Friday, January 19, 2018

√ Tulang Rusuk Tak Akan Pernah Tertukar

Aku berjalan dari Lab Mikrobiologi ke Lab Kimia. Melihat sahabatku lagi asyik-asyik bercerita, saya singgah.
“Wow.. manisnya towwa jerawatnya Inaya..”, kataku sambil menunjuk bisul yang hinggap di dagunya. Trus ku sambung lagi, “Bagus diambil bakterinya ini untuk identifikasi Staphylococcus..”.
Inaya eksklusif menepis, “Ihh, teajak gang.. pore-poremu mau mu pencet? Teajak..”. Dengan native Indonesia-Makassarnya ia menyatakan ketidakbersediaannya. Kami tersenyum melihat ia bersungut-sungut begitu.
“Bercandaji...”, kataku lagi.
Sekarang dia yang berkata padaku, “Tidak pernahnya ada jerawatnya ini anak satu e.. kentara sekali tidak pernah jatuh cinta”, sambil menunjuk padaku kemudian memegangi bisul manisnya. Hah? Ahh Inaya, kau tidak tahu.. batinku. Aku juga insan biasa. Aku juga pernah mencicipi yang namanya kagum.. atau lebih. Hanya saja saya lebih menentukan untuk menguburnya dalam-dalam. Aku tak ingin terlalu berharap pada insan yang hatinya begitu simpel berbolak-balik. Beberapa ketika yang kemudian A, kini B. Praktis sekali berubah. Tak ada yang bisa menjamin.
Aku tak mau berharap. Jujur, saya takut kecewa. Siapa yang bisa menjamin hatinya?. Hati insan begitu simpel berbolak-balik. 
Jangan bergantung pada akar yang rapuh!. Siapa yang bisa menjamin hatinya?. Toh tak ada yang pasti. Aku tak mau berharap. Aku takut kecewa. Hanya doa yang bisa ku berikan untuknya, semoga Tuhanku selalu menyayanginya, selalu melindunginya, memudahkan urusan-urusannya, dan menetapkan hatinya di atas ad-diinul Islam.. Ya Rabb, teguhkan hatinya, teguhkan hatinya, teguhkan hatinya.. Aku sadar, dia begitu istimewa untukku. Dengan segala kekurangan yang ada padaku, rasanya saya tak pantas untuknya.. Ahh, bodohnya saya memikirkan dia. Pribadi yang dia sendiri belum tentu memikirkanku.. atau mungkin bahkan tak peduli sama sekali padaku..
Jika boleh saya meminta.. 
Aku hanya ingin berharap. Berharap dengan sepenuh jiwa dan ragaku. Pada satu-satunya Dzat yang tak pernah mengecewakanku. Yaa Rabb.. berikan saya yang terbaik. Terbaik untuk duniaku, terlebih lagi untuk akhiratku. Dan saya yakin, Engkau selalu mendengar doaku. Engkau selalu menunjukkan yang terbaik untukku. Sepenuhnya saya yakin dan percaya pada-Mu..

Ya Allah.. Engkau Maha Mengetahui.. Betapa selama ini saya bersungguh-sungguh menjaga perasaanku dari mencinta yang tidak pada tempatnya. Betapa saya berusaha keras menjaga hatiku dari perasaan-perasaan yang mungkin menjurus ke zina hati.. Betapa berat rasanya menahan hati ini. Tapi saya masih berusaha bertahan hingga detik ini untuk tidak menyayangi seseorang yang bukan sepantasnya. Ya Allah, semuanya tidak ku lakukan kecuali lantaran mengharap ridho-Mu.. Ku mohon berikan saya kekuatan, ya Rabb.. Bantu saya tuk selalu berpegang teguh pada tali agama-Mu. Wahai Rabb-ku, izinkan saya untuk menyayangi karena-Mu..

Bila datang saatnya nanti.. beri saya yang terbaik, ya Rabb... yang bisa menjaga-Mu lebih dari saya menjaga-Mu.. Yang bisa membimbingku untuk selalu taat pada-Mu.. 
Ya Allah... saya mencintai-Mu.


Ya Rabb..
Ampuni aku.. ampuni aku..
Aku hanyalah insan biasa
Yang juga bisa khilaf..
Aku hanyalah hamba-Mu yang tertatih mengejar cinta-Mu..
Ku hanya ingin tiap perbuatanku mengundang ridho-Mu..
Jika suatu ketika saya kagum pada makhluk-Mu
Aku tak tahu apakah boleh..
Apakah boleh hal ini ada dalam hatiku?.
Yaa Rabb.. ampuni saya jikalau tak seharusnya rasa kagum itu ada..
Karena ia pun hanyalah makhluk-Mu yang dhoif..
Ya Rabb..
Ampuni saya jikalau ternyata saya salah..
Bimbing aku, ku mohon genggam dekat jiwaku..
Ku mohon jangan pernah Engkau berpaling dariku..
Sesungguhnya saya hanyalah makhluk-Mu yang lemah..
Yaa Rabb..
Ku mohon tunjukkan padaku
Bahwa yang benar itu benar, dan beri saya kekuatan untuk mengikutinya.
Ku mohon tunjukkan padaku bahwa yang salah itu salah..
Dan beri saya kekuatan untuk menjauhinya..
Maha suci Engkau, yaa Rabb..
Ku hanya ingin mencintai-Mu dengan segenap jiwa-ragaku.
________________________________________





Arti Cinta, Rindu dan Cemburu dalam Islam










بسم الله الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ


CEMBURU ADALAH HAL YANG MULIA
BILA BERDASARKAN PADA AL QURAN DAN AS SUNNAH

CEMBURU ADALAH HAL YANG NISTA
BILA BERDASARKAN KEPADA NAFSU ANGKARA MURKA

CEMBURU ADALAH FITRAH MANUSIA
CEMBURU SEORANG ISTERI KEPADA SUAMINYA
CEMBURU SEORANG SUAMI KEPADA ISTERINYA
ADALAH CEMBURU YANG TELAH TERBIASA

NAMUN ADA CEMBURU YANG LUAR BIASA
CEMBURUNYA PARA NABI DAN SYUHADA
KEPADA MANUSIA-MANUSIA YANG BUKAN PARA NABI DAN SYUHADA
KEPADA MANUSIA YANG SENANTIASA BERCINTA 
DAN BERKASIH SAYANG DIANTARA HAMBA-HAMBA-NYA


Jika benar cinta itu kerana ALLAH maka biarkanlah ia mengalir mengikut pedoman ALLAH
kerana hakikatnya ia berhulu dari ALLAH maka ia pun berhilir hanya kepada ALLAH..


Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja, siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci.
Dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja, siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau cintai (Imam Ali RA)


MasyaAllah...
tak ada hal selembut cinta dan tak ada yang sehangat kasih sayang,,yang bisa mengubah duri jadi mawar, mengubah cuka jadi anggur, mengubah sedih jadi riang, mengubah amarah jadi ramah
mengubah petaka jadi muhibah..
Subhanallah..


---------------

Banyak orang berbicara perihal problem ini tapi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Atau tidak menjelaskan batasan-batasan dan maknanya secara syar’i. Dan kapan seseorang itu keluar dari batasan-batasan tadi. Dan seolah-olah yang menghalangi untuk membahas problem ini yakni salahnya pemahaman bahwa pembahasan problem ini berkaitan dengan akhlaq yang rendah dan berkaitan dengan perzinahan, perkataan yang keji. Dan hal ini yakni salah. Tiga masalah ini yakni sesuatu yang berkaitan dengan insan yang memotivasi untuk menjaga dan mendorong kehormatan dan kemuliaannya. Aku memandang pembicaraan ini yang terpenting yakni batasannya, penyimpangannya, kebaikannya, dan kejelekannya. Tiga kalimat ini ada dalam setiap hati manusia, dan mereka memberi makna dari tiga hal ini sesuai dengan apa yang mereka maknai.



Cinta (Al-Hubb)

Cinta yaitu Al-Widaad yakni kecenderungan hati pada yang dicintai, dan itu termasuk amalan hati, bukan amalan anggota badan/dhahir. Pernikahan itu tidak akan senang dan berfaedah kecuali jikalau ada cinta dan kasih sayang diantara suami-isteri. Dan kuncinya kecintaan yakni pandangan. Oleh lantaran itu, Rasulullah Sawmenganjurkan pada orang yang meminang untuk melihat pada yang dipinang biar hingga pada kata setuju dan cinta, menyerupai telah kami jelaskan dalam kepingan Kedua.

Sungguh telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasa’i dari Mughirah bin Su’bah r.a berkata : “Aku telah meminang seorang wanita”, kemudian Rasulullah Sawbertanya kepadaku : “Apakah kau telah melihatnya ?” Aku berkata : “Belum”, maka dia bersabda : “Maka lihatlah dia, lantaran sesungguhnya hal itu pada karenanya akan lebih menambah kecocokan dan kasih sayang antara kalian berdua”

Sesungguhnya kami tahu bahwa kebanyakan dari orang-orang, lebih-lebih cowok dan pemudi, mereka takut membicarakan problem “cinta”, bahkan umumnya mereka mengira pembahasan cinta yakni perkara-perkara yang haram, lantaran itu mereka merasa menghadapi cinta itu dengan keyakinan dosa dan mereka mengira diri mereka bermaksiat, bahkan salah seorang diantara mereka memandang, bila hatinya condong pada seseorang berarti dia telah berbuat dosa.

Kenyataannya, bahwa di sini aneka macam kerancuan-kerancuan dalam pemahaman mereka perihal “cinta” dan apa-apa yang tumbuh dari cinta itu, dari kekerabatan antara pria dan perempuan. Dimana mereka beranggapan bahwa cinta itu suatu maksiat, lantaran sesungguhnya dia memahami cinta itu dari apa-apa yang dia lihat dari lelaki-lelaki rusak dan perempuan-perempuan rusak yang diantara mereka menegakkan kekerabatan yang tidak disyariatkan. Mereka saling duduk, bermalam, saling bercanda, saling menari, dan minum-minum, bahkan hingga mereka berzina di bawah semboyan cinta. Mereka mengira bahwa ‘cinta’ tidak ada lain kecuali yang demikian itu. Padahal bahwasanya tidak begitu, tetapi justru sebaliknya.

Sesungguhnya kecenderungan seorang lelaki pada perempuan dan kecenderungan perempuan pada lelaki itu merupakan syahwat dari syahwat-syahwat yang telah Allah hiaskan pada insan dalam problem cinta. Artinya Allah menimbulkan di dalam syahwat apa-apa yang mengakibatkan hati pria itu cenderung pada wanita, sebagaimana firman Allah Swt :

["Dijadikan indah pada (pandangan) insan kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak,..."] Ali-’Imran : 14

Allah lah yang menghiasi bagi insan untuk cinta pada syahwat ini, maka insan mencintainya dengan cinta yang besar, dan sungguh telah tersebut dalam hadits bahwa Nabi Saw bersabda :

["Diberi rasa cinta padaku dari dunia kalian : perempuan dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat"] HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi.

Andaikan tidak ada rasa cinta lelaki pada perempuan atau sebaliknya, maka tidak ada pernikahan, tidak ada keturunan dan tidak ada keluarga. Namun, Allah Swt tidaklah menimbulkan lelaki cinta pada perempuan atau sebaliknya supaya menumbuhkan diantara keduanya kekerabatan yang diharamkan, tetapi untuk menegakkan hukum-hukum yang disyari’atkan dalam bersuami isteri, sebagaimana tercantum dalam hadits Ibnu Majah, dari Abdullah bin Abbas r.a berkata : telah bersabda Rasulullah Saw:

["Tidak terlihat dua orang yang saling mencintai, menyerupai pernikahan"]

Dan biar orang-orang Islam menjauhi jalan-jalan yang rusak atau keji, maka Allah telah menyuruh yang pertama kali biar menundukan pandangan, lantaran ‘pandangan’ itu kuncinya hati, dan Allah telah haramkan semua sebab-sebab yang mengantarkan pada fitnah, dan kekejian, menyerupai berduaan dengan orang yang bukan mahramnya, bersenggolan, bersalaman, berciuman antara lelaki dan wanita, lantaran masalah ini sanggup mengakibatkan condongnya hati. Maka bila hati telah condong, dia akan sulit sekali menahan jiwa sesudah itu, kecuali yang dirahmati Allah Swt.

Bahwa Allah tidak akan menyiksa insan dalam kecenderungan hatinya. Akan tetapi insan akan disiksa dengan alasannya jikalau kecenderungan itu diikuti dengan amalan-amalan yang diharamkan. Contohnya : apabila lelaki dan perempuan saling pandang memandang atau berduaan atau duduk kisah panjang lebar, kemudian cenderunglah hati keduanya dan satu sama lainnya saling mencinta, maka kecondongan ini tidak akan mengakibatkan keduanya disiksanya, lantaran hal itu berkaitan dengan hati, sedang insan tidak bisa untuk menguasai hatinya. Akan tetapi, keduanya diazab lantaran apa yang dia lakukan. Dan lantaran keduanya melaksanakan sebab-sebab yang memberikan pada ‘cinta’, menyerupai masalah yang telah kami sebutkan. Dan keduanya akan dimintai tajawab, dan akan disiksa juga dari setiap keharaman yang dia perbuat sesudah itu.

Adapun cinta yang murni yang dijaga kehormatannya, maka tidak ada dosa padanya, bahkan telah disebutkan olsebagian ulama menyerupai Imam Suyuthi, bahwa orang yang menyayangi seseorang kemudian menjaga kehormatan dirinya dan dia menyembunyikan cintanya maka dia diberi pahala, sebagaimana akan dijelaskan dalam ucapan kami dalam kepingan ‘Rindu’. Dan dalam keadaan yang mutlak, sesungguhnya yang paling selamat yaitu menjauhi semua sebab-sebab yang menjerumuskan hati dalam komplotan cinta, dan mengantarkan pada bahaya-bahaya yang banyak, namun …..sangat sedikit mereka yang selamat.



Rindu (Al-’Isyq)

Rindu itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan. Maka rindu tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara mutlak. Tetapi bisa jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai dengan menjaga diri dan kesucian, dan kadang kala ada rindu itu disertai kerendahan dan kehinaan.

Sebagaimana telah disebutkan, dalam ucapan kami perihal cinta maka rindu juga menyerupai itu, termasuk amalan hati, yang orang tidak bisa menguasainya. Tapi insan akan dihisab atas sebab-sebab yang diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram. Adapun rindu yang disertai dengan menjaga diri padanya dan menyembunyikannya dari orang-orang, maka padanya pahala, bahkan Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haasyi’ah Marakil Falah dari Imam Suyuthi yang menyampaikan bahwa termasuk dari golongan syuhada di alam abadi ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun kerinduan itu timbul dari masalah yang haram sebagaimana pembahasan dalam problem cinta.

Makna ucapan Suyuthi yakni orang-orang yang memendam kerinduan baik pria maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan dan menyembunyikan kerinduannya alasannya dia tidak bisa untuk mendapat apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya hingga mati lantaran kerinduan tersebut maka dia mendapat pahala syahid di akhirat. Hal ini tidak abnormal jikalau fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang yang rendah yang melecehkan kehormatan insan bahkan dia yakni seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya, dia ikat anggota badannya alasannya ini di bawah kekuasaannya. Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya dengan perilaku afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya sehingga dengan itu dia mendapat pahala.



Cemburu (Al-Ghairah)

Cemburu ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akhir dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu termasuk sifat yang baik dan kepingan yang mulia, baik pada pria atau wanita.

Kami katakan kepada wanita-wanita muslimah khususnya, bahwa ada bidadari yang jelita matanya yang Allah Swt jadikan mereka untuk orang mukmin di sorga. Maka perempuan muslimat dihentikan mengingkari adanya ‘bidadari’ ini untuk orang mukmin atau mengingkari hal-hal tersebut, lantaran dorongan cemburu. Maka kami katakan padanya :

Dia tidak tahu apakah dia akan berada bersama suaminya di nirwana kelak atau tidak.
Bahwa cemburu tidak ada di surga, menyerupai yang ada di dunia.
Bahwasanya Allah Swt telah mengkhususkan juga bagi perempuan dengan kenikmatan-kenikmatan yang mereka ridlai, meski kita tidak mengetahui secara rinci.
Surga merupakan daerah yang kenikmatannya belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh indera pendengaran dan terbetik dalam hati manusia, menyerupai firman Allah Swt

["Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai jawaban terhadap apa yang telah mereka kerjakan"] As-Sajdah : 17

Oleh lantaran itu, tak seorang pun mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari bidadari-bidadari penyejuk mata sebagai jawaban pada apa-apa yang mereka lakukan. Dan di sorga diperoleh kenikmatan-kenikmatan bagi mukmin dan mukminat dari apa-apa yang mereka inginkan, dan juga didapatkan hidangan-hidangan, dan akan menjadi saling ridho di antara keduanya sepenuhnya. Maka wajib bagi keduanya (suami-isteri) di dunia ini untuk berinfak sholeh biar memperoleh kebahagiaan di sorga dengan penuh kenikmatan dan rahmat Allah Swt yang sangat mulia lagi pemberi rahmat.

Adapun kecemburuan seorang pria pada keluarganya dan kehormatannya, maka hal tersebut ‘dituntut dan wajib’ baginya lantaran termasuk kewajiban seorang pria untuk cemburu pada kehormatannya dan kemuliaannya. Dan dengan adanya kecemburuan ini, akan menolak adanya kemungkaran di keluarganya. Adapun teladan kecemburuan dia pada isteri dan anak-anaknya, yaitu dengan cara tidak rela kalau mereka telanjang dan membuka tabir di depan pria yang bukan mahramnya, bercanda bersama mereka, hingga seolah-olah pria itu saudaranya atau anak-anaknya.

Anehnya bahwa kecemburuan menyerupai ini, di jaman kita kini dianggap ekstrim-fanatik, dan lain-lain. Akan tetapi akan hilang keheranan itu ketika kita sebutkan bahwa insan di jaman kita kini ini telah hidup dengan akhlak barat yang jelek. Dan maklum bahwa masyarakat barat umumnya tidak mengenal makna aib, kehormatan dan tidak kenal kemuliaan, lantaran serba boleh (permisivisme), mengumbar hawa nafsu kebebasan saja. Maka orang-orang yang mengagumi pada akhlaq-akhlaq barat ini tidak mau memperhatikan pada akhlaq Islam yang dibangun atas dasar penjagaan kehormatan, kemuliaan dan keutamaan.

Sesungguhnya Rasulullah Saw telah mensifati seorang pria yang tidak cemburu pada keluarganya dengan sifat-sifat yang jelek, yaitu ‘Dayyuuts’. Sungguh ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabraani dari Amar bin Yasir r.a, serta dari Al-Hakim, Ahmad dan Baihaqi dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi Saw bahwa ada tiga golongan yang tidak akan masuk nirwana yaitu peminum khomr, pendurhaka orang renta dan dayyuts. Kemudian Nabi menjelaskan perihal dayyuts, yaitu orang yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.

Wallahu a’lam


-------------


“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan menyerupai mereka, lantaran kedudukannya disisi Allah. Sahabat bertanya :
“Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa mereka ? Rasulullah SAW. Menjawab : Mereka yakni satu kaum yang cinta menyayangi dengan ruh Allah tanpa ada kekerabatan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada kekerabatan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita” (H.R. Abu Daud)



Cinta yang menggugurkan dosa :

“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, kemudian ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jikalau ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut” (H.R. Tabrani)


Cinta yang menunjukkan keteduhan :

“Sesungguhnya Allah SWT pada hari selesai zaman berfirman : “Dimanakah orang yang cinta menyayangi lantaran keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)


Cinta yang berbalas cinta :

“Allah swt berfirman, “pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta menyayangi lantaran Aku, saling kunjung mengunjungi lantaran Aku dan saling memberi lantaran Aku” (Hadits Qudsi)


Karena cinta maka dicintai-Nya :

“Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, kemudian Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya malaikat berkata,
“Kau mau kemana ?”
Ia menjawab, “Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini”
Malaikat terus bertanya, “Apakah kau akan menunjukkan sesuatu pada saudaramu ?”
Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan hanya saya mencintainya lantaran Allah SWT”
Malaikat berkata, “Sesungguhnya saya diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kau menyayangi orang tersebut karena-Nya” (H.R. Muslim)



Tiga cinta yang anggun :

Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia sanggup mencicipi manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang lantaran Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)



".. boleh jadi (pula) kau menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui, sedang kau tidak mengetahui." ( QS. Al Baqarah: 216 )


" Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kau mengingat kebesaran ALLAH." (QS. Adz Dzariyat: 49)


" Wahai kaum pemuda, siapa saja diantara kau yang sudah sanggup untuk menikah, maka menikahlah, sesungguhnya menikah itu memelihara mata, dan memelihara kemaluan, maka bila diantara kau belum sanggup untuk menikah.. berpuasalah, kerana sesungguhnya puasa tersebut sebagai penahannya." ( Hadist )



Baca bukunya Ya Allah, Aku Jatuh Cinta!: Mengelola Cinta Tanpa Harus Terkena Dosa. karangan Burhan Sodiq.

Sumber http://teenozhealthanalyst.blogspot.com