Tuesday, December 18, 2018

√ Reproduksi Echinodermata Secara Generatif

Echinodermata menjadi cukup umur secara secual sesudah sekitar dua hingga tiga tahun, tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan. Mereka hampir semuanya gonochoric, meskipun beberapa spesies hermafrodit. Sel telur dan sel sperma biasanya dilepaskan ke perairan terbuka, daerah terjadi pembuahan. Pelepasan sperma dan telur disinkronkan pada beberapa spesies, biasanya berkaitan dengan siklus bulanan.


Pada spesies lain, individu sanggup berkumpul selama animo reproduksi, sehingga meningkatkan kemungkinan keberhasilan pembuahan. Fertilisasi internal dikala ini telah diamati pada tiga spesies bintang laut, tiga bintang ringkih dan teripang maritim dalam. Bahkan pada kedalaman abyssal, di mana tidak ada cahaya yang menembus, sinkronisasi acara reproduksi pada echinodermata sangat sering terjadi.


Beberapa echinodermata mengerami telurnya. Ini khususnya umum pada spesies air hirau taacuh di mana larva planktonik mungkin tidak sanggup menemukan masakan yang cukup. Telur yang tertahan ini biasanya jumlahnya sedikit dan dilengkapi dengan kuning telur besar untuk memberi makan embrio yang sedang berkembang. Pada bintang laut, betina sanggup membawa telur dalam kantong khusus, di bawah lengannya, di bawah badan melengkung atau bahkan di perut jantungnya.


Banyak bintang ringkih yakni hermafrodit. Telur biasanya membisu terjadi di ruang khusus pada permukaan verbal mereka, tetapi kadang kala ovarium atau coelom digunakan. Pada bintang maritim dan bintang ringkih ini, perkembangan pribadi tanpa melewati tahap larva bilateral biasanya terjadi. Beberapa landak maritim dan satu spesies dolar pasir membawa telur mereka di rongga, atau di akrab anus mereka, menahan mereka di tempatnya dengan duri mereka.


Beberapa teripang memakai tentakel bukal mereka untuk memindahkan telurnya ke bab bawah atau kembali ke daerah telur tersebut disimpan. Dalam sejumlah kecil spesies, telur-telur tersebut disimpan di dalam coelom di mana mereka berkembang secara vivipar, kemudian muncul melalui pecah-pecah di dinding tubuh. Pada beberapa spesies crinoid, embrio berkembang dalam kantong perkembangbiakan khusus, daerah telur dipegang hingga sperma dikeluarkan oleh pejantan untuk menemukannya.



Sumber https://infoana.comm