Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Kerajaan Tarumanegara“. Berikut dibawah ini penjelasannya:
Daftar Isi
- 1 Sejarah Kerajaan Tarumanegara
- 2 Letak Kerajaan Tarumanegara
- 3 Silsilah Kerajaan Tarumanegara
- 4 Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara
- 5 Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara
- 6 Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara
- 7 Kehidupan Budaya-Sosial Kerajaan Tarumanegara
- 8 Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
- 9 Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Sejarah tertua yang berkaitan dengan pengadalian banjir dan sistem pengairan ialah pada masa Kerajaan Tarumanegara. Untuk mengendalikan banjir dan perjuangan pertanian yang diduga di wilayah jakarta dikala ini, maka Raja purnawarman menggali Sungai Candrabaga. Setelah selesai melaksanakan penggalian sungai maka raja mempersembahkan 1.000 ekor lembu kepada brahmana. berkat sungai itulah penduduk Tarumanegara menjadi makmur. Siapakah Raja purnawarman itu?
Purnawarman ialah raja populer dari Tarumanegara. perlu kau pahami bahwa sehabis Kerajaan Kutai berkembang di kalimantan Timur, di jawa potongan barat muncur kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini terletak tidak jauh dari pantai utara jawa potongan barat. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan letak sentra Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berada di antara sungai Citarum dan Cisande.
Kalau mengingat namanya Tarumanegara, dan kata taruma mungkin berkaiatan dengan kata tarum yang artinyanial. Kata tarum digunakan sebagai nama sebuah sungai sungai di jawa barat,yakni sungai Citarum. mungkin juga letak Tarumanegara erat dengan aliran sungai Citarum. Kemudian berdasarkan prasasti Tugu, Purbacaraka memperkirakan sentra Kerajaan Tarumanegara ada di daerah bekasi.
Sumber sejarah Tarumanegara yang utama ialah beberapa prasasti yang telah ditemukan. berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Tarumanegara, telah ditemukan tujuh buah prasasti.
Letak Kerajaan Tarumanegara
Sebelum mengetahui letak kraton kerajaan Tarumanegara, dari temuan tempat prasasti itu sanggup diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara. Prasasti Ciaruon atau prasasti Ciareteun, ditemukan di daerah Cimpea, Bogor. Kemudian prasasti kebun kopi yang ditemukan di daerah kampong hilir kecamatan cibung-bulang. Kemudian prasasti kebun jambu, ditemukan di daerah bukit koleangkak 30 km sebelah barat bogor. Kemudian prasasti tugu ditemukan di daerah Tugu, clincing, Jakarta Utara.
Dari temuan letak prasasti tersebut sanggup diketahui daerah yang masuk dalam wilayah kerajaan Tarumanegara. Wilayah kerajaan Tarumanegara mencakup pesisir Jakarta hingga pedalaman di kaki gunung Gede (lihat gambar 1.). Selain itu dari prasasti sanggup diketahui fungsi dari suatu daerah.
Pada prasasti Tugu yang dikatakan bahwa pembuatan prasasti itu untuk para brahmana yang telah menciptakan saluran pada kali candrabhaga yaitu kali Gomati. Sehingga sanggup dikatakan bahwa wilayah dtemukannya prasasti Tugu merupakan daerah para Brahmana. Para Brahmana kerajaan Tarumanegara tinggal di daerah pesisir pantai. Dapat dikatakan mereka tiba ke Nusantara dengan para pedagang India.
Dapat di duga pula pada prasasti kebun jambu yang ditemukan di erat sungai Cisadane, di bukit Koleangkak, Banten selatan. Dalam prasasti itu sanggup ditafsirka sebagai prasasti penaklukan suatu wilayah. Dalam prasasti itu dikatakan bahwa raja Purnawarman merupakan raja yang disegani oleh musuh-musuhnya. Senantiasa menggempur kota-kota musuhnya.
Silsilah Kerajaan Tarumanegara
Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri memiliki dua orang puteri, yang sulung berjulukan Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua berjulukan Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, sebab Tarusbawa langsung lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak setuju dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.
Berikut ini terdapat beberapa silsilah Raja-raja kerajaan Tarumanegara yang berkuasa, yaitu sebagai berikut:
- Jayasingawarman 358-382 M
- Dharmayawarman 382-395 M
- Purnawarman 395-434 M
- Wisnuwarman 434-455 M
- Indrawarman 455-515 M
- Candrawarman 515-535 M
- Suryawarman 535-561 M
- Kertawarman 561-628 M
- Sudhawarman 628-639 M
- Hariwangsawarman 639-640 M
- Nagajayawarman 640-666 M
- Linggawarman 666-669 MC.
Kehidupan Politik Kerajaan Tarumanegara
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja yang pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti tugu yang menyatakan raja purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Oleh sebab itu rakyat hidup makmur dalam suasana kondusif dan tenteram.
Kehidupan Sosial Kerajaan Tarumanegara
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk menciptakan sebuah saluran sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini memiliki arti irit yang besar bagi masyarakat, Karena sanggup dipergunakan sebagai sarana pencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan tarumanegara dengan dunia luar. Juga dengan daerah-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat sudah berjalan teratur.
Kehidupan Budaya-Sosial Kerajaan Tarumanegara
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, sanggup diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada dikala itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut mengatakan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Berikut ini terdapat beberapa peninggalan kerajaan tarumanegara, yaitu sebagai berikut:
1. Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Yaitu sebagai berikut:
Prasasti Tugu
Inskripsi yang dikeluarkan oleh Purnawarman ini di temukan di kampung Batu Tumbuh, Desa tugu, erat Tanjung Priok, jakarta. Dituliskan dalam lima baris goresan pena beraksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Inskripsi tersebut isinya sebagai berikut:
“Dulu (kali yang bernama) Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan memiliki lengan Kencang dan Kuat,(yakni Raja Purnawarman), untuk mengalirkannya ke laut, sehabis (kali ini) hingga di istana Kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta yang Mulia Raja purnawarman yang berkilauan-kilauan Karena kepandaian dan kebijaksaaannya serta menjadi panji-panji segala raja, (maka sekarang) ia memerintahkan pula menggali kali yang permai dan basah jernih, Gomati namanya, Setelah kali itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang pandeta Nenekda (Sang purnawarman). pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal delapan paroh gelap bulan Phalgunadan selesaipada tanggal 13 paroh terang bulan Caitra, jadi hanya dalam 21 hari saja , sedang galian itu panjangnya 6.122 busur (+ 11 Km).Selamatan baginya dilakukan oleh brahmana disertai persembahkan 1.000 ekor sapi”.
Prasasti Ciaruteun
prasasti ini ditemukan di kampung Muara, desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, bogor. prasasti terdiri atas dua bagian, yaitu Inskripsi A yang dipahatkan dalam empat baris goresan pena berakasara pallawa dan bahasa sanskerta, dan Inskripsi B yang terdiri atas satu baris goresan pena yang belum sanggup dibaca dengan jelas. Inskripsi ini disertai pula gambar sepasang telapak Kaki.Inskripsi A isinya sebagai berikut:
“ini (bekas) dua kaki, yang ibarat kaki Dewa wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang purnawarman,di negeri Taruna, raja yang gagah berani di dunia”.
Beberapa sarjana telah berusaha membaca inskripsi B, namun kesudahannya belum memuaskan. Inskripsi B ini dibaca oleh J.L.A. Brandes sebagai Cri Tji aroe? Eun waca (Cri Ciaru?eun wasa),sedahkan H.Kern membacanya Purnavarmma-padam yang berarti “telapak kaki purnawarman”.
Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini ditemukandi kampung Muara, desa ciaruetun Hilir, cibungbulang, bogor. Prasastinya dipahatkan dalam stu baris yang dapit oleh dua buah pahatan telapak kaki gajah isinya sebagai berikut:
“Di sini tampak sepasang telapak kaki…… yang ibarat [telapak kaki] Airawata, gajah penguasa Taruma [yang] agung dalam….. dan [?] kejayaan”.
Prasasti Muara Ciaten
Terletak di muara kali cianten, kampung Muara, Desa ciaruteun Hilir, cibungbulang, bogor. Inskripsi ini dipahatkan dalam bentuk “aksara” yang meyerupai sulur-suluran, dan oleh para mahir disebut abjad ikal.
Prasasti Jambu [Pasir Kolengkak]
Terletak di sebuah bukit [pasir] koleangkak, Desa parakan Muncang, Nanggung, bogor. Insipirasinya dituliskan dalam dua baris goresan pena dengan abjad pallawa dan bahasa Sansekerta. Isinya sebagai berikut
“Gajah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalh pemimpin insan yang tiada taranya, yang termashur Sri purnawarman, yang sekali waktu [memerintah] di tarumanegara dan yang baju zirahnya yang populer tiada sanggup ditembus senjata musuh. Ini ialah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging musuh-musuhnya”.
Prasasti Cidanghiang (Lebak)
terletak di tepi kali Cidanghiang, Desa lebak, Munjul, Banten Selatan. dituliskan dalam dua baris goresan pena beraksara pallawa dan bahasa Sanskerta. Isinya sebagai berikit:
“Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesunggunya dari Raja Dunia, Yang Mulia purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja-raja.
Prasasti Pasir Awi
Inskripsi ini terdapat di sebuah bukit berjulukan pasir Awi,di daerah perbukitan Deasa Sukamakmur, jonggol,Bogor,Inskripsi prasasti ini tidak sanggup dibaca sebab inskripsi ini lebih berupa gambar (piktograf) dari pada tulisan. Di potongan atas inskripsi terdapat sepasang telapak kaki.
2. Arca atau Candi Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Yaitu sebagai berikut:
Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan sifat-sifat Wisnu-Surya. Ada yang beropini bahwa arca itu ialah arca Siwa dari kurun II.
Arca Wisnu Cibuaya I
Berasal dari kurun 7 dan sanggup dianggap sanggup melengkapi prasasti-prasasti Purnawarman. Arca ini menunjukkan adanya persamaan dengan arca yang ditemukan di Kemboja, Siam dan Semenanjung Melayu.
Arca Wisnu cibuaya II( di desa Cibuaya)
Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala kurun ke 7-8, yaitu:
- Jenis kerikil yang digunakan
- Bentuk arca dan laksananya
- Bentuk badan
- Makuta
3. Kitab Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Yaitu sebagai berikut:
Fa-Hien
Dia ialah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya ialah Brahmana.
Fa Hien juga menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan pandai menciptakan minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang ada, para mahir sejarah menerka Tolomo/ taluma berdasarkan Fa hien ialah Tarumanegara.
Dinasti Soui
Selain informasi Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari informasi Dinasti Soui, bahwa tahun 528 dan 535 tiba utusan dari negeri Tolomo yang terletak disebelah selatan.
Dinasti Tang Muda
Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M tiba utusan dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk Tarumanegara.
Dinasti Tang ( 618-906)
Menyebutkan nama sebuah daerah berjulukan Ho-ling atau Jawa, yang terletak di Lautan Selatan, sebelah timur Sumatra dan sebelah barat Bali. Nama Ho-ling oleh para sarjana diubahsuaikan dengan Kalinga yang letaknya diperkirakan di Jawa Tengah Utara/ Walaing. Daerah yang disebut Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas , perak, cula rino dan gading gajah. Sedangkan penduduknya menciptakan benteng-benteng kayu dan rumah-rumah mereka beratap daun kelapa.
Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di erat Palembang memiliki angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi, membuktikan perihal perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Raja berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara dan menaklukan beberapa daerah sehingga mengakibatkan Palembang sebagai Bandar pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa).
Dalam sejarah, Palembang menjadi tempat penting untuk sentra ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang, maka kekuatan armada maritim semakin besar lengan berkuasa dan bertambah besar sehingga dengan gampang memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan Tarumanegara.
Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Kerajaan Tarumanegara: Sejarah, Letak, Silsilah, Peninggalan & Runtuhnya
Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!
Baca Artikel Lainnya:
- Rumah Adat Aceh: Asal Usul, Bagian, Ciri dan Keunikannya
- Pengertian Tanah Longsor, Proses, Faktor, Penyebab, dan Dampak
- 45 Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli Lengkap
- Pengertian Ekonomi Makro, Tujuan, Permasalahan dan Alasannya
Sumber aciknadzirah.blogspot.com