Tuesday, July 25, 2017

√ Penggunaan Media Dan Penilaian Pembelajaran Drama

Penggunaan Media Pembelajaran Drama Pada Siswa
Adapun media pembelajaran yaitu sarana pembelajaran yang dipakai siswa atau guru untuk proses berguru mengajar. Suatu hal yang jarang terpikirkan dalam pengajaran sastra yaitu media dan pembinaannya. Kadang-kadang guru sastra begitu puas dengan bermediakan karya sastra saja. Guru sering mengabaikan duduk kasus media dan pelatihan padahal  semenarik apapun karya sastra yang dipilih kalau tanpa media pengajaran yang menunjang kesungguhannya kurang menunjukkan suasana yang menarik. 


Penggunaan Media Pembelajaran Drama Pada Siswa √ Penggunaan Media dan Evaluasi Pembelajaran Drama
Penggunaan Media dan Evaluasi Pembelajaran Drama Pada Siswa

Menurut Waluyo (2005:81-82) “Untuk menentukan media pengajaran sastra yang baik ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan yaitu harus memehami betul usia yang akan mempergunakannya, lingkungan sosial budaya dan karakteristik subjek dididik. Kemudahan mendapat media akan membantu kelancaran pengajar. Menarik tidaknya sebuah media bergantung pada yang akan mempergunakannya“. 
Media pengajaran seharusnya sanggup meningkatkan intensitas pengajaran sastra. Pengajaran sastra akan semakin bergairah, menarik dan mempermudah proses. Menurut Waluyo (2005:82) secara garis besar media pengajaran sastra sanggup berupa: 
(a) Media elektronik yang meliputi: tape recorder, televisi dan VCD;
(b) Media cetak yang mencakup : buku, majalah, surat kabar dan tabloid;
(c) Media gambar yang meliputi: foto-foto berkaliber dunia;
(d) Media alamiah yang meliputi: batu-batuan dan dedaunan;
(e) Media orang yang mencakup bintang film dan aktris.
Guru memegang peranan penting dalam memfungsikan media. Dalam hal ini Subyakto ( dalam skripsi Juariah 2000:19) menjelaskan sebagai berikut:
Berbagai media-media pengajaran sastra menunjukkan dukungan yang sangat penting/besar dalam proses berguru mengajar.  Namun, tugas yang dimainkan oleh guru itu sendiri sangat menentukan terhadap kegiatan penggunaan media dalam pengajaran.  Peran guru tercermin dari kemampuan menentukan aneka ragam media itu sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dengan demikian, jelaslah media pengajaran sastra memiliki fungsi dan tugas yang sangat menentukan dalam perjuangan pencapaian tujuan pengajaran sastra di sekolah. Dalam pencapaian ini dituntut kemampuan guru yang mengajarkan sastra untuk memakai dan memilihnya sesuai dengan tujuan pembelajaran, situasi berguru dan kondisi siswa.

Pengajaran sastra juga perlu ditunjang dengan pengumpulan kliping sastra. Kegiatan ini sanggup dilakukan dalam bentuk kelompok maupun perorangan. Di samping itu, sanggup berupa majalah dinding, majalah sekolah dan perlombaan. Majalah ini seperti sebagai “taman ria” subjek didik untuk mencurahkan ekspresinya dan perlombaan tidak harus berskala besar melainkan sanggup di lingkup kelas maupun antar kelas dalam sekolah. 

Perlombaan ke luar sekolah  harus dibina oleh pengajar semoga subjek didik tidak merasa minder. Jika mereka menjadi pemenang tentu saja perlu imbalan nilai tambah (istimewa) untuk merangsang subjek didik bersastra.

Jenis Evaluasi Pembelajaran Drama Pada Siswa 

Penilaian  merupakan suatu kegiatan yang mustahil dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran secara umum. Adapun Semua jenis kegiatan pendidikan di aplikasikan di dlam keals harus selalu dibarenagi dengan agenda kegiatan penilaian pencapaian pembelajaran. Pada hakikatnya kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil berguru siswa melainkan juga aneka macam faktor yang lain di antaranya yaitu kegiatan yang dilakukan pengajaran itu sendiri. Artinya menurut informasi yang diperoleh dari penilaian terhadap hasil berguru siswa itu sanggup pula dipergunakan sebagai umpan balik terhadap kegiatan pengajaran yang dilakukan. 

Hasil penilaian yang diberikan guru kepada siswa yang berupa angka-angka atau simbol lainnya kadang kala dipandang sebagai “nasib” oleh penerima didik baik dari segi konotasi nyata atau negatif, pribadi atau tidak langsung.  Menyangkut duduk kasus ini pihak guru harus bertindak dan berusaha dengan baik, jujur dan seobjektif mungkin terutama yang berkaitan dengan penyusunan dan penafsiran hasil penilaian. Umumnya kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru memakai alat penilaian yang disusun sendiri oleh guru yang bersangkutan. Oleh sebab hasil penilaian itu sangat menentukan alat penilaian yang dipergunakan harus sanggup dipertanggungjawabkan dengan baik dari segi kelayakan, kesahihan, maupun kepercayaannya. 

Untuk itu, pihak guru haruslah menguasai teknik penyusunan dan penilaian alat penilaian serta penafsiran terhadap hasil penilaian yang diperoleh baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif.
Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sangat penting sebab Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menempatkan penguasaan aneka macam kompetensi pada simpulan kegiatan pembelajaran. Indikasi-indikasi bahwa seorang siswa telah menguasai kompetensi-kompetensi yang diajarkan hanya sanggup diketahui lewat penilaian yang dibentuk untuk tujuan itu. Oleh sebab itu, pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga menempatkan penilaian dalam posisi yang penting dengan menunjukkan pedoman pengembangan penilaian yang bersifat umum yang berlaku untuk semua mata pelajaran dan bersifat khusus untuk tiap mata pelajaran.

Dalam pembelajaran drama ada tiga kompetensi yang akan diajarkan. Oleh sebab itu ada tiga pula sistem penilaian yang harus disusun oleh guru yang bersangkutan. Yaitu sebagai berikut:

1. Penilaian menulis naskah drama
2. Penilaian memerankan drama
3. Penilaian menanggapi pementasan drama 



Sumber http://www.pondok-belajar.com/