Wednesday, March 21, 2018

√ Sejarah Kerajaan Kutai: Raja, Peninggalan Dan Kejayaan

Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Kerajaan Kutai“. Berikut dibawah ini penjelasannya:


 Disini Ibu Guru akan membahas perihal pelajaran  √ Sejarah Kerajaan Kutai: Raja, Peninggalan dan Kejayaan



Sejarah Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai yaitu sebuah kerajaan Hindu yang tertua di Nusantara. Kerajaan Kutai diperkirakan bangun pada periode 5 M atau ± 400 M. Kerajaan tersebut terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota Tenggarong), tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para mahir alasannya tidak ada prasasti yang secara terang menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit informasi yang sanggup diperoleh akhir kurangnya sumber sejarah.


Keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber informasi yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa atau tiang kerikil berjumlah 7 buah. Yupa yang memakai karakter Pallawa dan bahasa sansekerta tersebut, sanggup disimpulkan perihal keberadaan Kerajaan Kutai dalam banyak sekali aspek kebudayaan, antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai berjulukan Kudungga. Ia mempunyai seorang putra berjulukan Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga).


Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya memperlihatkan telah masuknya imbas anutan Hindu dalam Kerajaan Kutai dan hal tersebut mengambarkan bahwa raja-raja Kutai yaitu orang Indonesia orisinil yang telah memeluk agama Hindu.




Silsilah Raja-Raja Kerajaan Kutai


Berikut ini terdapat beberapa silsilah raja-raja kerajaan kutai, antara lain:




1. Maharaja Kudungga


Adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Nama Maharaja Kudungga oleh para mahir sejarah ditafsirkan sebagai nama orisinil orang Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India.Dapat kita lihat, nama raja tersebut masih memakai nama lokal sehingga para mahir beropini bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga imbas Hindu gres masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya yaitu kepala suku. Dengan masuknya imbas Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan secara turun temurun.




2. Maharaja Asmawarman


Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman yaitu raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk memilih batas kekuasaan Kerajaan Kutai ( ditentukan dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah sampai tapak yang terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai ). Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.




3. Maharaja Mulawarman


Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerusnya. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan imbas bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Raja Mulawarman yaitu raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera sampai Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.



  1. Maharaja Irwansyah

  2. Maharaja Sri Aswawarman

  3. Maharaja Marawijaya Warman

  4. Maharaja Gajayana Warman

  5. Maharaja Tungga Warman

  6. Maharaja Jayanaga Warman

  7. Maharaja Nalasinga Warman

  8. Maharaja Nala Parana Tungga

  9. Maharaja Gadingga Warman Dewa

  10. Maharaja Indra Warman Dewa

  11. Maharaja Sangga Warman Dewa

  12. Maharaja Singsingamangaraja XXI

  13. Maharaja Candrawarman

  14. Maharaja Prabu Nefi Suriagus

  15. Maharaja Ahmad Ridho Darmawan

  16. Maharaja Riski Subhana

  17. Maharaja Sri Langka Dewa

  18. Maharaja Guna Parana Dewa

  19. Maharaja Wijaya Warman

  20. Maharaja Indra Mulya

  21. Maharaja Sri Aji Dewa

  22. Maharaja Mulia Putera

  23. Maharaja Nala Pandita

  24. Maharaja Indra Paruta Dewa

  25. Maharaja Dharma Setia




Prasasti Peninggalan Kerajaan Kutai


Peninggalan Sejarah Kerajaan Kutai Di periode 21 kini ini, beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Kutai masih bisa kita temukan di Museum Mulawarman yang letaknya ada di Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara. Jika Anda suatu dikala berkunjung ke kota itu, sempatkanlah diri Anda untuk menengok bukti kebesaran dari kerajaan kutai. Saya sendiri beberapa waktu kemudian berkunjung ke sana. Dengan tiket masuk Rp. 2.000, saya telah berhasil menikmati bukti eksotika masa lampau dengan melihat beberapa penginggalan kerajaan kutai. Berikut ini terdapat beberapa bukti prasasti peninggalan kerajaan kutai, antara lain:




1. Prasasti Yupa


Prasasti Yupa yaitu salah satu peninggalan sejarah kerajaan kutai yang paling tua. benda bersejarah satu ini merupakan bukti terkuat adanya kerajaan hindu yang bercokol di atas tanah Kalimantan. Sedikitnya ada 7 prasasti yupa yang sampai kini masih tetap ada.




2. Ketopong Sultan


Ketopong yaitu mahkota Sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari emas. Beratnya 1,98 kg dan dikala ini disimpan di Musium Nasional di Jakarta. Ketopong sultan kutai ditemukan pada 1890 di kawasan Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Di Musium Mulawarman sendiri, ketopong yang dipajang yaitu ketopong tiruan.




3. Kalung Ciwa


Kalung Ciwa yaitu peninggalan sejarah kerajaan Kutai yang ditemukan pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Penemuan terjadi pada tahun 1890 oleh seorang penduduk di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman. Kalung Ciwa sendiri sampai dikala ini masih digunakan sebagai embel-embel kerajaan dan digunakan oleh sultan dikala ada pesta penobatan sultan baru.




4. Kalung Uncal


Kalung Uncal yaitu kalung emas seberat 170 gram yang dihiasi liontin berelief dongeng ramayana.  Kalung ini menjadi atribut kerajaan Kutai Martadipura dan mulai digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara pasca Kutai Martadipura berhasil di taklukan. Adapun berdasar penelitian para ahli, kalung uncal sendiri diperkirakan berasal dari India (Unchele). Di dunia, dikala ini hanya ada 2 kalung uncal, satu berada di India dan satunya lagi ada di Museum Mulawarman, Kota Tenggarong.




5. Kura-Kura Emas


Peninggalan sejarah kerajaan kutai yang berdasarkan saya cukup unik yaitu kura-kura emas. Benda ini kini ada di Musium Mulawarman. Ukurannya sebesar setengah kepalan tangan. Dan berdasarkan label yang tertera di dalam etalasenya, benda unik ini ditemukan di kawasan Long Lalang, kawasan yang terletak di hulu sungai Mahakam. Adapun berdasar riwayat, benda ini diketahui merupakan persembahan dari seorang pangeran dari Kerajaan di China bagi sang putri raja Kutai, Aji Bidara Putih. Sang Pangeran memperlihatkan beberapa benda unik pada kerajaan sebagai bukti kesungguhannya yang ingin mempersunting sang putri.




6. Pedang Sultan Kutai


Pedang Sultan Kutai terbuat dari emas padat. Pada gagang pedang terukir gambar seekor harimau yang sedang siap menerkam, sementara pada ujung sarung pedang dihiasi dengan seekor buaya. Pedang Sultan Kutai dikala ini sanggup Anda lihat di Museum Nasional, Jakarta.




7. Tali Juwita


Tali juwita yaitu peninggalan kerajaan kutai yang menyimbolkan 7 muara dan 3 anak sungai (sungai Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu) yang dimiliki sungai mahakam. Tali juwita terbuat dari benang yang banyaknya 21 helai dan biasanyan digunakan dalam upacara sopan santun Bepelas.




8. Keris Bukit


Kang Keris bukit kang yaitu keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan legenda, permaisuri ini yaitu putri yang ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut di atas balai bambu. Dalam gong tersebut, selain ada seorang bayu perempuan, di dalamnya juga terdapat sebuah telur ayam dan sebuah keris, keris bukit kang.




9. Kelambu Kuning


Ada beberapa benda peninggalan kerajaan yang dipercaya mempunyai kekuatan magis oleh masyarakat sopan santun Kutai sampai dikala ini. benda-benda ini ditempatkan dalam kelambu kuning untuk menghindari tuah dan bala yang bisa ditimbulkannya. Beberapa benda peninggalan sejarah kerajaan kutai tersebut antara lain kelengkang besi, tajau, gong raden galuh, gong bende, arca singa, sangkoh piatu, serta Keliau Aji Siti Berawan.




10. Singgasana Sultan


Singgasana sultan merupakan peninggalan sejarah kerajaan kutai yang masih tetap terjaga sampai kini. Benda tersebut terletak di Museum Mulawarman. Dahulu Setinggil atau Singgasana ini digunakan oleh Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Aji Muhammad Parikesit, dan raja-raja kerajaan kutai sebelumnya. Singgasana ini juga dilengkapi dengan payung, umbul-umbul, dan peraduan pengantin Kutai Keraton.




11. Meriam Kerajaan kutai


merupakan kerajaan yang dilengkapi dengan sistem pertahanan kuat. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya peninggalan sejarah berupa meriam dan beberapa alat bela diri lainnya. Adapun meriam, kerajaan kutai mempunyai 4 yang sampai kini masih terjaga dengan rapi. Keempat meriam tersebut antara lain Meriam Sapu Jagat, Meriam Gentar Bumi, Meriam Aji Entong, dan Meriam Sri Gunung.




12. Tombak Kerajaan Majapahit


Tombak-tombak bau tanah yang berasal dari Kerajaan Majapahit juga merupakan peninggalan sejarah  kerajaan kutai. Ya, tombak-tombak tersebut telah ada di Muara Kaman semenjak dulu. Ini mengambarkan jikalau kerajaan kutai dan Kerajaan Majapahit pada masa silam mempunyai relasi yang sangat erat.




13. Keramik Kuno Tiongkok


Ratusan keramik kuno yang diperkirakan berasal dari banyak sekali dinasti di kekaisaran Cina tempo dulu yang sempat ditemukan tertimbun di sekitar danau Lipan mengambarkan bahwa kerajaan kutai dan kekaisaran china telah melaksanakan relasi perdagangan yang erat pada masa silam. Ratusan keramik kuno yang menjadi peninggalan sejarah kerajaan Kutai itu kini tersimpan di ruang bawah tanah musium mulawarman di Tenggarong, Kutai kartanegara.




14. Gamelan Gajah Prawoto


Di Museum Mulawarman dikala ini juga terdapat seperangkat gamelan. Gamelan-gamelan ini diyakini berasal dari pulau Jawa. Tak hanya itu, beberapa topeng, keris, pangkon, wayang kulit, serta barang-barang kuningan dan perak yang ada sebagai peninggalan sejarah kerajaan kutai tempo silam juga mengambarkan bahwa telah ada relasi erat antara kerajaan-kerajaan di Jawa dengan Kerajaan Kutai Kartanegara.




Sistem Pemerintahan Kerajaan Kutai


Berikut ini terdapat beberapa sistem pemerintahan kerajaan kutai, antara lain:




1. Kehidupan Politik Kerajaan Kutai


Kehidupan politik yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai yaitu Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman yaitu putra Kudungga. Dalam yupa dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa Matahari dan pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Aswawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga. Berikut yaitu klarifikasi mengenai raja-raja di Kutai.



  • Raja Kudungga yaitu raja pertama yang berkuasa di Kerajaan Kutai. Tetapi, apabila dilihat dari nama Raja yang masih memakai nama Indonesia, para mahir beropini bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga beropini bahwa pada masa pemerintahan Raja Kudungga imbas Hindu gres masuk ke wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya yaitu kepala suku.

  • Aswawarman yaitu raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Aswawarman mempunyai 3 orang putra dan salah satunya yaitu Mulawarman.

  • Mulawarman kental dengan imbas bahasa Sanskerta jikalau dilihat dari cara penulisannya. Mulawarman yaitu raja terbesar dari Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang. Dari Yupa diketahui bahwa masa pemerintahan Mulawarman, kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya mencakup hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.




2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kutai


Kehidupan ekonomi di kutai disebutkan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban emas dan menghadiahkan 20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana. Tidak diketahui secara niscaya asal emas dan sapi tersebut diperoleh. Apabila emas dan sapi tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah melaksanakan kegiatan dagang.




3. Kehidupan Sosial Dan Budaya Kerajaan Kutai


Dalam kehidupan sosial terjalin relasi yang serasi antara Raja Mulawarman dengan Kaum Brahmana, menyerupai yang dijelaskan dalam Yupa, bahwa Raja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada Kaum Brahmana di dalam tanah yang suci berjulukan Waprakeswara. Istilah Waprakeswara tempat suci untuk memuja Dewa Siwa.


Dalam kehidupan budaya Kerajaan Kutai sudah maju. Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan yang disebut Vratyastoma. Pada masa Mulawarman upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta Brahmana dari orang Indonesia asli. Adanya kaum Brahmana orisinil orang Indonesia mengambarkan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama penguasaan terhadap bahasa Sanskerta.




Masa Kejayaan Kerajaan Kutai


Masa kejayaan Kerajaaan Kutai berada pada massa pemerintahan Raja Mulawarman. Hal ini alasannya dia begitu bijaksana dan royal bagi hal-hal yang religius. Para brahmana dihadiahi emas, tanah, dan ternak secara adil, pengadaan upacara sedekah di tempat yang dianggap suci atau Waprakeswara. Dan dibuktikan juga dengan sumbangan sedekah kepada kaum Brahmana berupa 20.000 ekor sapi. Jumlah 20.000 ekor sapi ini mengambarkan bahwa pada masa itu kerajaan Kutai telah mempunyai kehidupan yang makmur dan telah mencapai massa kejayaannya.




Masa Runtuhnya Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai berakhir dikala Raja Kutai yang berjulukan Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.




Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Sejarah Kerajaan Kutai: Raja, Peninggalan dan Kejayaan


Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!




Baca Artikel Lainnya:




Sumber aciknadzirah.blogspot.com