Kumpulan Petikan Puisi Wiji Thukul-Hello kali ini saya mau menyebarkan artikel perihal seorang pencetus yang berjulukan Widji Thukul, pada artikel sebelumnya saya juga pernah menyebarkan artikel yang tidak kalah bangusnya dan sama seorang pencetus juga, silahkan lihat pada artikel Kata Kata Bijak Atau Kutipan Inspiratif dari Tan Malaka
Widji Thukul, yang berjulukan orisinil Widji Widodo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Agustus 1963 – meninggal di daerah dan waktu yang tidak diketahui, hilang semenjak diduga diculik, 27 Juli 1998 pada umur 34 tahun) yaitu sastrawan dan pencetus hak asasi insan berkebangsaan Indonesia. Tukul merupakan salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998 hingga kini beliau tidak diketahui rimbanya, dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer. more
- Secara tak pribadi puisi ini menyerupai merujuk pada kondisi rumah-rumah masyarakat di masa itu, begitu sempit dan kumuh
- Telihat pula bagaimana cara Wiji Thukul berusaha mengajak muda-mudi di masa itu untuk tak hanya membisu dan berusaha biar melaksanakan perlawanan
- Apapun yang terjadi ketika itu, Wiji Thukul tak pernah berharap kalau kebenaran dibiarkan terbungkam
- “Apa yang berharga dari puisiku…”
- Kutipan puisi ini mengatakan kalau pribadi Wiji Thukul yaitu sosok yang tak pernah gentar
- Seperti dapat dipahami kalau Wiji Thukul berterima kasih pada kondisi di mana banyak pelajaran dapat diambilnya, juga untuk anak dan istrinya
- “Tidurlah, kata-kata, kita bangun nanti…”
- Dalam kondisi apapun, penyair satu ini memang menyerupai tak lelah dan terus berusaha menulis untuk mengabadikan bermacam-macam perjalanannya
- Bantal tas dan punggung tangannya pun menyerupai menjadi saksi perjalanan melarikan diri ketika Thukul tengah buron
- Ia pun menyerupai tak habis-habisnya menceritakan penindasan bagi banyak masyarakat di waktu lalu
- Seperti tak ada kepastian kapan ia pulang, nyatanya…. Ia memang tak lagi pernah pulang
- “Seperti tikus selokan…”
- Bagi Thukul pergerakan tersebut memang menciptakan segala kebenaran tak lagi nampak faktual dan lurus sewajarnya 🙁
- Seperti ingin menjelaskan kalau kepergiannya yaitu untuk merampas kembali haknya yang telah dirampas dan dicuri oleh pemerintah
- Apa pun dan bagaimana pun kondisinya, penulis tetaplah harus menulis. Itulah yang dilakukan Wiji Thukul
Sumber http://www.giribig.com/