Paru-paru kita memainkan tugas yang sangat penting dalam menghirup oksigen dari atmosfer dan melepaskan udara terkonsentrasi karbon dioksida kembali ke lingkungan sekitarnya. Proses ini memperkaya fatwa dan kualitas darah yang meningkatkan aneka macam fungsi organ. Paru-paru dilengkapi dengan sel khusus dan jutaan kantung udara berdinding tipis untuk menjalankan fungsi vital ini. Pada manusia, trakea menembakkan banyak bronkus ke paru-paru.
Beragam fungsi bronkiolus ibarat akar di dalam kantung alveolar. Di kantung alveolar terjadi pertukaran gas esensial. Darah yang terdeoksigenasi dari jantung ditukar dengan darah yang kaya oksigen di dalam kamar-kamar kecil ini. Seluruh sistem pernapasan terdiri dari trakea, arteri pulmonalis dan vena, alveoli, takik jantung, bronkiolus, dan laring.
Penyebab
Lingkungan alami di dalam setiap paru lembab. Pengondisian ini menciptakan organ paling rentan terhadap nanah basil dan virus. Ini yakni penyebab utama sejumlah penyakit pernapasan atau nanah paru-paru. Peradangan atau nanah paru-paru termasuk pilek dan batuk umum, penyakit paru obstruktif kronis, asma, pneumonia, dan radang selaput dada. Bakteri dan virus yang terhirup tumbuh subur di lingkungan paru-paru yang lembab, kalau sistem kekebalan tidak cukup berpengaruh untuk melawan kontak awal.
Ini menciptakan nanah tidak terhindarkan, mensugesti kapasitas paru-paru. Peradangan juga mensugesti ‘kapasitas maksimum asli’ paru-paru untuk menahan volume udara tertentu dan memfasilitasi penghirupan maksimum. Penyakit dan nanah paru-paru juga sanggup dipicu oleh faktor pekerjaan dan lingkungan yang menjadikan paparan jangka panjang terhadap polutan dan racun. Ini biasanya terjadi pada orang yang bekerja di hadapan asbes dan bubuk silika.
Fungsi paru-paru juga terpengaruh secara negatif dengan inhalasi uap kimia yang berkepanjangan, zat organik dan anorganik, radiasi untuk pengobatan kanker, pertolongan obat kemoterapi, dan antibiotik lainnya. Kondisi medis sekutu ibarat aneka macam penyakit hematologis dan sindrom Sjogren juga merupakan faktor pemicu yang umum. Berbagai jenis penyakit paru-paru termasuk:
- Penyakit paru obstruktif di mana jalan masuk bronkial menjadi lebih sempit.
- Penyakit paru interstitial restriktif yang ditandai dengan perluasan paru yang tidak lengkap dikala inhalasi dan peningkatan kekakuan.
- Infeksi jalan masuk pernapasan umumnya dipicu oleh merokok.
Sementara nanah jalan masuk pernapasan atas bermanifestasi dalam bentuk sinusitis atau tonsilitis, nanah jalan masuk pernapasan bawah muncul dalam bentuk pneumonia atau tuberkulosis. Namun, keduanya bisa memicu penyakit paru-paru.
Gejala
Infeksi paru yang berbeda bermanifestasi dalam aneka macam bentuk. Gejala umum penyakit pernapasan yang mensugesti paru-paru khususnya meliputi:
- Sesak napas.
- Batuk produktif, dengan atau tanpa dahak.
- Hemoptisis atau adanya darah dalam dahak dikala batuk.
- Nyeri dada dan ketidaknyamanan dikala bernapas.
- Mengi atau stridor.
- Kehilangan nafsu makan secara sedikit demi sedikit dan selanjutnya, penurunan berat badan.
- Sifat tidur.
- Sianosis, suatu kondisi di mana bibir dan ujung jari berbagi perubahan warna kebiruan.
- Demam
Kita sanggup menyampaikan bahwa semua tanda-tanda ini menyusahkan, namun ada dominan yang menyatakan bahwa tingkat energi mereka lebih unggul. Seseorang mungkin mengeluh terengah-engah dan merasa lelah, bahkan ketika mereka menavigasi jarak pendek. Mengi dan kehabisan nafas bukan hanya menjengkelkan tetapi juga menciptakan stres. Penyakit pernapasan atau nanah paru-paru biasanya didiagnosis melalui pemindaian, tes darah dan sinar-X. Prosedur ibarat bronkoskopi, ultrasonografi, dan biopsi membantu mendeteksi efusi pleura.
Penyakit-penyakit ini sanggup diobati sepenuhnya. Pilihan pengobatan berbeda sesuai dengan tingkat keparahan penyakit tertentu yang sedang dirawat dan kesehatan sistem kekebalan tubuh pasien. Olahraga teratur, diet seimbang dan vaksinasi yakni beberapa perawatan umum untuk penyakit paru-paru. Obat yang diberikan untuk mengatasi memburuknya kesehatan paru-paru termasuk kortikosteroid, antibiotik, dan bronkodilator. Penekan kekebalan tubuh dan fisioterapi juga dipertimbangkan dalam beberapa kasus, sementara terapi penggantian surfaktan dan pembedahan tetap merupakan tindakan ekstrem. Bergantung pada kondisi paru-paru, dokter juga melaksanakan operasi lobektomi, pneumonektomi, transplantasi, dan pengurangan volume paru-paru.
Sumber https://infoana.comm