelafalan kosakata bahasa Inggris, yaitu setiap angka yang mengandung angka “0” maka akan disebutkan sebagai “zero” atau “ou” bukan “empty”.


10. Di mana atau Dimana


Jika kita merujuk kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) setiap kata depan di, ke, dan dari harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Namun tidak berlaku bagi adonan suku kata yang sudah lazim penggunaannya menyerupai kata daripada dan kepada.


Dengan begitu penulisan yang benar yaitu “di mana” bukan “dimana”. Penggunaan kata “di mana” yang tepat hanyalah untuk dipakai sebagai kata tanya dalam sebuah kalimat tanya. Dan juga bisa dipakai sebaga kata penghubung yang menyatakan kawasan serta dalam bentuk “di mana-mana”. Berikut pola kalimatnya :


Di mana kau sekolah?


– Sementara ini saya akan berpikir dulu di mana kau akan sekolah.


Di mana kau sekolah, di situlah sayapun akan sekolah.


– Kamu bisa sekolah di mana-mana.


Namun perlu kita ketahui juga bahwa kata “di mana” tidak bisa kita gunakan untuk menghubungkan dua klausa yang tidak sederajat. Penggunaan kata “di mana” bukan untuk sebagai kata penghubung. Karena di dalam pedoman bahasa Indonesia kata penghubung yaitu “yang”. Contoh kalimatnya yaitu :


Di mana sebagai pengganti tempat : “Saya ke sekolah di mana menempuh pendidikan abang saya”. Seharusnya “Saya ke sekolah tempat menempuh pendidikan abang saya”.


Di mana sebagai pengganti dengan : “Pelajaran selanjutnya yaitu Matematika di mana pak Hermawan yaitu gurunya”. Seharusnya “Pelajaran selanjutnya yaitu Matematika dengan pak Hermawan yaitu gurunya”.


Dimana sebagai pengganti yang : “Guru Matematika memperlihatkan pelajaran komplemen kepada siswa di mana nilainya kurang dari KKM”. Seharusnya “Guru Matematika memperlihatkan pelajaran komplemen kepada siswa yang nilainya kurang dari KKM”.


Agar kita memiliki kemampuan berbahasa yang baik maka kita meski memperbanyak lagi pembendaharaan kosakata. Dengan salahnya ketika kita berbahasa maka bisa mengakibatkan multitafsir pembaca.


Kesuksesan dalam berbahasa Indionesia yang baik dan benar tidak bisa ditentukan dengan latar belakang lulusan (pendidikan) orang tersebut. Banyak juga orang yang sukses dalam bidang menulis tapi bukan jebolan atau sarjana kebahasaan.


Mungkin untuk sementara hanya itu saja kumpulan kosakata bahasa Indonesia sehari-hari yang paling sering salah dieja. Mari kita berguru bahu-membahu dalam pengucapan bahasa yang baik dan benar berdasarkan EYD atau KBBI.



Sumber http://info-menarik.nett