Salah satu khalifah dari kerajaan Turki Ustmani ini lahir pada tanggal 20 April 1429 M atau bertepatan dengan tanggal 28 Rajab 833 H. Lahir sebagai putra ketiga Sultan Murab II, Muhammad tidak pernah dipersiapkan atau diperkirakan menjadi putera mahkota. Muhammad gres ditetapkan sebagai putera mahkota sesudah maut dua abang lelakinya dalam usia muda.
Muhammad kecil pada awal pendidikannya termasuk anak yang manja dan enggan belajar, sesudah ayahnya menghadirkan seorang Ulama Kurdi menjadi gurunya yaitu Syeikh Ahmad bin Ismail Al-Kurani ia mulai berguru dengan serius. Selain dengan Ahmad Al-Kurani, Muhammad juga berguru dari Syeikh Ibnu Al-Tamjid spesialis syair yang menguasai bahasa Arab dan Persia, Syeikh Khairuddin dan Syeikh Sirajodin Al-Habi dan lainnya. Belakangan ada seorang Syeikh lagi, yaitu Aag Syamsudin yang gotong royong Al-Kurani merupakan dua orang Syeikh yang paling besar lengan berkuasa dan paling dipercaya oleh Sultan Muhammad Al-Fatih.
Dari mereka, Muhammad Muda berguru ilmu. Ilmu agama, bahasa, keterampilan, fisik, geografi, falak dan sejarah. Dalam pelajaran sejarah, ia juga mempelajari biografi tokoh-tokoh Eropa ibarat Kaisar Agustus, Constantine The Great, Theodosius The Great, Timur Lang dan ia terkesan dengan cerita Iskandar Agung dari Macedonia.
Muhammad tumbuh menjadi cowok cerdas yang keras kemauan dan serius dalam mewujudkan keinginannya (visinya) terutama visi untuk menaklukan Konstatinopel pada ketika menjadi sultan pertama kali yaitu pada usia 12 tahun tapi jawaban instabilitas politik negerinya serta keberadaan Muhammad yang masih muda mengharuskan Murad II kembali memimpin. Setelah ayahnya meninggal Muhammad kembali diangkat menjadi sultan pada usia 21 tahun.
Muhammad melanjutkan kembali visinya untuk menaklukan Konstatinopel visi ini tentu tidak muncul begitu saja.
Sejak kecil ia telah mempelajari Al-Qur’an dan Al-Hadist Rosul SAW. Diantara hadist yang disampaikan secara berulang-ulang kepada dia pada masa kecilnya yaitu hadist yang berisi ramalan Rosul tetntang penaklukan kota tersebut sebagai berikut: “Konstatinopel akan jatuh ketangan Islam. Pemimpin yang menaklukannya yaitu sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya yaitu sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin Hanbal musnadnya). Syeikh Aaq Syamsudin yaitu guru yang paling besar pengaruhnya terhadap Muhammad dalam kasus ini. Bahkan sanggup dikatakan Syeikh Syamsudin telah mengisyaratkan pada Muhammad kecil bahwa dirinyalah yang dimaksud hadist tersebut.
Dan kenyataan, ramalan Rosul pun terbukti. Sultan muda dari kerajaan Turki Ustmani ini berhasil merampungkan amanat Rosul sekaligus mimpi umat Islam selama delapan abad. Kota yang dikelilingi oleh bahari dan terletak persis diantara Benua Asia dan Eropa ini dianggap sebagai kota yang paling strategis di dunia bahkan dikatakan bahwa sekiranya dunia ini berbentuk satu kerajaan maka Konstatinopel akan menjadi kota yang paliang cocok untuk menjadi ibu kotanya.
Setelah ditaklukan nama Konstatinopel diubah menjadi Islambul yang berarti “Kota Islam”, tapi kemudian penyebutan ini bergeser menjadi Istambul ibarat yang biasa kita dengar sekarang. Sejak ketika itu ibu kota Turki Ustmani beralih ke kota ini yang kemudian menjadi sentra peradaban Islam selama beberapa abad. Muhammad sendiri pada ketika itu menerima gelar “Al-Fatih” atau The Conqueror, Sang Penakluk.
Beliau merupakan seseorang yang sangat menyayangi jihad. Sebagian hidupnya dihabiskan diatas kudanya. Hampir seluruh perjalanan jihad tentaranya ia pimpin secara langsung. Bahkan ia tetap berangkat berjihad kendati sedang menderita suatu penyakit. Hal ini, menjadi perjalanan jihadnya yang terakhir.
Penyakitnya itu kemudian merenggut nyawanya sebelum pasukan sempat mencapai target jihadnya. Beliau syahid ditengah niat dan perjalanan untuk menegakkan jihad fi sabilillah tepatnya pada tanggal 4 Mei 1481 pada umur 52 tahun.
Beliau seseungguhnya tidak hanya berperan besar dalam hal ekspansi wilayah Islam, tetapi juga dalam menata negerinya menjadi negeri yang sangat maju. Ia secara serius melaksanakan banyak perbaikan dalam hal perekonomian, pendidikan dan lain-lain. Ia membangun Istambul menjadi sentra pemerintahan yang sangat indah dan maju disamping sebagai bandar ekonomi yang sukses. Muhammad Al-Fatih yaitu pemimpin yang memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Beliau selalu berusaha mendengarkan keluhan-keluhan rakyatnya. Sering kali ia turun kejalan untuk mengamati kondisi rakyatnya secara langsung.
Itulah sekilas perjalanan hidup Muhammad Al-Fatih yang telah memeperlihatkan semangat jihad tinggi serta pribadi yang mulia.