Pernapasan dada ialah penarikan napas minimal ke paru-paru, biasanya dengan menarik udara ke kawasan dada memakai otot interkostal alih-alih ke seluruh paru-paru melalui diafragma. Pernapasan dada sanggup menyebabkan atau menjadi tanda-tanda pernapasan cepat dan hiperventilasi. Kebanyakan orang yang bernapas dengan dangkal melakukannya sepanjang hari dan hampir selalu tidak menyadari kondisinya.
Pada pernapasan lobar atas, pernapasan klavikular, atau udara pernapasan klavikula sebagian besar ditarik ke dada dengan mengangkat pundak dan tulang selangka (klavikula), dan kontraksi perut secara simultan selama inhalasi. Jumlah udara maksimum sanggup diambil dengan cara ini hanya untuk periode waktu yang singkat, alasannya membutuhkan banyak usaha.
Kondisi
Beberapa kondisi ditandai oleh, atau merupakan gejala, pernapasan dada. Yang lebih umum dari kondisi ini termasuk: aneka macam gangguan kecemasan, asma, hiperventilasi, pneumonia, edema paru, dan syok. Kecemasan, stres, dan serangan panik sering menyertai pernapasan dada.
Pernafasan yang terlalu dangkal, juga dikenal secara medis sebagai hipopnea, sanggup menyebabkan hipoventilasi, yang sanggup menyebabkan penumpukan karbon dioksida dalam badan seseorang, suatu tanda-tanda yang dikenal sebagai hiperkapnia. Ini ialah kondisi yang berkaitan dengan gangguan neuro-otot (NMD) yang meliputi Penyakit Lou Gehrig, Muscular Dystrophy, Polio, Post-Polio Syndrome dan lain-lain. Ini ialah kondisi serius kalau tidak didiagnosis dengan benar, atau kalau diabaikan. Ini sering diperlakukan sebagai “gangguan tidur” sehabis studi tidur dilakukan, tetapi “studi tidur tidak sanggup mendiagnosis pernapasan dangkal (JR Bach, M.D.).” Gejala serius muncul paling sering selama tidur; Namun, alasannya saat badan tidur, otot-otot interkostal tidak melaksanakan pernapasan untuk mekanisme, itu dilakukan oleh diafragma, yang sering terganggu pada orang dengan NMD.
Sangat sering, sehabis studi tidur, saat seseorang tidak berhasil memakai ventilasi tekanan udara kasatmata (PAP), mereka diresepkan oksigen hidung pada malam hari; ini dihentikan dipakai tanpa bukti kejenuhan oksigen 94% atau kurang; penggunaan oksigen yang tidak bijaksana (yang merupakan obat yang diresepkan) sanggup menyebabkan kerusakan otak.
Selain itu, penderita polio dengan kondisi pernapasan dan orang lain dengan NMD sanggup diberikan trakeostomi (lubang bedah untuk pernapasan yang dibentuk di leher). Setiap orang dengan tanda-tanda yang timbul selama tidur harus mencari seorang mahir dalam kondisi pernapasan otot-neuro. Tes untuk memilih pernapasan dangkal sederhana dan sanggup dilakukan di samping tempat tidur oleh terapis pernapasan berlisensi dan berpengetahuan.
Sumber https://infoana.comm