Tuesday, November 13, 2018

√ Gangguan Pada Trakea

Trakea sanggup terlibat secara medis dalam sejumlah kondisi. Beberapa di antaranya adalah:


Trakeitis


Trakeitis ialah bisul pada trakea yang paling sering disebabkan oleh basil Staphylococcus aureus. Ini paling sering terjadi pada anak kecil dan sanggup menciptakan sulit bernafas.


Benda Asing Trakea


Ketika benda asing dihirup (disedot) melalui verbal dan tersangkut di trakea, benda itu hampir selalu disertai dengan tersedak atau batuk. Diperlukan pemberian medis segera untuk mengeluarkan benda asing, seringkali melalui bronkoskopi. Ini paling sering terjadi pada anak kecil, tetapi juga sanggup terjadi pada orang tua, atau mereka yang mempunyai tingkat kesadaran menurun lantaran alasan apa pun.


Kanker Trakea


Kanker trakea sangat jarang. Kanker-kanker ini paling sering ialah karsinoma sel skuamosa dan seringkali berkaitan dengan merokok.


Fistula Trakeoesofageal


Jarang, lorong absurd yang disebut fistula sanggup berkembang antara trakea dan kerongkongan. Ketika ini terjadi, makanan yang melewati kerongkongan sanggup memasuki trakea, dan selanjutnya paru-paru. Ini sanggup terjadi ketika kanker hadir, terutama kanker kerongkongan yang mengikis dinding trakea yang memungkinkan jalan absurd ini berkembang.


Pada anak-anak, fistula trakeo-esofagus sanggup berkembang bersamaan dengan pembentukan esofagus yang tidak tepat (atresia esofagus). Sekitar 1 dari 4.000 anak dilahirkan dengan kelainan ini. Syukurlah, ini kini sangat sanggup diobati dengan pemberian tim bedah pediatrik yang terampil.


Stenosis Trakea


Ketika trakea rusak, jaringan parut sanggup berkembang dan trakea menjadi menyempit (stenosis trakea). Kira-kira satu persen orang yang mempunyai tabung endotrakeal ditempatkan untuk ventilasi mekanik (seperti dengan trauma, kegagalan pernapasan, atau untuk operasi dengan anestesi umum) akan mengalami stenosis trakea. Namun, ini jauh lebih umum pada orang yang membutuhkan ventilasi yang lama.


Tracheomalacia


Trakeomalacia atau tracheobronchomalacia ialah kondisi yang tidak biasa di mana trakea runtuh dengan sendirinya selama bernafas dan dengan batuk. Ini terjadi paling sering sebagai komplikasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan sanggup juga terjadi sebagai komplikasi intubasi endotrakeal — biasanya intubasi jangka panjang. Pada anak-anak, mungkin hadir semenjak lahir sebagai sindrom dengan kelainan lain.


Prosedur dan Tes


Karena trakea tidak sanggup divisualisasikan secara langsung, mendiagnosis penyakit dan mengobati kondisi ini kalau memungkinkan memerlukan tes khusus.


Bronkoskopi


Bronkoskopi biasanya merupakan mekanisme pilihan untuk memvisualisasikan trakea. Dalam mekanisme ini, sedasi diberikan dan tabung ditempatkan melalui verbal dan turun ke trakea. Jika ada benda asing, itu sanggup dihilangkan pada ketika ini, atau perawatan lain dilakukan.


Dilatasi Trakea dan Penempatan Stent


Dengan stenosis trakea, instrumen sanggup ditempatkan selama bronkoskopi yang melebarkan trakea. Setelah trakea melebar, stent sanggup ditempatkan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka.


Intubasi Endotrakeal


Ketika seorang pasien tidak sanggup bernapas sendiri, menyerupai selama operasi umum, tabung endotrakeal sanggup ditempatkan melalui verbal dan masuk ke trakea. Tabung ini kemudian dihubungkan ke ventilator mekanis untuk memungkinkan terjadinya pernapasan.


Trakeostomi


Trakeostomi ialah mekanisme pembedahan di mana endotrakeal dimasukkan ke dalam trakea. Ini dipakai ketika intubasi melalui hidung atau verbal dengan tabung endotrakeal tidak mungkin, atau ketika dukungan ventilator jangka panjang dibutuhkan (seperti ketika seseorang mengalami ketidaksadaran dan koma yang berkepanjangan). Beberapa kondisi lain di mana trakeostomi sanggup dipakai termasuk tumor yang menimbulkan sumbatan tenggorokan (seperti kanker paru-paru atau kanker kerongkongan), epiglottitis, stress berat dengan cedera dinding dada, atau cedera saraf tulang belakang. Selain menyediakan susukan untuk ventilasi, trakeostomi sanggup dipakai untuk menghilangkan sekresi dari saluran udara.



Sumber https://infoana.comm