1. KK(Bentuk Kamus/Nai) koto ni shi-masu
Pola kalimat
KK(Bentuk Kamus/Nai) ことにします
KK(Bentuk Kamus/Nai) koto ni shi-masu
Memutuskan melaksanakan KK
Struktur kalimat
Penjelasan
Pola kalimat ini dipakai untuk menunjukkan suatu tindakan yang diputuskan atau ditentukan oleh pelaku dengan inisiatifnya sendiri. Ungkapan ini sering dipakai ketika pembicara melaporkan atau memberitahukan keputusan tersebut kepada lawan bicara, dan biasanya laporan tersebut dinyatakan dengan “koto ni shi-mashita (bentuk lampau)”
Contoh Kalimat
今年、インドネシアに帰ることにしました。
Kotoshi, Indonesia ni kaeru koto ni shi-mashita.
Saya tetapkan akan pulang ke Indonesia tahun ini.
*Kepulangan atas kemauan dan wewenang pelaku sendiri.
来月、仕事でジャカルタに行くことにしました。
Raigetsu, shigoto de Jakarta ni iku koto ni shi-mashita.
Saya tetapkan akan pergi dinas ke Jakarta bulan depan.
*Pelaku sendiri sanggup tetapkan untuk pergi dinas ke Jakarta. Mungkin ia bukan karyawan tetapi seorang pengusaha.
ジャカルタの知事と会うことにしました。
Jakarta no chiji to au koto ni shi-mashita.
Saya tetapkan untuk bertemu dengan gubernur DKI Jakarta.
*Pelaku sendiri sanggup tetapkan untuk bertemu dengan gubernur DKI Jakarta. Dia niscaya orang besar, sepangkat atau lebih tinggi daripada gubernur DKI Jakarta.
今年、仕事をやめることにしました。
Kotoshi, shigoto o yameru koto ni shi-mashita.
Saya tetapkan untuk berhenti kerja tahun ini.
*Pelaku tetapkan untuk berhenti kerja atas kemauan sendiri.
日本で勉強することにしました。
Nihon de benkyoo suru koto ni shi-mashita.
Saya tetapkan untuk berguru di Jepang.
* Pelaku sanggup tetapkan untuk berguru di Jepang. Mungkin ia orang bisa atau anggota keluarga bisa dari sisi ekonomi.
2. KK(Bentuk Kamus/Nai) koto ni nari-masu
Pola kalimat
KK(Bentuk Kamus/Nai) ことになります
KK(Bentuk Kamus/Nai) koto ni nari-masu
(Diputuskan) melaksanakan KK
Struktur kalimat
Penjelasan
Pola kalimat ini dipakai untuk menunjukkan suatu tindakan yang diputuskan atau ditentukan oleh orang lain atau fakta eksternal, dan menyatakan juga bahwa jadinya tindakan tersebut dilakukan walaupun di luar kendali pelaku atau bukan inisiatifnya sendiri.
Contoh Kalimat
今年、インドネシアに帰ることになりました。
Kotoshi, Indonesia ni kaeru koto ni nari-mashita.
(Sudah diputuskan bahwa) saya akan pulang ke Indonesia tahun ini.
*Pulang alasannya ialah fakta eksternal menyerupai habis kontrak, tamat sekolah, kiprah yang diberikan sudah selesai, dan lain-lain.
来月、仕事でジャカルタに行くことになりました。
Raigetsu, shigoto de Jakarta ni iku koto ni nari-mashita.
(Sudah diputuskan bahwa) saya akan pergi dinas ke Jakarta bulan depan.
*Mungkin ia diperintah oleh atasan di kantor, atau dipanggil klien di Jakarta.
ジャカルタの知事と会うことになりました。
Jakarta no chiji to au koto ni nari-mashita.
(Sudah diputuskan bahwa) saya akan bertemu dengan gubernur DKI Jakarta.
*Mungkin ada derma dari seseorang atau organisasi yang sanggup menyediakan peluang untuk bertemu dengan gubernur DKI Jakarta.
今年、仕事をやめることになりました。
Kotoshi, shigoto o yameru koto ni nari-mashita.
(Sudah diputuskan bahwa) saya akan berhenti kerja tahun ini.
*Mungkin ada fakta eksternal menyerupai menjadi Ibu rumah tangga, melahirkan anak, keluarganya harus pindah rumah, habis kontorak, dan lain-lain.
日本で勉強することになりました。
Nihon de benkyoo suru koto ni nari-mashita.
(Sudah diputuskan bahwa) saya akan berguru di Jepang.
*Mungkin berkat nasibnya atau derma dari beberapa pihak, sehingga jadinya ia akan pergi berguru di Jepang.
★Ungkapan Khas Orang Jepang: “Kekkon suru koto ni nari-mashita”
来年、結婚することになりました。
Rainen kekkon suru koto ni nari-mashita.
(Sudah diputuskan bahwa) akan menikah tahun depan.
Pada dasarnya, janji nikah zaman kini ditentukan oleh pihak pelaku (calon suami dan isteri) sehingga seharusnya diungkapkan “kekkon suru koto ni shi-mashita (pelaku sendiri yang memutuskan)”. Namun, orang Jepang lebih suka memakai “kekkon suru koto ni nari-mashita” supaya tidak memamerkan kebangaannya (rasa GR) sendiri.
Biasanya, janji nikah ialah suatu kebahagiaan atau kesuksesan yang diwujudkan oleh pelaku sendiri dengan upaya dan maksudnya. Namun, di sisi lain, janji nikah terwujud juga oleh derma dari banyak pihak menyerupai orang renta hingga kawan-kawan.
Oleh alasannya ialah itu, “koto ni nari-mashita” yang menunjukkan fakta eksternal di luar kendali pelaku pantas dipakai dalam laporan janji nikah untuk menunjukkan perilaku merendahkan diri atau rendah hati. Ungkapan ini sering dipakai dalam laporan “kebahagiaan” atau “kesuksesan”.
Contoh
家を建てることになりました。
Ie o tateru koto ni nari-mashita.
Kami akan membangun rumah.
社長を務めることになりました。
Shachoo o tsutomeru koto ni nari-mashita.
Saya akan bertugas sebagai Presiden Direktur.
chiji: gubernur
tateru: membangun
shachoo: kepala kantor, Presiden Direktur
tsutomeru: bertugas
Sumber https://wkwkjapan.com