Saturday, February 11, 2017

√ Cara Menciptakan Pupuk Organik Cair

Kali ini alamtani akan membahas cara menciptakan pupuk organik cair. Pupuk organik cair dalam pembahasan ini mengacu pada pengertian pupuk organik dan pupuk kompos yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya. Secara singkat sanggup dikatakan pupuk organik cair yakni pupuk berfasa cair yang dibentuk dari bahan-bahan organik melalui proses pengomposan.


Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibentuk melalui proses pengomposan. Pertama yakni pupuk organik cair yang dibentuk dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan sanggup berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau adonan semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira menyerupai teh yang dicelupkan ke dalam air kemudian airnya dijadikan pupuk.


Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan gampang mengendap. Kita tidak sanggup menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya harus eksklusif digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.


Kedua yakni pupuk organik cair yang dibentuk dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan pemberian organisme hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Makara larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh sebab itu, sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibentuk dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam air. Tulisan ini bermaksud untuk membahas pupuk organik cair tipe yang kedua.


Sifat dan karakteristik pupuk organik cair


Pupuk organik cair tidak sanggup dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam. Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik padat akan tersimpan lebih usang dalam media tanam dan sanggup menyediakan hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih gampang dicerna oleh tanaman.


Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien kalau diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik cair sanggup berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama dikala tumbuhan mulai bertunas atau dikala perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang sanggup menyerap secara eksklusif pupuk yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.


Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan hingga overdosis, sebab sanggup mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih juga akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan untuk mendapat hasil maksimal.


Setiap tumbuhan memiliki kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai makanannya. Secara teoritik, tumbuhan hanya sanggup menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun kami belum menemukan angka persisnya, sanggup diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh sebab itu pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu.


Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat tanah, pupuk organik cair harus memperlihatkan unsur hara mikro yang lebih. Untuk mendapat kandungan hara mikro, sanggup dipilah dari materi baku pupuk.


Cara menciptakan pupuk organik cair



  • Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air higienis secukupnya.

  • Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.

  • Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan materi baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 potongan materi organik, 1 potongan air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.

  • Larutkan bioaktivator menyerupai EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi materi baku pupuk.

  • Tutup tong dengan rapat, kemudian masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan kawasan selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.

  • Pastikan benar-benar rapat, sebab reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang yakni untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.

  • Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka epilog tong cium anyir adonan. Apabila wanginya menyerupai wangi tape, adonan sudah matang.

  • Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan sanggup dipakai sebagai pupuk organik padat.

  • Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk sanggup dipakai hingga 6 bulan.


Kali ini alamtani akan membahas cara menciptakan pupuk organik cair √ Cara menciptakan pupuk organik cair

Gambar kawasan pembuatan pupuk organik cair


Penggunaan pupuk organik cair


Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang. Caranya dengan mengencerkan pupuk dengan air higienis terlebih dahulu kemudian disemprotkan pada tanaman. Kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan dihentikan lebih dari 2%. Pada kebanyakan produk, pengenceran dilakukan hingga seratus kalinya. Artinya, setiap 1 liter pupuk diencerkan dengan 100 liter air.


Untuk merangsang pertumbuhan daun, pupuk organik cair sanggup disemprotkan pada tumbuhan yang gres bertunas. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji atau umbi, pupuk disemprotkan dikala perubahan fase tumbuhan dari vegetatif ke generatif. Bisa disemprotkan eksklusif pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap penyemprotan hendaknya dilakukan dengan interval waktu satu ahad kalau trend kering atau 3 hari sekali pada trend hujan. Namun takaran ini harus diadaptasi lagi dengan jenis tumbuhan yang akan disemprot.


Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik cair yang banyak mengandung nitrogen. Caranya yakni dengan menciptakan pupuk dari materi baku kaya nitrogen menyerupai kotoran ayam, hijauan dan jerami. Sedangkan pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan materi baku pupuk yang kaya kalium dan fosfor, menyerupai kotoran kambing, kotoran sapi, sekam padi dan dedak. Kandungan setiap jenis material organik sanggup dilihat di tabel berikut.


Secara sederhana sanggup dikatakan, untuk menciptakan pupuk perangsang daun gunakan sumber materi organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk menciptakan pupuk perangsang buah gunakan materi organik dari sisa limbah buah menyerupai sekam padi atau kulit buah-buahan.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com