Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Pergerakan Nasional“. Berikut dibawah ini penjelasannya:
Daftar Isi
- 1 Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
- 1.1 1. Budi Utomo
- 1.2 2. Sarekat Islam
- 1.3 3. Indische Partij
- 1.4 4. Muhammadiyah
- 1.5 5. Gerakan Pemuda
- 1.6 6. Partai Komunis Indonesia (PKI)
- 1.7 7. Taman Siswa
- 1.8 8. Partai Nasional Indonesia (PNI)
- 1.9 9. Gerakan Wanita
- 1.10 10. Gerakan Buruh
- 1.11 11. Perhimpunan Indonesia
- 1.12 12. Parindra (Partai Indonesia Raya)
- 1.13 13. MIAI (Majelis Islam A’laa Indonesia)
- 1.14 14. Gapi (Gabungan Politik Kebangsaan Indonesia)
Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Pergerakan nasional ditandai oleh adanya organisasi yang sudah didukung dan didirikan oleh segenap rakyat di Nusantara. Ciri organisasi pergerakan nasional berbeda dengan pergerakan daerah, hal ini sanggup kita bedakan sebagai berikut:
1. Gerakan kawasan bercirikan sebagai
- Bentuk gerakannya belum diorganisasi, maka menggantungkan kepada
- Sifatnya kedaerahan, maka bersifat insidental
- Mengandalkan kekuatan senjata dan kekuatan
- Belum ada tujuan yang
- Gerakannya gampang bubar atau berakhir kalau pemimpin mereka
2. Gerakan nasional bercirikan sebagai
- Gerakannya sudah diorganisasi secara
- Bersifat nasional baik wilayah atau cita-cita
- Perjuangan memakai strategi modern dan organisasi
- Sudah mempunyai tujuan yang terang yaitu Indonesia
- Gerakannya tangguh dan berakar di hati
Adapun bentuk-bentuk organisasi pergerakan nasional Indonesia akan dibahas pada klarifikasi berikut:
1. Budi Utomo
Kebangkitan nasional ditandai lahirnya Budi Utomo (BU) yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangun- kusumo yang waktu itu menjadi mahasiswa Stovia (kedokteran Jawa), sedangkan perintisnya yaitu Dr. Wahindin Sudirohusodo.
Ia mendirikan Studie Fonds (dana pelajar) guna membiayai pelajar yang tidak mampu. Itulah sebabnya, BU disebut organisasi sosial dan perintis pergerakan nasional. Adapun bidang gerak BU yaitu sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Ini tercermin dari tujuan yang akan dicapai oleh BU tersebut.
Tujuan BU yaitu kemajuan bagi Hindia atau kemajuan yang serasi bagi nusa bangsa. Tujuan tersebut akan dicapai melalui usaha, antara lain, memajukan pendidikan, teknik industri, pertanian, peternakan dan perdagangan, serta menghidupkan kembali kebudayaan sendiri.
BU berasaskan kooperatif, moderat, dan tidak berpolitik. Keanggotaan BU tidak terbatas pada Jawa, Madura, dan umumnya pelajar dan priyayi.
Pada tanggal 5 Oktober 1908, BU mengadakan Kongres I di Yogyakarta dan menghasilkan hal-hal berikut.
- BU tidak
- Kegiatan BU ditujukan pada bidang sosial, budaya, dan
- Ruang gerak BU terbatas pada Jawa dan
- Tirto Kusumo, Bupati Karanganyar, dipilih sebagai ketua BU pusat.
2. Sarekat Islam
Pada tahun 1911 di Laweyan, Solo berdiri organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) dengan ketua Haji Samanhudi. Keinginan untuk menyaingi pedagang- pedagang Cina mendorong banyak orang ingin menjadi anggota SDI.
Tujuan SDI semula yaitu memajukan perdagangan untuk menyaingi pedagang-pedagang Cina. Namun pada akhirnya, selain memajukan perdagangan, SDI juga ingin memajukan agama Islam. Oleh lantaran itu, atas anjuran H.O.S. Cokroaminoto, nama SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam) pada tahun 1912.
SI mempunyai beberapa tujuan, yaitu berbagi jiwa dagang, membantu para anggota yang mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan derajat, memperbaiki pendapat yang keliru mengenai agama Islam, hidup berdasarkan perintah agama.
Pada tahun 1913, SI menyelenggarakan kongres pertama di Surabaya dan menghasilkan beberapa keputusan, yaitu SI bukan partai politik, SI tidak bermaksud melawan Belanda, menentukan HOS Cokroaminoto sebagai ketua SI, dan memutuskan Surabaya sebagai sentra SI.
Karena bersifat kerakyatan, SI cepat mendapat anggota. Akibatnya, Gubernur Belanda A.W.F. Idenburg ragu dan khawatir terhadap SI, sehingga permohonan izin pengakuan SI ditolak. Oleh lantaran itu, SI menyiasati hal tersebut dengan mendirikan Central Sarekat Islam (CSI) di Surabaya yang diakui Belanda pada tanggal 18 Maret 1916. Adapun tujuan didirikannya CSI yaitu memajukan, membantu, memelihara, dan menjalin kolaborasi antar-SI lokal yang tergabung dalam CSI.
Pada tahun 1921, SI mengadakan kongres ke-4 di Surabaya. Pada kongres ke-4 ini, Semaun dan Darsono mengemukakan paham sosialis. Ada beberapa anggota SI yang tidak sepaham dengan mereka. Akibatnya, SI pecah menjadi SI putih dan SI merah. SI putih dipimpin oleh Haji Agus Salim dan Abdul Muis, sedangkan SI merah berpaham komunis di bawah Semaun, Tan Malaka, dan Darsono yang nanti masuk dalam PKI.
3. Indische Partij
Indische Partij (IP) didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tiga serangkai, yaitu Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudhi), Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara). Tujuan didirikannya partai polilik ini yaitu mempersatukan Hindia Belanda sebagai persiapan Hindia merdeka. Tujuan ini disebarluaskan melalui surat kabar De Express.
Anggaran dasar dan jadwal kerja IP yaitu membangun patriotisme IP terhadap tanah air, bekerja sama atas dasar kesamaan ketatanegaraan demi memajukan tanah air, dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka. Untuk mencapai tujuan partai, cara- cara yang ditempuh IP yaitu memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, meresapkan harapan kesatuan nasional Hindia, memperbesar dampak pro-Hindia dalam pemerintahan, memperjuangkan persamaan hak setiap warga, memperbaiki keadaan ekonomi Hindia, menghindiakan pengajaran untuk kepentingan ekonomi.
Karena jadwal dan harapan IP dianggap membahayakan Belanda, IP dinyatakan sebagai partai terlarang. Akan tetapi, Soewardi Soerjaningrat tetap menyebarluaskan kritik melalui goresan pena berjudul “Als ik een Nederlander was ….” (seandainya saya seorang Belanda) yang berisi sindiran tajam terhadap ketidakadilan Belanda atas negara jajahannya. Alasan Suwardi menulis goresan pena tersebut yaitu kritik atas kebijakan Belanda yang memungut dana pada rakyat untuk ulang tahun kemerdekaan Belanda. Akibat goresan pena tersebut, ketiga tokoh IP ditangkap. Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Tjipto Mangunkusumo ke Banda, dan Soewardi Soerjaningrat ke Bangka. Tetapi, atas undangan mereka sendiri, ketiganya dibuang ke Belanda pada tahun 1913.
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta oleh K. H. Ahmad Dahlan, seorang ulama besar yang terpengaruh gerakan wahabi. Tujuan didirikannya Muhammadiyah yaitu memajukan pengajaran Islam, berbagi pengetahuan Islam dan cara hidup berdasarkan peraturan Islam, membantu dan meningkatkan kehidupan sosial masyarakat Islam.
Untuk mencapai tujuan partai, Muhammadiyah menempuh usaha-usaha, antara lain, mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan agama Islam untuk memberantas buta huruf; mendirikan dan memelihara masjid, langgar, rumah sakit, dan rumah yatim piatu; membentuk tubuh perjalanan haji ke tanah suci. Muhammadiyah mempunyai wadah khusus bagi perempuan (Aisyiah) dan bagi laki-laki (Hisbul Wathon).
5. Gerakan Pemuda
Berikut dibawah ini terdapat beberapa gerakan cowok Indonesia, antara lain:
- Trikoro Dharmo
Trikoro Dharmo didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R. Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi, dan Kadarman. Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia (= sakti, budi, bhakti). Adapun tujuan Trikoro Dharmo yaitu mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antarpemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo yaitu menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali persaudaraan antarmurid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa budaya Indonesia, khususnya Jawa.
Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Kegiatannya berkisar pada bidang sosial, budaya, pemberantasan buta huruf, kepanduan, seni, dan lainnya. Pada kongresnya (1922) diputuskan bahwa Jong Java tidak bergerak dalam bidang politik dan anggotanya dihentikan masuk partai politik. Namun, masuknya Agus Salim (tokoh SI) mengakibatkan Jong Java mulai bergerak dalam bidang politik. Oleh lantaran itu, ada yang pro dan kontra. Akhirnya, yang oke bergerak dalam politik mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) (1925) dengan agama Islam sebagai dasar pergerakan dan menerbitkan majalah Al Noer.
Tujuan Jong Islamieten Bond yaitu mempererat persatuan di kalangan para cowok Islam muslim. Keanggotaannya terbuka untuk cowok Islam yang berumur 14-30 tahun, dan yang berumur lebih dari 18 tahun boleh berpolitik. Pada tanggal 29 Desember 1925, JIB mengadakan kongres I dan memutuskan anggaran dasarnya.
Selanjutnya, Jong Java pada kongresnya (1928) menyetujui adanya fusi organisasi cowok yang diberi nama Indonesia Muda.
- Jong Sumatranen Bond (Persatuan Pemuda Sumatra)
Jong Sumatranen Bond (JSB) berdiri pada tahun 1917 di Jakarta dengan tokohnya Moh. Hatta dan Muh. Yamin. Tujuan didirikannya JSB yaitu memperkukuh kekerabatan antarpelajar asal Sumatra dan mendidik mereka menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan berbagi budaya Sumatra.
- Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
PPPI didirikan oleh para pelajar Jakarta dan Bandung pada bulan September 1926 di Jakarta. Tokoh-tokoh PPPI yaitu Abdullah Sigit, Sugondo, Suwiryo, Reksodipuro, A.K. Abdul Gani, Sumanang. Tujuan PPPI yaitu memperjuangkan Indonesia merdeka.
Untuk merealisasikan tujuannya itu, maka sifat kedaerahan harus dihilangkan, perselisihan pendapat antarnasionalis juga harus dihindarkan, dan para anggota harus rajin belajar.
- Pemuda Indonesia
Pemuda Indonesia semula berjulukan Jong Indonesia yang didirikan di Bandung pada tahun 1927. Anggota Pemuda Indonesia kebanyakan dari kalangan pelajar yang sekolah di luar negeri. Tokohnya yaitu Sugiono, Yusapati, Suwaji, Moh. Tamzil, Sartono, Asaat, dan Budhiarto.
Pada tanggal 28 Desember 1927, PI mengadakan kongres di Bandung yang menghasilkan, antara lain, nama oragnisasi yang semula Jong Indonesia diganti menjadi Pemuda Indonesia; bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa pengantar organisasi pemuda; Yusapati diangkat sebagai ketua, Moh. Tamzil sebagai sekretaris I, Subagio Reksodipuro sebagai sekretaris II, dan Mr. Asaat sebagai bendahara.
- Indonesia Muda
Indonesia Muda berdiri pada tahun 1930. Indonesia Muda merupakan organisasi nasional yang lahir sebagai peleburan organisasi kedaerahan.
6. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Pada tanggal 4 Mei 1914, didirikan ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) oleh orang-orang Belanda, menyerupai Dekker, Sneevliet, dan Brandsteder bersama Semaun. Tujuan berdirinya ISDV yaitu menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan membangun perasaan revolusioner bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal 23 Mei 1920, nama ISDV diubah menjadi PKI dengan Semaun sebagai ketua, Bergsma sebagai sekretaris, dan Dekker sebagai bendahara. Pada tanggal 24 Desember 1920, PKI mengadakan Kongres spesial dan mengambil keputusan untuk bergabung dengan organisasi Komintern. Selanjutnya, PKI berpura-pura oke menjadi anggota volksraad.
Sejak pemerintahan Belanda, PKI telah mengadakan pemberontakan. Misalnya, pada tahun 1926 Alimin mengadakan pemberontakan di Jawa Barat dan Banten. Kemudian pada tahun 1927, terjadi pemberontakan PKI di Sumatra. Akibatnya, oleh Belanda semenjak tahun 1927 PKI dianggap sebagai organisasi terlarang.
7. Taman Siswa
Taman siswa merupakan forum pendidikan nasional yang didirikan oleh Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga ini bertujuan menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebudayaan Indonesia.
Tujuan tersebut sanggup tercapai dengan Pancadarma Taman Siswa yang mencakup dasar kodrat alam, dasar kemerdekaan, dasar kebudayaan, dasar kebangsaan atau kerakyatan, dan dasar kemanusiaan.
Dalam pendidikan, Taman Siswa hendak mewujudkan sistem “among” untuk mengadakan pola berguru asah, asih, asuh dan diterapkan pola kepemimpinan “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya seorang pemimpin harus sanggup menjadi contoh, memberi motivasi, dan mendorong untuk maju.
8. Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Mr. Budhiarto, dan Dr. Sanusi. Tujuan PNI yaitu Indonesia merdeka. Tujuan ini hendak dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri (self help).
Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan sendiri, contohnya mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, dan koperasi. Itulah sebabnya, PNI tidak mau bekerja sama dengan penjajah (nonkooperatif). Pergerakan PNI didasarkan pada semboyan Marhaenisme, artinya memperjuangkan rakyat miskin.
Kekhawatiran Belanda atas PNI mengakibatkan Soekarno tidak boleh mengadakan aktivitas di luar Jawa, bahkan Belanda melaksanakan pengge- ledahan kantor PNI dan menangkap Ir. Soekarno, Maskur, Sumodirejo, Gatot Mangkuprojo, dan Supradinata yang dituduh melanggar Pasal “Karet” 153 bis dan 169 KUHP, yaitu “dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan pemerintah Belanda”. Ir. Soekarno dibuang ke penjara Sukamiskin.
Penangkapan tokoh PNI mengakibatkan PNI pecah menjadi dua.
- Kelompok yang tidak oke PNI dibubarkan tetap mempertahankan ideologi PNI dengan nama baru, yakni Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), tokohnya Hatta, Sutan Syahrir.
- Kelompok yang oke PNI dibubarkan membentuk Partindo dipimpin Sartono.
9. Gerakan Wanita
Pelopor gerakan perempuan yaitu R.A. Kartini, putri Bupati Jepara Ario Sosrodiningrat. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Cita-cita ia yaitu memperbaiki derajat kaum perempuan melalui pendidikan dan pengajaran. Untuk merealisasikan tujuannya itu, Kartini mengadakan kontak lewat surat dengan perempuan Barat dan juga Nusantara. Surat-surat Kartini inilah oleh Mr. Abendanon dijadikan buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dari Jawa Barat juga muncul tokoh wanita, yaitu Dewi Sartika yang berusaha melepaskan tradisi dan etika pingitan bagi perempuan menyerupai kawin paksa dan poligami.
Perjuangan Kartini dan Dewi Sartika kemudian mengilhami gerakan-gerakan wanita.
- Putri Mardiko (1912) berdiri di Jakarta, tujuannya memperlihatkan dukungan bimbingan dan penerangan pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran, tokohnya yaitu R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah, Joyo, R.R. Rukmini.
- Kartini Fonds (dana Kartini) yang didirikan T. Ch. Van Deventer (1912) dengan tujuan mendirikan sekolah bagi kaum wanita, contohnya Maju Kemuliaan di Bandung, Pawiyatan Wanito di Magelang, Wanito Susilo di Pemalang, Wanito Hadi di Jepara, Budi Wanito di Solo, dan Wanito Rukun Santoso di Malang.
- Keutamaan Istri, berdiri di Tasikmalaya (1913) dengan tujuan mendirikan sekolah untuk anak-anak
- Kerajinan Amal Setia, berdiri di Gadang, Sumatra Barat tanggal 11 Februari 1914 dengan ketua Rohana Kudus. Tujuan didirikannya organisasi ini yaitu untuk meningkatkan pendidikan perempuan menyerupai cara mengatur rumah tangga, kerajinan tangan, dan cara pemasarannya.
- Sarikat Kaum Ibu Sumatra di Bukittinggi.
- Perkumpulan Ina Tani di Ambon.
Untuk menyebarluaskan pengetahuan wacana kewanitaan dilakukan dengan menerbitkan surat kabar Putri Hindia di Bandung, Wanita Swara di Brebes, Soenting Melajoe di Bukittinggi, Putri Mardiko di Jakarta, Estri Oetomo di Semarang, Soewara Perempoean di Padang, dan Perempuan Bergerak di Medan.
Kongres Wanita pada tanggal 22 Desember 1928 diselenggarakan di Yogyakarta. Peristiwa ini diperingati sebagai hari Ibu. Hasilnya, dibuat Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang bertujuan untuk mempererat kekerabatan perkumpulan wanita, memperbaiki nasib dan derajat wanita, serta mengadakan kursus kesehatan.
10. Gerakan Buruh
Gerakan buruh yaitu organisasi pekerja atau kaum buruh untuk memperjuangkan nasib mereka. Tujuan organisasi ini yaitu memelihara dan memperbaiki syarat perburuhan dengan mengatur kekerabatan kerja, mengatur kekerabatan kerja antara pekerja dan pemerintah, dan mengatur kaum pekerja sebagai golongan tersusun yang membangun bangsa.
11. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan perkumpulan pelajar Indonesia di negeri Belanda yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. PI berdiri pada tahun 1908 dengan nama Indische Vereniging dan tokohnya yaitu Sosrokartono, Husein Jayadiningrat, Notosuroto, dan Sumitro Kolopaking. Setelah kedatangan Soewardi Soerjaningrat dan Tjipto ke negeri Belanda (1913), PI bergerak dalam bidang politik. Pada tahun 1922, Indische Vereniging berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia.
Orang Belanda yang memerhatikan penderitaan rakyat Indonesia, contohnya Mr. Abendanon, Van Deventer, Dr. Snouck Hurgronje, berusaha memperjuangkan nasib bangsa Indonesia. Pada peringatan ulang tahun ke-15, Indische Vereniging, mengeluarkan buku berjudul Gedenboek karangan Sukiman W.S. yang menghebohkan Belanda.
Keradikalan PI ditunjukkan dengan mengganti nama majalahnya, Hindia Poetra, dengan nama Indonesia Merdeka. Penegasan PI ini juga terlihat pada penyempurnaan aktivitas pada tahun 1925 sebagai berikut.
- Hanya bangsa yang bersatu dan sanggup menyingkirkan pertikaian antargolongan yang sanggup mematahkan penjajahan. Untuk mencapai tujuan perlu dibuat massa agresi nasional yang berdasar kemampuan dan kekuatan
- Untuk mencapai tujuan, perlu melibatkan seluruh lapisan
- Hal yang penting dalam dilema penjajahan yaitu kontradiksi kepentingan antara penjajah dan Oleh lantaran itu, harus mempertajam kontradiksi kepentingan.
- Bangsa Indonesia harus melaksanakan segala usaha untuk mengembalikan keadaan bangsa yang dirusak secara jasmani dan rohani oleh Belanda.
PI mengadakan kekerabatan dengan organisasi internasional dalam rangka propaganda memperjuangkan Indonesia merdeka dan anti-penjajahan. Adapun jenis kekerabatan tersebut sebagai berikut.
- Turut serta aktivitas Komintern dan Association Pour Etude des Civilisation Orientales (Perhimpunan untuk Mempelajari Kebudayaan Timur) yang didirikan di Paris (1925), di samping itu turut dalam Liga Penentang
- Mengikuti kongres dalam rangka mencari dukungan usaha Indonesia, antara lain,
- Kongres Demokrasi untuk perdamaian tahun 1926 di Paris, Prancis;
- Kongres Liga Melawan Imperalisme dan Penindasan Penjajah di Brussel (1927);
- Kongres Wanita Indonesia di Grand, Swiss (1927).
Manifesto politik pergerakan nasional berdasarkan PI sebagai berikut.
- Persatuan dan
- Demokrasi
- Swadaya, yaitu mengandalkan kemampuan sendiri dan secara nonkooperasi Indonesia sanggup mencapai kemerdekaan.
12. Parindra (Partai Indonesia Raya)
Parindra merupakan adonan dari BU dan PBI yang dibuat dalam kongres tanggal 24-26 Desember 1935 di Solo dengan ketua Dr. Sutomo. Tujuannya yaitu Indonesia Raya. Parindra menganut asas usaha kooperasi tetapi kadang kala juga nonkooperasi.
13. MIAI (Majelis Islam A’laa Indonesia)
MIAI dibuat 25 September 1937 di Surabaya dengan tokohnya K.H. Mas Mansyur,
K.H. Dahlah, dan K.H. Abdul Wahab. Tujuan MIAI yaitu mempererat kekerabatan antarorganisasi Islam Indonesia maupun luar negeri serta mempersatukan langkah dan bunyi untuk membela kejayaan Islam.
14. Gapi (Gabungan Politik Kebangsaan Indonesia)
Gapi dibuat atas prakarsa Parindra tahun 1939 dan yang menjadi anggota yaitu Parindra, Pasundan, Persatuan Minahasa, PSJI, Gerindo, dan PNI. Pengurus hariannya yaitu Abikoesno Tjokrosoejoso, Amir Sjarifuddin, dan Husni Thamrin.
Daftar Pustaka:
Djoned O, Marwati, et al. 1984. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Hamid, Abdul dkk, 1981. Sejarah Umum untuk SMA. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Mustopo Habib dkk. 2004. Sejarah untuk Kelas 2 SMA. Jakarta: Yudhistira. 2004.
Kartodirdjo, Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme hingga Nasionalisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suryaningrat, Bayu. Sejarah Pemerintah di Indonesia, Babad Hindia Belanda & Jepang. Dewa Ruci Press.
Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!
Baca Artikel Lainnya:
- Pengertian Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah Lengkap
- Profil Negara Adi Daya Amerika Serikat Secara Lengkap
- Sejarah Kerajaan Negara Daha Lengkap
- Pengertian Pengendalian Sosial, Ciri, Fungsi, Tujuan dan Jenisnya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com