A. Pengertian Pembelajaran Tematik
Kata Pembelajaran Tematik berasal dari Bahasa Inggis integrated teaching and learning/integrated curriculum yang dikemukakan oleh Jhon Dewey ialah sebagai perjuangan mengintegrasikan pertumbuhan/perkembangan phisik perserta didik dengan pertumbuhan kemampuan intelensinya (pengetahuan). Konsep Pembelajaran tematik merupakan suatu konsep pendekatan untuk mengaitkan dan memadukan bahan didik dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dunia usah disamping juga tuntutan lingkungan sosial masyarakat dan keluarga. Pada poin mengaitkan atau memadukan Materi didik ini, sebetulnya kita bisa juga mengacu pada tahapan pengembangan silabus dimana salah satu poin dari pengembangan silabus ialah Artikulasi. Artikulasi berarti kekerabatan banyak sekali aspek kurikulum. Biasanya kekerabatan aspek ini terbagi menjadi dua kategori, vertikal dan horizontal.
Menurut Ornstein & Hunkins (2004: 244), Articulation means the relationship the various aspects of the curriculum. Normally the relationship of this aspect is divided into two categories, vertical and horizontal. According to Ornstein & Hunkins (2004:244), vertical articulation shows the relationships of certain aspect in the curriculum sequences to lesson, topics, or courses appearing later in the program’s sequence. Horizontal articulation refers to association between or among elements occurring simultaneously. (Artikulasi vertikal memperlihatkan kekerabatan aspek tertentu dalam rangkaian kurikulum pelajaran, topik, atau kursus yang muncul kemudian dalam urutan program. Artikulasi horisontal mengacu pada kekerabatan antara atau antar elemen yang terjadi secara bersamaan)
Disamping itu, pendekatan Pembelajaran Tematik ini sanggup diartikan sebagai pendekatan holistic, dimana pendekatan ini mengkombinasikan aspek aspek epistemology, aspek social, psikologi, dan aspek pendekatan pedagogic dalam menididk penerima didik. Kombinasi ini menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara aspek domain-domain pengetahuan (intelegensi). Menurut Wolfinger ( 1994:133 ) ia memberikan dua istilah yang secara teoritis mempunyai kekerabatan yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum tematik) dan intregated learning (pembelajaran tematik). Kurikulum tematik ialah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi (content), ketrampilan (skill), dan perilaku (Psikomotor).
(Baca Definisi dan Konsep Penilaan Autentik Dalam Kegiatan Pembelajaran)
(Baca Model Model Pembelajaran Tematik)
Adapun perbedaan yang fundamental dari konsepsi kurikulum tematik dan pembelajaran tematik ini hanya terdapat pada aspek perencanaan dan pelaksanaannya saja. Pada keadaan Ideal, pembelajaran tematik seharusnya berasakan/terikat dengan kurikulum tematik, namun pada kenyataan pelaksanaanya mengambarkan bahwa banyak kurikulum yang memisahkan mata pelajaran yang satu dengan lainnya (separated subject curriculum) padahal bila kita melihat pemisahan mata pelajaran tersebut sebetulnya masih bersifat Tematik (integrated learning).
Pembelajaran Tematik sebagai suatu konsep sanggup diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaranuntuk memberikanpangalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna alasannya jenis pendekatan pembelajaran tematik ini siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman pribadi dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami sebelumnya.
Pembelajaran Tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Dasar dari Pembelajaran tematik ini sebetulnya berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) yang dijadikan sebagai kerangka dasar dalam pembentukan pengetahuan dan struktur intelegensi penerima didik. Adapun tokoh tokoh yang berada dibalik konsep pendekatan pembelajaran ini ialah Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya agenda pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak.
B. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Dibawah ini ialah Beberapa jenis karakteristik Pmebelajaran Tematik yang harus a dipahami, dinatarnya ialah sebagi berikut:
1. Azas pembelajaran tematik ini merupakan jenis pembelajaran yang berpusat pada penerima didik (student centered). Jenis pendekatan student center ini sebemnarnya merujuk pada konsep curriculum student center, dan jenis ini sangat coco dipakai pada referensi pendekatan berguru dijaman kini ini. Alsananya alasannya jenis pendektan ini lebih banyak memeposisikan penerima didik sebagai subjek belajar. Sedangkan pendidik lebih berperan sebagai fasilitator yaitu memperlihatkan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melaksanakan acara berguru mengajar. Namun harus dipahami bila posisi siswa disini bukanlah sebagai penentu objeck (materi) ajar, melaikan pembelajaran dikembangkan lebih kepada minat siswa sehingga kelebihan (talent) yang dimiliki oleh siswa tersebut sanggup dikembangkan.
2. (Direct experience) jenis Pembelajaran tematik ini sanggup memperlihatkan pengalaman pribadi kepada penerima didik saat melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu kelebihan dangan adanya direct experience ini penerima didik akan mendapat banyak sekali pengalaman didik yang mereka pelajari alasannya penerima didik pribadi dihadapkan pada konsidi pembelajarn yang real (konkrit) disamping itu pengalaman yang real ini juga sanggup dipakai sebagai pokok utama dalam mamahami hal-hal yang bersifat aneh baik berupa konsep atapun kerangka tertentu.
3. Dalam penyajiannya, konsep Pembelajaran tematik ini menyajikan konsep-konsep dari banyak sekali mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran (antar mata pelajaran). Ini bertujuan biar penerima didik bisa memahami konsep-konsep tersebut secara utuh, sehingga konsep ini sanggup membenatu penerima didik untuk memecahkan banyak sekali permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Salah satu ciri khas dari konsep Pembelajaran tematik ini ialah bersifat fleksible. Anologi bersifat fleksible ini alasannya pendidik (guru) mempunyai kebebasan dalam mengaitkan bahan didik anatr mata pelajaran (dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya), disampimng itu pendidik huga sanggup mengaitkan bahan didik tersebut dengan kehidupan penerima didik baik dengan keadaan lingkungan sekilah ataupun lingkungan sekitar mereka..
5. Tujuan pembelajaran dengan kata lain hasil yang diperoleh oleh penerima didik sanggup dicapai sesuai dengan minat dan kebutuhan Peserta didik. Sehingga konsep ini memperlihatkan kesempatan kepada penerima didik untuk memberdayakan segala jenis potensi yang mereka miliki (talent) sehingga tidak terjadi pembunuhan potensi yang dimiliki oleh penerima didik tersebut.
6. Kalau kita amati lebih jauh, sistem pembelajaran tematik ini kelihatan bila pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, terutama pada tahapan pembelajaran dasar, dimana pada tingkat pembelaran dasar ini (SD) fokus pembelajaran bahan didik banyak diarahkan pada tema-tema yang paling bersahabat dan berkaitan dengan kehidupan penerima baik baik lingkungan atapun kehidupan sosialnya.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/