PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi usaha lantaran mengakibatkan bangsa Indonesia bersatu.Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila mempunyai nilai-nilai falsafah fundamental dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan besar lengan berkuasa sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional lantaran negara bangsa Indonesia ini yaitu sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada ketika berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI).
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta usaha suatu bangsa senantiasa mempunyai abjad sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Di samping pengertian formal berdasarkan aturan atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan nilai-nilai luhur tersebut
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta usaha suatu bangsa senantiasa mempunyai abjad sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Di samping pengertian formal berdasarkan aturan atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan nilai-nilai luhur tersebut
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan duduk masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari Ideologi?
1.2.2 Apa saja macam-macam ideologi yang ada di dunia?
1.2.3 Bagaimana Pancasila sebagai Ideologi Bangsa?
1.2.4 Apa saja kelebihan dan kekurangan ideologi pancasila?
1.2.5 Bagaimana perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi yang lainnya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari ideologi
1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam ideologi yang ada di dunia
1.3.3 Untuk mengetahui pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
1.3.4 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan ideologi pancasila
1.3.5 Untuk mengetahui perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi lain
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ideologi
Ideologi secara simpel diartikan sebagai system dasar seseorang wacana nilai-nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideology diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh wacana insan dan kehidupannya, baik sebagai individu, social, maupun dalam kehidupan bernegara. Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains wacana ide. Kaprikornus sanggup disimpulkan secara bahasa, ideologi yaitu pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.
Dalam tinjauan terminologis, ideology is Manner or content of thinking characteristic of an individual or class (cara hidup/ tingkah laris atau hasil pemikiran yang membuktikan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas). Ideologi yaitu ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a plotitical party or the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi ternyata mempunyai beberapa sifat, yaitu beliau harus merupakan pemikiran fundamental dan rasional. Kedua, dari pemikiran fundamental ini beliau harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, beliau juga harus mempunyai metode simpel bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.
Menurut A.S. Hornby disebutkan bahwa Ideologi yaitu seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan Soejono Soemargono mengemukakan bahwa Ideologi yaitu kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang: politik, sosial, kebudayaan, dan agama. Menurut Gunawan Setiardja Ideologi yaitu seperangkat ide asasi wacana insan dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan keinginan hidup. Menurut Descrates Ideologi yaitu inti semua pemikiran manusia. Dan yang terakhir berdasarkan Karl Marx Ideologi yaitu alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat .
Ciri-ciri ideologi yaitu sebagai berikut :
- Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
- Oleh lantaran itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Fungsi ideologi berdasarkan beberapa pakar di bidangnya :
Sebagai tujuan atau keinginan yang hendak dicapai bersama oleh suatu masyarakat. Nilai yang terkandung dalam ideologi menjadi keinginan atau tujuan yang hendak diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai pemersatu masyarakat dan juga menjadi mekanisme penyelesaian konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai dalam ideologi merupakan nilai yang disepakati bersama sehingga sanggup mempersatukan masyarakat itu, serta nilai bersama tersebut dijadikan teladan bagi penyelesaian suatu duduk masalah yang mungkin timbul dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
- Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan insan secara individual. (Cahyono, 1986)
- Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi bau tanah (founding fathers) dengan generasi muda. (Setiardja, 2001)
- Sebagai kekuatan yang bisa member semangat dan motivasi individu, masyarakat, dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan. (Hidayat, 2001)
Jika menengok sejarah kemerdekaan negara negara dunia ketiga, baik yang ada di Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup usang berada di bawah cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, lantaran dianggap bisa membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, menawarkan instruksi mengenai dunia beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam usaha masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi yaitu membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi mempunyai kecenderungan untuk “memisahkan” kita mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari banyak sekali pandangan hidup bahkan dari banyak sekali ideologi. Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari banyak sekali agama. Oleh lantaran itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi banyak sekali kontradiksi (konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat banyak sekali perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, contohnya dengan menggunakan semboyan “kesatuan dalam perbedaan” dan “perbedaan dalam kesatuan”.
2.2 Macam-macam Ideologi di Dunia
Terdapat banyak sekali macam ideologi yang ada di dunia ini, diantara lain yaitu Liberalisme, Fasisme, Sosialisme, dan Komunisme.
2.2.1 Liberalisme
Inti pemikiran : Kebebasan Individual
Latar belakang : Sebagai respons terhadap kekuasaan negara yang adikara dan otoriter yang membatasi kebebasan dan hak-hak warga negaranya.
Landasan : Manusia pada hakikatnya yaitu baik dan berbudi, tanpa harus diterapkannya aturan-aturan ketat yang bersifat mengekang.
Ciri-ciri :
- Kebebasan sebesar-besarnya bagi setiap individu
- Penolakan terhadap pembatasan, terutama dari pemerintah dan agama.
- Ekonomi pasar relatif bebas
2.2.2 Fasisme
Inti pemikiran : Crediere, Obediere, Combattere (Yakinlah, tunduklah, berjuanglah.)
Latar belakang : Perkembangan dari paham yang dipraktikkan di Italia pada tahun 1922-1943, yaitu pada ketika Benito Mussolini menjabat sebagai Perdana Menteri Fasis di Italia. Dilakukan awalnya untuk melawan anarkisme dan komunisme.
Landasan : Negara dan pemerintah harus bertindak keras semoga “ditakuti” oleh rakyat, pada dasarnya negara diharapkan untuk mengatur masyarakat.
Ciri-ciri :
- Kekuasaan dipegang oleh pemerintah yang dapat berupa koalisi sipil, militer, atau partai yang berkuasa ketika itu.
- Rakyat diperintah dengan intimidasi semoga patuh terhadap negara.
- Pemerintah mengatur segala yang boleh maupun tidak boleh dilakukan oleh rakyatnya.
2.2.3 Sosialisme
Inti pemikiran : Kolektivitas (Kebersamaan, Gotong Royong)
Latar belakang : Menentang adanya kepemilikan pribadi yang timbul akhir kapitalisme yang eksploitatif dan menyokong pemakaian milik pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum.
Landasan : Masyarakat dan juga negara yaitu suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan insan akan lebih baik serta layak kehidupannya kalau ada kolaborasi melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara
Ciri-ciri :
- Kesamaan kesempatan bagi semua orang
- Penghapusan sebagian besar hak-hak milik pribadi dan negara.
- Negara tanpa strata
2.2.4 Komunisme
Inti pemikiran : Perjuangan kelas dan abolisi kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya target antara.
Latar belakang : Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manuskrip politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848.
Landasan : Penolakan kondisi masa lampau, analisa yang cenderung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, resep perbaikan untuk masa depan, dan planning tindakan jangka pendek yang memungkinkan tercapainya tujuan yang berbeda-beda.
Ciri-ciri :
- Kesamaan kesempatan bagi semua orang
- Penghapusan seluruh besar hak-hak milik pribadi dan negara.
- Negara tanpa strata (tanpa kelas)
- Pemerintahan otoriter
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
2.3.1 Awal Berdirinya Pancasila.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, tidak semata-mata terbentuk begitu saja dengan hanya diciptakan oleh seseorang menyerupai yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Akan tetapi terbentuknya Pancasila mengalami proses yang sangat panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejak 400 tahun yang kemudian pada masa kejayaan kutai dimana pada masa ini masayarakat kutai yang membuka zaman sejarah indonesia pertama kali, sudah terlihat menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan.
Secara kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, menyerupai adat- istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara mengangkat nilai-nilai tersebut kemudian dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral-moral yang luhur diantaranya dalam sidang BPUPKI yang pertama, sidang panitia sembilan yang kemudian melahirkan piagam jakarta yang memuat Pancasila yang pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sida BPUPKI yang ke dua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang PPKI Pacasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan lagi dan hasilnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat
Negara Republik Indonesia (Kaelan, 2008:103). Pengetahuan yang lengkap wacana proses terjadinya Pancasila berdasarkan pada proses kausalitas, secara kausalitas asal mula pancasila dibedakan menjadi dua macam yaitu : asal mula eksklusif dan asal mula tidak langsung.
1. Asal Mula Langsung
Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati di bedakan atas empat macam yaitu :
a) Asal mula materi (kusa materialis)
Bangsa Indonesia yaitu asal dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri, sehingga pada hakikatnya nilai Pancasila merupakan unsur-unsur yang digali dari bangsa Indonesia yang bermula dari adat-istiadat kebudayaan serta nilai religius. Bisa disimpulkan bahwa asal materi Pancasila yaitu pada bangsa Indonesia yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
b) Asal mula bentuk ( kausa formalis)
Asal mula bentuk atau bagai mana betuk Pancasila itu sebagaimana termuat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Dengan demikian maka asal mula bentuk Pancasila yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainya yang merumuskan dan membahas Pancasila
c) Asal mula karya (kausa effisien)
Asal mula yang mengakibatkan atau mengesahkan Pancasila dari calon yang akan menjadi dasar negara yang sah. Yaitu PPKI sebagai pembentuk negara dan telah mengesahkan Pancasila sebagai landasan dasar negara.
d) Asal mula tujuan ( Kausa finalis)
Pancasila dirumuskan dan di bahas oleh para pendiri negar bertujuan untuk dijaikan sebagai landasan dasar negara. Oleh lantaran itu Asal mula tujuan tersebuat yaitu anggota BPUPKI beserta panitia sembilan.
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, contohnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling usang menjajah yaitu bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa abnormal tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, contohnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa Indonesia selalu melaksanakan perlawanan dalam bentuk usaha bersenjata maupun politik. Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, dalam hal ini Belanda, hingga dengan tahun 1908 boleh dikatakan selalu mengalami kegagalan.
Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak ketika itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu usang menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia semoga bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang menawarkan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh lantaran terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang menawarkan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura)
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas tubuh ini yaitu menilik dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk sanggup dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.
Keanggotaan tubuh ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya yaitu Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan permintaan mengenai dasar negara secara verbal yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan permintaan secara tertulis yang juga terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Usulan ini diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan permintaan mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut sanggup diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga sanggup diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.
Cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi usaha lantaran mengakibatkan bangsa Indonesia bersatu.Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila mempunyai nilai-nilai falsafah fundamental dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan besar lengan berkuasa sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional lantaran negara bangsa Indonesia ini yaitu sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada ketika berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia(BPUPKI).
· Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius yaitu nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya mempunyai kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup yaitu mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang mempunyai jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu yaitu negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan. Menurut masyarakat yang beragama.
· Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu pembentukan suatu kesadaran wacana keteraturan, sebagai asas kehidupan, lantaran setiap insan mempunyai potensi untuk menjadi insan sempurna, yaitu insan yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih gampang mendapatkan kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal aturan universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta sanggup diimplementasikan dalam bentuk perilaku hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
· Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan yaitu campuran yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang hingga Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah perilaku maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah usaha panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.
· Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, insan membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi keinginan utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang bisa mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan ahli untuk membuat perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan yaitu kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan pedoman tertentu yang sempit.
· Keadilan Sosial
Nilai keadilan yaitu nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan keinginan bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta berguru hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata. (Dari banyak sekali sumber).
Pancasila sebagai ideologi bangsa yaitu Pancasila sebagai keinginan negara atau keinginan yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 wacana Pencabutan Ketetapan MPR wacana P4, ditegaskan bahwa Pancasila yaitu dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 wacana Pencabutan Ketetapan MPR wacana P4, ditegaskan bahwa Pancasila yaitu dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.3.2 Sifat-sifat Pancasila Sebagai Ideologi
1. Terbuka
Nilai luhur yang terkandung dalam ideologi Pancasila tentunya perlu implementasi, yang menjalankan yaitu seluruh rakyat warganegara, tanpa aktualisasi maka nilai tersebut tidak mempunyai arti apa-apa. Disinilah perlunya partisipasi, sedang partisipasi yaitu pertolongan nyata. Hal ini memerlukan keterbukaan antar warganegara sendiri, antara yang kebetulan menjadi penyelenggara negara maupun rakyat jelata, bahkan keterbukaan sistem politik nasional termasuk ideologi Pancasila sendiri. maka suatu keharusan adanya ideologi Pancasila yang terbuka. Masyarakat pluralistik memerlukan keterbukaan sistem, sehingga semua aspirasi mereka sanggup tertampung.
Sejarah perjalanan politik sendiri menunjukkan, bahwa semenjak berkem- bangnya pemikiran demokrasi, orang telah menyebarkan keterbukaan di semua aspek kehidupan, lebih-lebih dalam bidang politik. Karakteristik keyakinan politik serta kultur politik modern menuntut adanya “perubahan yang terus menerus” bagi perbaikan hidup manusia. Idealisme kuno yang statis sudah usang ditinggalkan. Modernisme selalu berisi pemikiran-pemikiran untuk terus maju, kemudian disemua aspek hidup itu terus berkembang dalam tamansarinya perdamaian, kebebasan, keadilan, kesejahteraan dan ketentraman, dan menentang serta mengeliminasi semua bentuk kemiskinan, penindasan, kekerasan, kejahatan, penyakit dan ketidak tertiban.
Ideologi Terbuka
Merupakan keinginan yang sudah hidup dalam masyarakat. Berupa nilai-nilai dan keinginan yang berasal dari dalam masyarakat sendiri. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat. Bersifat dinamis dan reformis. Maksudnya dalam hal ini adalah, nilai-nilai dan keinginan digali dari kekayaan adat istiadat, budaya dan religius masyarakatnya. Menerima reformasi, dan penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai pengemban amanah rakyat.
Menurut Kaelan, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu sebagai berikut :
Ø Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila.
Ø Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, target serta forum pelaksanaanya.
Ø Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Komprehensif
Mengakomodasi nilai-nilai dan keinginan yang bersifat menyeluruh tanpa berpihak pada golongan tertentu atau melaksanakan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu. Negara mengakomodasi banyak sekali idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat majemuk.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Pancasila
2.5.1 Kelebihan
· Dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih adil dan makmur.
· Merupakan jalan tengah antara Liberal dan Komunis.
· Memberi ilham akan tata masyarakat bebas.
· Menjadi sumber etik sosial.
· Sebagai instrumen politik untuk melihat kinerja pemerintah dan untuk melawan ketidakadilan sosial dan segala manifestasinya.
2.5.2 Kekurangan
· Memberi kesempatan kebebasan yang cenderung menjadi anarki
· Adanya kemungkinan masuknya kepentingan neoliberal
· Terlalu normatif
· Dianggap tidak terang lantaran hanya mengambil jalan tengah diantara komunis dan liberal
· Pancasila justru membuat bangsa mengambil keburukan Liberal dan Komunis gotong royong
2.6 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lainnya
2.6.1 Ideologi Pancasila dan Liberalisme
Persamaan dalam kedua ideologi diatas adalah, keduanya sama-sama menganut sistem demokrasi, di mana semua orang berhak menyuarakan pendapatnya.
Perbedaannya sanggup dilihat dari tabel berikut:
Pancasila | Liberalisme |
• Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak menjadi hajat hidup orang banyak. • Bercampurnya kepemerintahan dengan aspek agama. • Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan agama. | • Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali. • Aspek pemerintah dan keagamaan tidak boleh untuk dicampuradukkan. • Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan agama. |
2.6.2 Ideologi Pancasila dan Fasisme
Dapat dilihat dari perbedaan berikut:
Pancasila | FASISme |
• Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. • Pendekatan peraturan sesuai dengan jenis peraturan dan sasarannya. • Pemerintah mengatur rakyat pada hal-hal umum saja, sisanya diatur oleh nilai dan norma • Pemerintahan yang demokratis | • Kekuasaan tertinggi di tangan pemerintahan (negara) yang berkuasa ketika itu. • Peraturan diberikan secara intimidatif semoga dipatuhi. • Pemerintah mengatur segala yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh rakyat. • Pemerintahan yang otoriter. |
2.6.3 Ideologi Pancasila dan Sosialisme
Persamaan dalam kedua ideologi diatas adalah, kedua beberapa negara penganut paham sosialisme masih menganut sistem demokrasi dalam pemerintahan mereka.
Perbedaannya sanggup dilihat dari tabel berikut:
Pancasila | SOSIAlisme |
• Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan terang dan diperbolehkan sesuai peraturan. • Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakat dengan penanganan masing-masing. | • Penghapusan sebagian besar hak milik pribadi dan negara menjadi hak milik bersama. • Terciptanya negara tanpa kelas |
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nama ideologi berasal dari kata ideas dan logos. Idea berarti gagasan,konsep, sedangkan logos berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum yaitu sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan.
Ciri-ciri ideologi yaitu mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan, oleh lantaran itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Ciri-ciri ideologi yaitu mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan, oleh lantaran itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Fungsi ideologi berdasarkan beberapa pakar di bidangnya, sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan insan secara individual. (Cahyono, 1986). Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi bau tanah (founding fathers) dengan generasi muda. (Setiardja, 2001). Sebagai kekuatan yang bisa member semangat dan motivasi individu, masyarakat, dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan. (Hidayat, 2001)
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa yaitu Pancasila sebagai keinginan negara atau keinginan yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 wacana Pencabutan Ketetapan MPR wacana P4, ditegaskan bahwa Pancasila yaitu dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 wacana Pencabutan Ketetapan MPR wacana P4, ditegaskan bahwa Pancasila yaitu dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk pemerintah seharusnya selalu mengontrol aspirasi rakyat yang membangun bangsa Indonesia sehingga selalu ada interaksi antara pemerintah dan masyarakat.
2. Untuk masyarakat seharusnya bisa menempatkan Pancasila dalam pengertian sebagai moral, jiwa, dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia keberadaanya/lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Selain itu,Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Artinya, jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti statis dan dinamis. Jiwa ini keluar diwujudkan dalam perilaku mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia yang pada hasilnya mempunyai cirri khas. Sehingga akan muncul dengan sendirinya harapan optimisme dan motivasi yang sangat mempunyai kegunaan dalam mewujudkan keinginan bangsa Indonesia.