Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Prasasti Kerajaan Sriwijaya“. Berikut dibawah ini penjelasannya:
Kata Sriwijaya dijumpai pertama kali pada Prasasti Kota Kapur yang ditemukan di pulau Bangka. Kerajaan Sriwijaya bangkit pada kala ke 7 (tujuh), bukti mengenai keberadaan sanggup kita ketahui dari beberapa peninggalannya, termasuk prasasti Kedukan Bukit. Munculnya Sriwijaya sebagai sebuah kerajaan telah mengalihkan perhatian para andal sejarah Indonesia dari kerajaan Mataram.
9 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Beserta Gambarnya
Berikut ini terdapat 9 prasasti peninggalan dari kerajaan sriwijaya beserta gambarnya, antara lain:
1. Prasasti Ligor
Seperti namanya, prasasti ligor ditemukan di wilayah yang dahulunya berjulukan Ligor atau kini berjulukan Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan. Prasasti ini ditemukan di Thailand, sangat jauh dari sentra kerajaan Sriwijaya yakni di Palembang, Sungai Musi.
Prasasti Ligor teridiri dari pahatan yang di tulis pada dua sisi. Bagian pertama disebut prasasti Lior A atau dikenal dengan nama manuskrip Viang Sa. Kemudian bab kedua disebut Prasasti Ligor B. Prasasti Ligor kedua ini beraksara Kawi, berangkat tahun 775 masehi.
Menurut para ahli, prasasti ligor B ini dibentuk oleh Maharaja Dyah Pancapana kariyana Panamkarana, salah satu raja dari wangsa Sailendra kerajaan Sriwijaya.
Isi prasasti ligor A yaitu mengenai raja Sriwijaya, yaitu raja dari segala raja yang ada di dunia, raja merupakan pendiri Trisamaya caitya untuk Kajara. Kemudian isi dibagian kedua yakni perihal nama Visnu yang bergelar Maharaja. Visnu berasal dari keluarga Sailendravamsa, dijuluki sebagai Sesavvarimandavimathana atau diartikan sebagai pembunuh bagi musuh-musuh yang sombong tidak bersisa.
2. Prasasti Kota Kapur
Tokoh penemu prasasti ini pertama kali dilaporkan oleh J.K Van Der Meulen, yaitu pada bulan Desember tahun 1892. Fakta menariknya, prasasti Kota Kapur yakni prasasti pertama yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Lalu, apa saja isi prasasti Kota Kapur? Berikut ini penjelasannya.
Orang pertama yang melaksanakan penelitian terhadap Prasasti Kota Kapur berjulukan H. Kern. Ia merupakan spesialis Epigrafi berasal dari Belanda yang bekerja di Bataviaasch Genootschap. Pada penelitiannya ini, ia menganggap bergotong-royong Sriwijaya yakni nama seorang raja.
Kemudian tokoh yang berjasa mengungkap bergotong-royong Sriwijaya yakni nama sebuah kerajaan yakni George Coedes. Dari isi prasasti Kota Kapur, ia berhasil mengungkap bergotong-royong Sriwijaya merupakan nama sebuah kerajaan di Pulau Sumatera yang bangkit pada kala ke 7 M.
Ia juga menjelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan berpengaruh yang pernah menguasai seluruh wilayah Nusantara bab barat, beserta semenanjuang Malaya dan Thailand Selatan.
Sampai ketika ini, prasasti orisinil kota kapur berada di Museum Rijksmusem (museum kerajaan) di kota Amsterdam, Belanda dengan status dipinjamkan oleh Museum Nasional Indonesia. Lalu bagaimana isi naskah orisinil prasasti Kota Kapur? dan klarifikasi terjemahannya?
Kota Kapur merupakan salah satu dari lima prasasti kutukan yang dibentuk oleh penguasa Kadatuan Sriwijaya, yakni oleh Dapunta Hyang. Berikut ini naskah orisinil dan terjemahan isi prasasti kota kapur berdasarkan Coedes, antara lain:
Siddha titam hamba nvari i avai kandra kayet ni paihumpaan namuha ulu lavan tandrun luah makamatai tandrun luah vinunu paihumpaan hakairum muah kayet ni humpa unai tunai.
Umentern bhakti ni ulun haraki. unai tunai kita savanakta devata mahardika sannidhana. manraksa yan kadatuan çrivijaya. kita tuvi tandrun luah vanakta devata mulana yan parsumpahan.
paravis. kadadhi yan uran didalanna bhami paravis hanun. Samavuddhi lavan drohaka, manujari drohaka, niujari drohaka talu din drohaka. tida ya.
Marppadah tida ya bhakti. tida yan tatvarjjawa diy aku. dngan diiyan nigalarku sanyasa datua. dhava vuathana uran inan nivunuh ya sumpah nisuruh tapik ya mulan parvvanda datu çriwi-
jaya. Talu muah ya dnan gotrasantanana. tathapi savankna yan vuatna jahat. makalanit uran. makasuit. makagila. mantra gada visaprayoga. udu tuwa. tamval.
Sarambat. kasihan. vacikarana.ityevamadi. janan muah ya sidha. pulan ka iya muah yan dosana vuatna jahat inan tathapi nivunuh yan sumpah talu muah ya mulam yam manu-
ruh marjjahati. yan vatu nipratishta ini tuvi nivunuh ya sumpah talu, muah ya mulan. saranbhana uran drohaka tida bhakti tatvarjj4va diy aku, dhava vua-
tna niwunuh ya sumpah ini gran kadachi iya bhakti tatvjj4va diy aku. dngan di yam nigalarku sanyasa dattua. çanti muah kavuatana. dngan gotrasantanana.
Samrddha svasthi niroga nirupadrava subhiksa muah vanuana paravis chakravarsatita 608 din pratipada çuklapaksa vulan vaichaka. tatkalana
Yan manman sumpah ini. nipahat di velana yan vala çrivijaya kalivat manapik yan bhumi j4va tida bhakti ka çrivijaya.
Artinya:
Keberhasilan ! (disertai mantra persumpahan yang tidak dipahami artinya)
Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan melindungi Kedatuan Sriwijaya ini; kau sekalian dewa-dewa yang mengawali permulaan segala sumpah !
Bilamana di pedalaman semua kawasan yang berada di bawah Kadatuan ini akan ada orang yang memberontak yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata pemberontak;
yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak takluk, yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu; agar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-perbuatan tersebut mati kena kutuk agar sebuah ekspedisi untuk melawannya seketika di bawah pimpinan datu atau beberapa datu Sriwijaya, dan agar mereka
dihukum bersama marga dan keluarganya. Lagipula agar semua perbuatannya yang jahat; menyerupai mengganggu :ketenteraman jiwa orang, menciptakan orang sakit, menciptakan orang gila, menggunakan mantra, racun, menggunakan racun upas dan tuba, ganja,
saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan sebagainya, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan menghantam mereka yang bersalah melaksanakan perbuatan jahat itu; agar pula mereka mati kena kutuk. Tambahan pula agar mereka yang menghasut orang
supaya merusak, yang merusak kerikil yang diletakkan di tempat ini, mati juga kena kutuk; dan dieksekusi langsung. Biar para pembunuh, pemberontak, mereka yang tak berbakti, yang tak setia pada saya, agar pelaku perbuatan tersebut
mati kena kutuk. Akan tetapi kalau orang takluk setia kepada saya dan kepada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu, maka moga-moga perjuangan mereka diberkahi, juga marga dan keluarganya
dengan keberhasilan, kesentosaan, kesehatan, kebebasan dari bencana, kelimpahan segalanya untuk semua negeri mereka ! Tahun Saka 608, hari pertama paruh terang bulan Waisakha (28 Februari 686 Masehi), pada ketika itulah
kutukan ini diucapkan; pemahatannya berlangsung ketika bala tentara Sriwijaya gres berangkat untuk menyerang bhumi jawa yang tidak takluk kepada Sriwijaya.
3. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah merupakan prasasti pada kerikil peninggalan Sriwijaya. Menurut sejarahnya, prasasti ini ditemukan di Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan.
Prasasti ini mempunyai tugas penting dalam menawarkan informasi kepada masyarakat mengenai jejak masa lalu, terutama bagi pada generasi muda. Prasasti merupakan sumber sejarah yang ditulis pada kerikil dan dibentuk oleh raja yang berkuasa pada masa lalu.
Prasasti Palas Pasemah ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dengan abjad Pallawa. Isi prasasti ini memuat 13 baris. Namun sangat disayangkan, tidak memuat informasi mengenai angka tahun. Namun berdasarkan penelitian terhadap bentuk aksaranya, prasasti palas pasemah diperkirakan dibentuk pada simpulan kala ke 7 masehi.
Isi prasasti Palas Pasemah sama menyerupai kota kapur, yaitu mengenai kutukan bagi setiap orang yang tidak tunduk dan patuh terhadap perintah atau kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
4. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu dipahat pada sebuah kerikil berjenis Andesit, ukuran prasasti ini cukup besar. Tingginya mencapai 118 cm, sementara lebarnya 148 cm. Pada bab atas prasasti terdapat hiasan 7 ekor kepala ular kobra, sedangkan dibagian bawah tengah terdapat menyerupai pancuran atau cerat yang biasa untuk mengalirkan air.
Informasi yang tertulis pada prasasti Telaga Batu menggunakan bahasa Melayu Kuno dengan huruf Pallawa. Tulisan pada kerikil jumlahnya sangat banyak dan panjang, yaitu sekitar 28 baris.
Namun garis besar isi Prasasti Telaga Batu berkaitan dengan kutukan terhadap siapa saja yang melaksanakan kejahatan di Kerajaan Sriwijaya dan tidak taat terhadap perintah Datu. Menurut Casparis, ia beropini bergotong-royong orang-orang yang dimaksud yakni orang berbahaya yang berpotensi melaksanakan perlawanan kepada kedatuan Sriwijaya, sehingga perlu untuk di sumpah.
Orang-orang yang perlu di sumpah yaitu mulai dari rajaputra (putra raja), kumaramatya (menteri), bhupati (bupati), senapati (panglima), nayaka (tokoh lokal terkemuka), pratyaya (bangsawan), haji pratyaya (raja bawahan), dandanayaka (hakim), vasikarana (ahli senjata), catabhata (tentara), marsi haji (pelayan raja) dan masih banyak lagi.
Dibandingkan dengan 4 prasasti kutukan lainnya yang sudah bahas, prasasti Telaga Batu merupakan yang paling lengkap alasannya memuat nama-nama pejabat pemerintahan. Prasasti ini juga menguatkan pendapat bergotong-royong sentra kerajaan Sriwijaya berada di kota Palembang.
5. Prasasti Talang Tuwo
Informasi yang termuat dalam prasasti Talang Tuwo ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dengan Aksara Pallawa. Di dalam prasasti ini terdapat angka tahun, yaitu tahun 606 Saka atau sekitar 684 masehi. Sejak ditemukan, prasasti ini kemudian disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Isi Prasasti:
Berikut ini 14 baris abjad dalam Prasasti Talang Tuwo :
śwasti . śri śaka warṣa titā . 606 . diŋ dwitiya ṣuklapakṣa wulan caitra . sāna tatkālāña parlak śri kṣetra ini . niparwuat
parwaṇḍa punta hiyaŋ śrī jayanāga . ini priṇadhānāṇḍa punta hiyaŋ . sawañakña yaŋ nitanaŋ di sini . ñīyur pinaŋ hanāu . ru
mwiya . dṅan samigra . ña yaŋ kāyu nimakan wuaḥña . tathapi hāur wuluḥ pattuŋ ityewamādi . punarapi yaŋ parlak wukan
dṅan tawad talāga sawañakña yaŋ wuatku sucarita parāwis prayojanākaḥ puṇyaña sawwa satwa sacarācara waropāyāña tmu
sukha . di āsannakala di antara mārgga lai . tmu muaḥ ya āhāra dṅan āir niminuŋña . sawañakña wuatña huma parlak mañcak mu
aḥ ya . maŋhidupi paśu prakāra . marhulun tuwi wṛddhi muaḥ ya jāṅan ya niknāi savañakña yaŋ upasargga . pidanna swapnawighna . waraŋ wua
taña kathamapi . anukūla yaŋ graha nakṣatra parāwis diya . nirwyadhi ajara kawuatanāña . tathāpi sawañakña yaŋ bhṛtyāna
saṭyārjjawa dṛḍhabhagti muaḥ ya dya . ya mitrāña tuwi jāṅān ya kapaṭa yaŋ winiña mulang anukūla bhāryya muaḥ ya waraŋ sthā
naña lāgi jāṅān cūri ucci wadhañca . paradāra di sāna . punarapi tmu ya kalyāṇamitra . marwwaṅun wodhicitta dṅan maitri
ṭadhāri di daŋ hyaŋ ratnatraya jāṅān marsarak dṅan daŋ hyaŋ ratnatraya . tathāpi nityakāla tyaga marśila kṣānti . marwwaṅun wiryya rājin
tāhu di samiśraña śilpakalā parāwis . samāhitacinta . tmu ya prajñā . smṛti medhāwi . punarapi dhaiyyamāni mahāsa(ttwa)
wajra śarira . anupamaśakti . jaya . tathāpi jātismara . awikalendriya . mañcak rupa . subhaga hāsin hālap āde
yawākya . wrahmaswara . jādi lāki swayaŋbhu puna(ra)pi tmu ya cintāmaṇinidhāna . tmu janmawaŋśitā . karmmawaśitā . kleśa(va)śi(ta)
awasāna tmu ya anuttarābhisaŋmyaksaŋ wodhi.
Artinya:
Pada tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada ketika itulah taman ini yang dinamakan Śrīksetra dibentuk di bawah pimpinan Sri Baginda Śrī Jayanāśa. Inilah niat baginda: Semoga yang ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu, dan majemuk pohon, buahnya sanggup dimakan, demikian pula bambu haur, waluh, dan pattum, dan sebagainya; dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, sanggup dipakai untuk kebaikan semua makhluk, yang sanggup pindah tempat dan yang tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapat kebahagiaan.
Jika mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka menemukan masakan serta air minum. Semoga semua kebun yang mereka buka menjadi berlebih (panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang mereka pelihara, dan juga budak-budak milik mereka. Semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa alasannya tidak sanggup tidur.
Apa pun yang mereka perbuat, semoga semua planet dan bintang menguntungkan mereka, dan semoga mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan perjuangan mereka. Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagipula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka dan semoga istri mereka menjadi istri yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga di tempat itu tidak ada pencuri, atau orang yang mempergunakan kekerasan, atau pembunuh, atau penzinah.
Selain itu, semoga mereka mempunyai seorang kawan sebagai penasihat baik; semoga dalam diri mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan (…) dari Tiga Ratna, dan semoga mereka tidak terpisah dari Tiga Ratna itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka bersikap) murah hati, taat pada peraturan, dan sabar; semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan, pengetahuan akan semua kesenian banyak sekali jenis; semoga semangat mereka terpusatkan, mereka mempunyai pengetahuan, ingatan, kecerdasan.
Lagi pula semoga mereka teguh pendapatnya, bertubuh intan menyerupai para mahāsattwa berkekuatan tiada bertara, berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya, berindra lengkap, berbentuk penuh, berbahagia, bersenyum, tenang, bersuara yang menyenangkan, bunyi Brahmā. Semoga mereka dilahirkan sebagai laki-laki, dan keberadaannya berkat mereka sendiri; semoga mereka menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran, kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga balasannya mereka mendapat Penerangan tepat lagi agung.
6. Prasasti Hujung Langit
Prasasti Hujung Langit merupakan prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di desa Haur Kuning, Lampung. Sama menyerupai prasasti lainnya, prasasti ini juga ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dan abjad Pallawa. Susunan pesan dalam prasasti ini tidak cukup terang alasannya tingkat keausan batunya sangat tinggi. Akan tetapi, sehabis diidentifikasi prasasti ini diperkirakan berasal dari tahun 997 Masehi dan isinya menjelaskan perihal dukungan tanah sima.
7. Prasasti Kedukan Bukit
Pada tanggal 29 November 1920, M. Batenburg menemukan sebuah kerikil bertulis di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang-Sumatera Selatan. Prasasti berukuran 45 × 80 cm ini ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dan abjad Pallawa. Isinya menceritakan bahwa seorang utusan Kerajaan Sriwijaya berjulukan Dapunta Hyang telah mengadakan sidhayarta (perjalanan suci) menggunakan perahu. Dalam perjalanan yang disertai 2.000 pasukan tersebut, ia telah berhasil menaklukan daerah-daerah lain. Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya ini kini disimpan di Museum Nasional Indonesia.
8. Prasasti Leiden
Prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya selanjutnya yakni Prasasti Leiden. Prasasti ini ditulis di sebuah lempeng tembaga dan ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Tamil. Saat ini prasastu Leiden berada di Musium Belanda. Isinya menceritakan relasi baik antara dinasti Chola dari Tamil dengan dinasti Sailendra dari Sriwijaya, India Selatan.
9. Prasasti Karang Berahi
Prasasti Karang Brahi ditemukan oleh Kontrolir L.M. Berkhout pada tahun 1904 di tepian Batang Merangin, Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Merangin-Jambi. Sama menyerupai prasasti Telaga Batu, Prasasti Palas Pasemah, dan Prasasti Kota Kapur, prasasti ini menjelaskan perihal kutukan pada mereka yang berbuat jahat dan tidak setia pada sang Raja Sriwijaya.
Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang 9 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Beserta Gambarnya
Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!
Baca Artikel Lainnya:
- Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Letak, Raja, Masa Kejayaan dan Keruntuhan
- Faktor Pusat Pertumbuhan: Pengertian, Fungsi dan Teori
- 4 Pembagian Zaman Praaksara Berdasarkan Ilmu Geologi
- Fungsi Strategi Pemasaran: Pengertian, Tujuan dan Jenisnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com