Tuesday, June 13, 2017

√ Cara Gampang Menulis Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)

Menulis merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh seorang pendidik. Alasannya lantaran setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang pendidik mesti harus memakai pulpen, pensil dan spidol. Menulis yang dimaksudkan diatas tentu saja menulis dalam katagori umum baik menulis di buku catatan siswa di white board kelas, menulis perangkat pembelajaran ataupun menulis Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan proses pembelajaran ataupun sebagai salah satu persyaratan ketika mengusulkan proses kenaikan pangkat. 

Salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pendidik disamping mengajar yaitu melakukan/menulis penelitian tindakan kelas. PTK ini bahwasanya merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang pendidik dengan tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan. Adapun fungsi dari penelitian Tindakan Kelas yaitu sebagai instrumen yang dipakai dalam peningkatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik.   

PTK yaitu sebuah penelitian yang dipakai untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Jenis penelitian ini merupakan salah satu upaya pendidik untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Disamping itu, PTK boleh dimaknakan sebagai proses pengkajian problem pembelajaran di dalam kelas yang didasarkan refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan problem pembelajaran tersebut dengan cara melaksanakan aneka macam tindakan yang terpola dalam situasi konkret serta menganalisis setiap dampak dari perlakuan tersebut. PTK merupakan salah satu publikasi ilmiah dalam konteks pengembangan profesi guru secara berkelanjutan yang ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran atau mutu pendidikan pada umumnya. PTK ini cocok dilakukan oleh guru lantaran prosesnya praktis”.

 Menulis merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh seorang pendidik √ Cara Praktis Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Cara Praktis Menulis Penelitian Tindakan Kelas

Dari klasifikasi diatas, maka sanggup disederhanakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang didasarkan atas pemahaman dan pengalaman yang dialami oleh seorang pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran sehari-hari di sekolah. Sebagai seorang pendidik, jelaslah dalam melaksanakan proses pembelajaran mereka niscaya telah memakai aneka macam macam teknik dan metode dan model pembelajaran dimana semua pengalaman tersebut bahwasanya biasa dijadikan sebagai sebuah goresan pena laporan penelitian tindakan kelas.
Maka dari itu, tidak ada alasan bagi seorang pendidik beranggapan jikalau Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang sangat menyulitkan para guru, dimana kesibukan guru yang terlalu padat dengan aneka macam kegiatan penyiapan proses pembelajaran dimulai dari persiapan Perangkat pembelajaran hingga dengan penyiapan media pembelajaran  yang akan mereka gunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Mengapa saya berasumsi jikalau Penelitian Tindakan Kelas tidak begitu memberatkan para guru lantaran proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik di kelas sanggup dipakai sebagai laporan Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan proses pelaksanaannya sanggup dilakukan secara  bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tidak arus menyita waktu yang khusus untuk mengadakan penelitian tersebut. Faktor inilah yang boleh dikatakan sebagai salah satu akomodasi Penelitian Tindakan Kelas. Namun untuk lebih memperlihatkan akomodasi bagi pendidik dalam menyusun laporan pendidikan ada baiknya untuk melihat beberapa kiat yang sanggup dipakai untuk lebih mempermudah penulisan PTK, diataranya yaitu sebagai berikut:

1. Konsep/Ide
Dalam penentuan ide, penulis harus sanggup menentukan inspirasi yang kreatif dan inovatif sehingga akan menarik untuk di kaji, apalagi jikalau inspirasi yang dikemukakan belum pernah di tulis ataupun disinggung pada penelitian penelitian lain. Penentuan inspirasi bahwasanya sangat penting lantaran inspirasi merupakan konsep dasar yang akan memperlihatkan arah tujuan dari sebuah penelitian yang akan diteliti. Jika kita melihat dari aneka macam penulisan penelitian tindakan kelas selama ini, penelitiannya hanya berkutat pada metode model dan tipe dari model pembelajaran yang banyak diteliti, ibarat Jigsaw, window shopping, talking stikck, dan lain sebagainya.  Kaprikornus untuk semoga lebih gampang buatlah inspirasi yang brilian lantaran hampir semua proses pembelajaran yang dilakukan sebagai penjelmaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta Indikator yang mempunyai problem atau tidak sempurna, sehingga inspirasi yang brillian tadi akan menentukan problem yang cocok dengan sendirinya. Sebagai contoh inspirasi kreatif yaitu Televisi, dan Hand phone. Kaprikornus dari contoh tersebut akan menimbulkan pertanyaan tersendiri wacana kegiatan pembelajaran apa yang cocok atau yang sesuai dengan Film dan Internet tersebut.  

2. Judul
Dalam penulisan Judul, penulis juga harus menciptakan judul yang menarik sama ibarat ketika menentukan inspirasi penulisan. Dari contoh inspirasi diatas, jadi kita bias juga menciptakan judul penulisan tindakan kelas seperti:

a. Televisi “peningkatan penguasaan vocab (kosa kata bahasa Inggris) siswa dengan film berbahasa inggris”.
b. Internet “ Peningkatan Kemampuan Membuat kalimat teks naratif Melalui Pemanfaatan media you tube.

Kaprikornus dari judul diatas, kita tidak lagi hanya terfokus pada metode dan model pembelajaran saja yang kita teliti, sehingga kita tidak akan terjebak dengan tahapan tahapan pembelajaran yang harus diikuti dalam dalam pembuktian dari penelitian tersebut. Walaupun dari judul di atas kita tidak akan terlepas dari model pembelajaran tertentu yang kita gunakan, akan tetapi setidaknya kita tidak dituntut untuk pertanda metode dan model pembelajaran yang umum di gunakan lantaran kita lebih focus pada pemanfaatan media belajar. 

3. Latar Belakang Masalah
Menentukan permasalahan dalam penelitian merupakan hal yang paling utama dari sebuah penelitian yang akan dikaji, lantaran dengan adanya problem maka lahirlah konsep pemikiran (solusi) terhadap apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sebagian penulis terjebak lantaran mereka terlebih dahulu memikirkan judul dan menentukan permasalahan sesudahnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam menjabarkan tahapan-tahapan lain yang akan dilakukan.

Sebuah penelitian yang baik mempunyai kriteria jikalau penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapat gambaran/data yang sanggup dipakai sebagai solusi dari sebuah masalah. Maka dari itu, setiap penelitian, harus terlebih dahulu mempunyai sebuah masalah, secara umum Masalah sanggup diartikan sebagai sebuah penyimpangan dari hal seharusnya terjadi baik secara teori maupun secara praktek. Dengan adanya permasalahan akan maka penulis akan mempunyai contoh wacana problem yang akan diteliti dan ini akan lebih mempermudah pada tahapan perumusan masalah. Perumusan problem merupakan suatu pertanyaan atau rasa rasa ingin tahu peneliti yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan pengumpulan data. Sebagai contoh dari perumusan problem adalah:

“Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada pengembangan dua aspek kemampuan yaitu kemampuan menguasai Vocab (kosa kata) dan pemecahan problem pembelajaran Bahasa inggris siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri melalui penggunaan Film Berbahasa Inggris. Lebih jelasnya problem dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
"Apakah pembelajaran dengan Penggunaan Media Youtube sanggup meningkatkan kemampuan penguasaan vocab siswa dalam  pemecahan problem Bahasa Inggris siswa?".
.
4. Kajian Pustaka
Pada kepingan ini, meski lebih panjang dalam uraiannya, namun sangat gampang menyusun nya. Semua variabel pada judul usahakan mendapat referensi yang sesuai. Pada judul referensi yang harus ada yaitu Vocab, K.13, media pembelajaran, youtube/TV, Film. Saat ini mencari literatur tidak lagi sulit, selain buku di perpustakaan sekolah sudah banyak, internet juga menyediakan literatur-literatur yang kapabel, bahkan e-book sanggup ditemukan dengan gampang untuk memperkuat kajian pustaka penelitian kita.

5. Siklus
Pada setiap penulisan Penelitian Tindakan Kelas umumnya kita mendapati jikalau kebanyakan peneliti memakai 2 atau 3 siklus. Kaprikornus ketika kita melaksanakan sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas  sebaiknya kita memakai 2 siklus saja. Mengapa saya menganjurkan dua siklus saja, lantaran jikalau penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan satu siklus saja itu artinya penelitian tersebut dilakukan dengan seadanya saja dan terkesan asal asalan. Namun jikalau anda melaksanakan dengan tiga siklus, maka penelitian tersebut dianggap terlalu bertele-tele bahkan bias mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pentingnya melaksanakan dua siklus, lantaran penelitian kelas ini memerlukan hasil refleksi. Kaprikornus pada siklus 1 penulis harus menggambarkan bahwa penelitian yang dilakukan belum mencapai hasil yang tepat atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yang disebabkan oleh aneka macam hambatan yang ada. Seterusnya hambatan kendala yang dihadapi pada siklus 1 akan diatasi pada kegiatan di siklus 2 dan inilah yang menjadi alasan mengapa siklus 2 diperluakan. Adapuan jabaran yang digambarkan pada tahapan siklus dua yaitu bahwa semua hambatan yang dihadapi pada suklus 1 sanggup diatasi pada tahapan suklus 2 sehingga penelitian yang dilakukan sudah mencapai kriteria yang ditetapkan atau sudah sanggup mendapat balasan dari penelitian yang dilakukan.

6. Hasil dan Pembahasan
Pada hasil pembahasan Penelitian Tindakan Kelas, sebaiknya disajikan tabel dan grafik pencapaian terhadap kriteria-kriteria evaluasi yang ditentukan. Sebagai contoh sangat tepat, tepat, kurang tepat, dan tidak tepat. 

Contoh

Tabel Data Hasil Belajar Kondisi Awal
No
Kriteria
Rentang  Nilai
Jumlah
persentase
Rata-Rata
1
Belum Mencapai KKM
40 – 69
19
73,08 %
57,69
2
Sudah Mencapai KKM
70 – 100
7
26,92 %

Table Nilai Tertinggi dan Terendah Kondisi Awal
No
Keterangan
Nilai
1
Nilai Tertinggi             
75
2
Nilai Terendah
40
3
Jumlah Nilai
1500
4
Nilai Rata-rata
57,69

Tabel Data Hasil Belajar Siklus I
No
Kriteria
Rentang
Nilai
Jumlah
persentase
Rata-Rata
1
Belum Mencapai
KKM
40 – 69
11
42,31 %
68,46
2
Sudah Mencapai
KKM
70 – 100
15
57,69 %

Table Nilai Tertinggi dan terendah Pada Siklus I
No        
Keterangan
Nilai
1
Nilai Tertinggi              
85
2
Nilai Terendah
50
3
Jumlah Nilai
1780
4
Nilai Rata-rata
68,46

Table Hasil Belajar Siklus II
No
Kriteria
Rentang
Nilai
Jumlah
persentase
Rata-Rata
1
Belum Mencapai
KKM
40 – 69
1
3,85 %
80,19
2
Sudah Mencapai
KKM
70 – 100
25
96,15 %

 Nilai Terendah Siklus II
No
Keterangan
                                Nilai
1
Nilai Tertinggi              
100
2
Nilai Terendah
65
3
Jumlah Nilai
2085
4
Nilai Rata-rata
80,19

7. Lampiran
Untuk kepingan ini anda hanya perlu melampirkan semua dokumen yang berafiliasi dengan penelitian kelas yang dilakukan. Seperti photo kegiatan penelitian, nama siswa yang menjadi sampel penelitian, dokumentasi kegiatan pada setiap siklus yang dilakukan, keterangan dari kepala sekolah ataupun dari pihak yang lain nya, beserta dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian atau hasil penelitian. 

Sumber http://www.pondok-belajar.com/