Thursday, June 7, 2018

√ Penularan Virus Secara Mekanik

BAB I.    PENDAHULUAN
Latar Belakang
       Produktivitas tumbuhan cabai (Capsicum annuum L.) di Indonesia masih sangat rendah, lantaran banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu pembatas produktivitas cabai yaitu infeksi oleh virus.  Jenis virus yang dilaporkan sanggup menginfeksi tumbuhan cabai di Indonesia, diantaranya yaitu Cucumber   mosaic   virus  (CMV),  (Semangun 1991).
      Hasil survei lapang yang dilakukan oleh Taufik  et al. (2005a) menunjukan bahwa CMV dan ChiVMV mempunyai kawasan penyebaran yang cukup luas di Indonesia. Kedua virus tersebut selalu ditemukan pada setiap pertanaman cabai yang diamati walaupun proporsi tragedi penyakitnya   berbeda untuk setiap tempat. Adanya   infeksi ganda   oleh   CMV dan ChiVMV juga ditemukan dalam pengamatan. Selanjutnya dilaporkan bahwa infeksi CMV secara tunggal maupun secara bahu-membahu pada tumbuhan cabai mengakibatkan penghambatan terhadap pertambahan tinggi tanaman, dan perkembangan   cabang tanaman  (Taufik et al. 2005b).
      Penularan virus sanggup dilakukan secara mekanis. Inokulasi virus secara mekanis yaitu pengolesan cairan yang mengandung virus pada permukaan daun sedemikian rupa sehingga virus sanggup masuk ke dalam sel. Karena virus hanya sanggup masuk ke sel tumbuhan melalui luka, maka dipakai carborundum untuk mengakibatkan luka pada permukaan daun. Penusukan dengan jarum sanggup mengakibatkan kerusakan pada tempat masuk virus tetapi adakala hanya berkhasiat untuk identifikasi jenis-jenis virus tertentu. Pada tumbuhan yang rentan, lesio lokal sanggup terlihat pada daun yang di inokulasi, sedangkan tanda-tanda sistemik sanggup terjadi pada kepingan tumbuhan lain. Pada tanaman, jikalau terjadi infeksi laten maka tidak ada tanda-tanda yang tampak.

Tujuan

  • Dapat Melakukan Penularan Virus Tumbuhan Secara Mekanik
  • Dapat Mengetahui Macam Penularan Virus
  • Dapat  Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Penularan Virus Secara Mekanik
  • Dapat  Mengetahui Jenis Tanaman Inang Cucumber Mosaic Virus (CMV)
  • Dapat  Mengetahui Gejala Cucumber Mosaic Virus (CMV) Pada Tanaman Cabai
  • Dapat  Mengetahui Masa Inkubasi Cucumber Mosaic Virus (CMV) Pada Tanaman Cabai

Manfaat

  • Untuk Mengetahui Macam Penularan Virus
  • Untuk  Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Penularan Virus Secara Mekanik
  • Untuk  Mengetahui Jenis Tanaman Inang Cucumber Mosaic Virus (CMV)
  • Untuk  Mengetahui Gejala Cucumber Mosaic Virus (CMV) Pada Tanaman Cabai


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Macam Penularan Virus

  • Penularan melalui cantuman (sambung)

      Terjadi lantaran virus bersifat sistemik. Sehingga persatuan pembuluh antara batang bawah dan batang atas memperlihatkan kesempatan bagi virus untuk berpindah melalui anutan asimilat yang mengalir dalam pembuluh.

  • Penularan dengan tali putri (Cuscuta).

      Beberapa jenis tali putri kususnya C. campestris dan C. subinclosa bisa menularkan virus. Cuscuta yaitu tumbuhan benalu yang tidak mimiliki klorofil dengan batang yang mempunyai haustoria yang masuk kedalam berkas pembuluh inang.

  • Penularan melalui alat perkembangbiakan vegetatif

       Seperti umbi lapis, umbi sisik, akar, tunas okulasi, dan kayu berkuncup. Hal ini juga didasari oleh sifat penyakit oleh virus yang sistemik.

  • Penularan melalui biji dan serbuk sari.

      Awalnya biji anggap sebagai kepingan yang bebas dari virus walaupun tumbuhan tersebut sakit lantaran virus. Namun perkembangan teknologi mematahkan hal tersebut. Kelima, penularan melalui serangga dan tungau. Penularan ini dipengaruhi oleh jenis verbal serangga. Pencucuk penghisap lebih efektif dalam menularkan virus.

  • Penularan melalui organisme tanah

      Seperti nematoda ekoparasit yang hidup bebas. Penularan oleh nematoda hampir mempunyai kesamaan dengan penularan melalui serangga. Tahun 1960 penularan oleh jamur diketahui sanggup terjadi. Penularan oleh Phycomycetes melalui zoospora.

  • Penularan mekanik

     Penularan mekanik merupakan pemindahan virus dari cairan tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat.
(Semangun, H. 2006)

  • Melalui vektor

      Vektor merupakan penyabar virus tumbuhan yang penting dilapangan. Sebagian besar virus tumbuhan menyebar dari tumbuhan satu ke tumbuhan lain melalui vektor.
(Martosudiro, 2013)

Penularan Virus Secara Mekanik
      Plasma sel yang telah mengandung virus sanggup ditransfer ke tumbuhan yang sehat melalui pisau atau gunting, pemangkas, pisai okulasi maupun melalui jari – jari insan yang telah kontak dengan daun tumbuhan yang sakit, kemudian memegang kepingan tumbuhan yang sehat.(Ismunandar,2005)

Faktor – Faktor yang Menpengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Penularan Virus Secara Mekanik

  • Konsentrasi virus
  • Ada tidaknya antiviral dalam SAP
  • Perlakuan inokulum
  • Pemakaian abrasive
  • Kepekaan sel terhadap infeksi virus (Martosudiro.2013)

Deskripsi Cucumbar mozaik virus (CMV)
      Penyebabnya yaitu CMV (Cucumber Mosaic Virus). Vektornya berupa Aphid dan Thrips. Aphid mempunyai verbal berupa alat tusuk dan hisap. Pada ketika ia berada di permukaan daun, Aphid akan menghisap zat-zat dari daun, sehingga otomatis beliau akan bisa menularkan penyakit (virus) dan memperbanyak diri dalam tumbuhan tersebut. Sedangkan Thrips bekerja dengan menusuk klorofil (zat hijau daun) yang sangat diharapkan dalam proses pembuatan zat makanan bagi tumbuhan. Akibatnya, daun menjadi pucat dan tidak sanggup memasok kebutuhan organ lain.
      (Sinaga, 2006) CMV termasuk dalam kelompok Cucumovirus, bahu-membahu dengan Peanut stunt virus (PStV) dan Cabaio aspermy virus (CAV) (Palukaitis et al., 1997). CMV mempunyai tiga RNA genom beruntai tunggal (RNA 1, 2, 3), satu RNA subgenom (RNA 4). Masing-masing RNA ini mempunyai fungsi genomic yang berbeda. Virus ini mempunyai kisaran inang terluas di antara virus tumbuhan yang diketahui ketika ini, dilaporkan sanggup menginfeksi lebih dari 800 spesies tumbuhan, sanggup mengakibatkan kerugian besar pada aneka macam jenis tanaman. Lebih dari 60 isolat CMV sudah diketahui sifat-sifatnya. Berdasarkan 10 beberapa kriteria, isolat CMV dibagi menjadi subgroup I dan II membaginya menurut bobot RNA 1 dan RNA 2, isolat CMV subgroup I dari isolat subgroup II.
CMV terdapat hampir di semua negara dengan strain dan sifat biologinya yang berbeda-beda. Dengan kisaran inang yang luas maka tanda-tanda yang ditimbulkannya pun beragam. CMV mempunyai kisaran inang yang sangat luas, terdapat pada tumbuhan sayuran, hias dan buah-buahan. Selain menyerang mentimun, CMV juga menyerang tumbuhan melon, labu, cabai, bayam, tomat, seledri, bit, polong-polongan, pisang, tumbuhan famili crucifereae, delphinium, gladiol, lili, petunia, tulip, zinia, dan beberapa jenis gulma.  CMV membutuhkan 3 buah RNA untai tunggal fungsional (RNA 1,2, dan 3) untuk sanggup menginfeksi. Subgenom RNA ke-4 (RNA4) yaitu kurir lapisan protein subgenomik, komponen RNA ke-5 (CARNA 5) merupakan molekul RNA berukuran kecil yang sepenuhnya bergantung pada virus penolong untuk replikasinya tetapi tidak mendukung virus penolong dengan fungsi esensial apapun (Gallitelli, 1998).

Jenis Tanaman Inang Cucumbar mozaik virus (CMV)
      CMV(Cucumber mozaik virus){virus mozaik timun} menyerang tumbuhan mentimun. Virus CMV (Cucumber mozaic virus) juga bisa mengakibatkan penyakit pada tumbuhan tembakau yang sangat merugikan. Gejala daun yang terjangkit CMV yaitu terjadinya perubahan warna menyerupai contoh mosaik, seringkali tumbuhan menjadi kerdil, daun menyempit dan mengalami distorsi. Penyakit yang disebakan oleh virus ini hingga ketika ini masih sulit dikendalikan lantaran virus ini mempunyai banyak jenis tumbuhan inang dan sanggup disebarkan oleh vektor, biji, materi perbanyakan tanaman, dan alat mekanis. Pengendalian penyakit CMV yang banyak dilakukan hanyalan bersifat sebagai pencegahan contohnya penggunaan bibit tahan atau bebas viru, eradikasi tumbuhan terinfeksi, pengendalian vektor dan perlindungan silang (Triharso, 2005).

Gejala Cucumbar mozaik virus (CMV) pada Tanaman Cabe
      Penyakit mosaik pada tumbuhan cabai sanggup disebabkan oleh salah satu atau campuran aneka macam jenis virus menyerupai virus tomat mosaik (tomato mosaic virus = ToMV), virus mosaik tembakau (tobacco mosaic virus = TMV), virus mosaik mentimun (cucumber mosaic virus = CMV), virus kentang Y (potato virus Y = PVY) dan virus X kentang (potato virus X = PVX) (Prajananta, 1995) Gejala bervariasi tergantung pada strain virus dan kultivar tanaman. Pada tumbuhan tomat tanda-tanda diawali dengan menguning dan kerdil. Daun memperlihatkan tanda-tanda mottle menyerupai tanda-tanda tobacco mosaic virus (TMV). Gejala karakteristik yaitu bentuk daun menyerupai tali sepatu (shoestring-like).) yang sanggup dikacaukan dengan tanda-tanda ToMV yaitu malformasi daun (fern-leaf).

      Gejala spesifik berupa terjadinya klorosis pada daun (daun trotol kuning), belang hijau coklat, permukaan daun berlekuk-lekuk (bergelombang), ukuran permukaan daun lebih kecil, daun berlepuh hijau gelap (blister), pertumbuhan tumbuhan lebih pendek, daun berbentuk mangkuk atau cawan. Penyebaran virus ini sanggup secara pribadi lantaran ukiran kepingan tumbuhan yang sakit ke daun atau kepingan tumbuhan lain yg sehat lantaran adanya angin, oleh kutu daun (Aphis gossypii Glow), pekerja kebun dan peralatan pertanian.
     Pertumbuhan tumbuhan yang terjangkit virus relatif lebih kerdil. Mula-mula tulang daun menguning atau terjadi  jalur kuning sepanjang tulang daun. Daun menjadi belang hijau renta dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil dan lebih sempit dari ukuran daun yang normal, atau menjadi menyerupai tali sepatu lantaran lembaran daun menghilang yang tinggal hanya tulang daun saja. Virus mosaik mentimun sering mengakibatkan tanda-tanda abses atau kutil pada buah (Semangun 1989).
Virus masuk ke dalam jaringan melalui luka kemudian memperbanyak diri dan menyebar ke seluruh jaringan tumbuhan secara sistemik. Jenis virus di atas sanggup menular melalui persinggungan secara mekanik menyerupai TMV, ToMV dan PVX; melalui biji menyerupai ToMV dan TMV (Prajananta, 1995) atau  disebarkan oleh  kutu daun menyerupai CMV dan PVY
Gejala awal serangan ditandai dengan adanya warna mosaik kuning atau hijau muda mencolok pada daun. Kelanjutanya pucuk menumpuk  keriting diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau cekung, buah kecil, bengkok dan ringan. Secara keseluruhan tumbuhan tumbuh tidak normal, menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan tumbuhan sehat. (Noordam 1973).

Masa Inkubasi Cucumbar mozaik virus (CMV) Pada Tanaman Cabai
      Masa inkubasi CMV yaitu 7 hari, artinya sejak tumbuhan dihinggapi virus, dibutuhkan waktu 7 hari hingga tumbuhan tersebut memperlihatkan tanda-tanda bahwa tumbuhan tersebut terjangkit penyakit CMV (Deptan, 2013).

BAB III.    METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat

  • Kain kasa steril  untuk menyaring sari air perasan
  • Mortar dan pistil untuk menumbuk daun
  • Kapas atau tissue
  • Gunting untuk menggunting daun memisahkan dengan tulang daunnya

Bahan

  • Tanaman cabai yang terjangkit Soybean mozaic virus untuk menciptakan SAP
  • Tanaman cabai yang sehat berumur ±2 ahad untuk diinokulasi secara mekanik
  • Buffer fosfat 0,01 M pH 7,0 untuk melindungi sel biar tidak terlisis dan penyangga pH
  • Karborundum 600 mesh untuk melukai jaringan tanaman
  • Alkohol  95%  untuk sterilisasi tangan

Cara Kerja
Membuat SAP

  1. Sterilkan tangan memakai alkohol 95%
  2. Ambil daun tumbuhan sakit ± 5 gr
  3. Bersihkan dari kotoran memakai tissue atau kapas
  4. Masukkan dalam mortar dan tumbuk hingga halus
  5. Tambahkan buffer  fosfat  ± 10 mL 0,01 M pH 7,0
  6. Aduk dengan pistil
  7. Saring  SAP memakai kasa steril

Penularan virus secara mekanik

  1. Siapkan alat dan bahan
  2. Buat SAP
  3. Siapkan tumbuhan cabai sehat
  4. Taburi permukaan daun dengan karborundum 600 mesh
  5. Usap perlahan permukaan daun yang telah diberi karborundum
  6. Celupkan jari yang lain pada SAP
  7. Usapkan pada permukaan daun yang telah dilukai
  8. Biarkan sejenak
  9. Bilas dengan air memakai kapas atau tissue
  10. Letakkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari
  11. Amati dan dokumentasi

BAB IV.    Hasil dan Pembahasan

      Tanaman inang yang dipakai sebagai sumber inokulum viru Cucumber mozaik virus yaitu daun tumbuhan cabai yang masih segar, dan terdeteksi terinfeksi virus Cucumer mozaik virus. Dengan tanda-tanda yang sesuai dengan literatur, (Noordam 1973). Gejala awal serangan ditandai dengan adanya warna mosaik kuning atau hijau muda mencolok pada daun. Kelanjutanya pucuk menumpuk  keriting diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau cekung, buah kecil, bengkok dan ringan. Secara keseluruhan tumbuhan tumbuh tidak normal, menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan tumbuhan sehat. Digunakan tumbuhan cabai lantaran CMV pada umumnya sanggup menyerang hampir banyak tanaman. Tanaman yang dipakai sebelumnya dilihat terlebih dahulu tanda-tanda inveksi dari CMV, apabila tanda-tanda yang ditimbulkan sama menyerupai yang ditimbulkan CMV, tumbuhan cabai dipastikan terjangkit CMV dan sanggup dipakai sebagai sumber inokulum CMV.
      Tanaman uji yang dipakai yaitu tumbuhan cabai. Benih cabai disemaikan terlebih dahulau selama 1 minggu, sesudah tumbuh bibit tumbuhan cabai tersebut sanggup dipindah tanamkan kedalam pot. Ketika tumbuhan cabai telah berumur 2-3 minggu, tumbuhan cabai sanggup dipakai sebagai tumbuhan uji untuk diinokilasikan CMV. Tentunya tumbuhan cabai yang dipakai sebaga tumbuhan uji harus sehat dan belum terjangkit virus lainnya.
      Masa inkubasi pada tumbuhan uji yaitu pada tiga hari setekah inokulasi, hal ini ditandai dengan mengritingnya daun muda yang gres tumbuh sesudah inokulasi virus. Namun tanda-tanda mozaik belum tampak mungkin dikarenakan umur daun yang masih muda.Sesuai dengan literatur, Nurhayati  (1996)  masa  inkubasi  CMV  pada  tanaman  cabai merah  berkisar  7  hari sesudah inokulasi.
      Gejala yang terlihat ketika tumbuhan cabai telah terinveksi CMV yaitu pada daun muda terlihat prtumbuhannya abnormal/kerdil dibandingkan dengan daun yang lain/tidak terinfeksi virus. Pada helaian daun terjadi klorosis, terdapat belang hijau dan kuning, hingga daun mengkriting. Gejala spesifik berupa terjadinya klorosis pada daun (daun trotol kuning), belang hijau coklat, permukaan daun berlekuk-lekuk (bergelombang), ukuran permukaan daun lebih kecil, daun berlepuh hijau gelap (blister), pertumbuhan tumbuhan lebih pendek, daun berbentuk mangkuk atau cawan (Semangun, 2006).
      Penularan virus secara mekanik pada tumbuhan cabai dinyatakan berhasil, hal ini dikarenakan pada tumbuhan cabai yang dipakai sebagai tumbuhan uji telah memperlihatkan tanda-tanda terinfeksi CMV pada hari ke 7. Pada umumnya virus-virus yang sanggup ditularkan secara mekanik akan terkosentrasi pada kepingan tumbuhan yang masih muda, contohnya pada daun-daun pucuk, atau ujung akar. Bagian tumbuhan yang masih muda juga merupakan kepingan yang baik untuk inokulasi (Martosudiro, M. 2013).

BAB V.    PENUTUP

Kesimpulan
      Inokulasi mekanik yaitu introduksi virus yang infektif kedalam luka yang dibuata pada permukaan tanaman. Pada pengamatan penularan virus tumbuhan secara mekanik, pengamatan dilakukan sesudah tumbuhan diinokulasi CMV. Pada tumbuhan cabai yang telah diinokulasi CMV hingga hari ke 2 belum benunjukkan tanda-tanda tumbuhan terinveksi virus. Setelah diamati hari ke 7 tumbuhan gres memunculkan tanda-tanda terinveksi virus. Gejala yang terlihat ketika tumbuhan cabai telah terinveksi CMV yaitu pada daun muda terlihat prtumbuhannya abnormal/kerdil dibandingkan dengan daun yang lain/tidak terinfeksi virus. Pada helaian daun terjadi klorosis, terdapat belang hijau dan kuning, hingga daun mengkriting. Penularan virus secara mekanik pada tumbuhan cabai dinyatakan berhasil, hal ini dikarenakan pada tumbuhan cabai yang dipakai sebagai tumbuhan uji telah memperlihatkan tanda-tanda terinfeksi CMV pada hari ke 10.

DAFTAR PUSTAKA

Edy. 2005. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ismunandar.2005.Penyakit Virus Pada Tanaman.Bandung:Trigenda Karya
Martosudiro, mintarto.2013. Modul virologi tumbuhan.universitas Brawijaya: Malang
Noordam.1973.Identification of plant viruses methodes experiments. Centre for agricultural publishing and documentation, Wagemingen.
Nurhayati, 1996. Pranan Pupuk fosfor Untuk Tanaman Semusim. PT. Argo Media Pustaka. Depok Estate.
Prajananta, Final. 1995. Agribisnis Cabai Hibrida. Jakarta: Penebar Swadaya.
Semangun, H. 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Semangun, Haryono. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sinaga, Meity Suradji. 2006. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya
Triharso. 2004. Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sumber http://kickfahmi.blogspot.com