Monday, February 12, 2018

√ Sejarah Kerajaan Malaka, Masa Kejayaan, Raja Dan Masa Keruntuhan

Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Kerajaan Malaka“. Berikut dibawah ini penjelasannya:


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Sejarah Kerajaan Malaka, Masa Kejayaan, Raja dan Masa Keruntuhan



Sejarah Kerajaan Malaka


Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka lantaran kerajaannya di Sumatera runtuh jawaban diserang Majapahit. Pada ketika Malaka didirikan, di situ terdapat penduduk orisinil dari Suku Laut yang hidup sebagai nelayan.Mereka berjumlah lebih kurang tiga puluh keluarga.


Raja dan pengikutnya ialah rombongan pendatang yang mempunyai tingkat kebudayaan yang jauh lebih tinggi, lantaran itu, mereka berhasil menghipnotis masyarakat asli. Kemudian, bersama penduduk orisinil tersebut, rombongan pendatang mengubah Malaka menjadi sebuah kota yang ramai. Selain menjadikan kota tersebut sebagai sentra perdagangan, rombongan pendatang juga mengajak penduduk orisinil menanam tanaman yang belum pernah mereka kenal sebelumnya, ibarat tebu, pisang, dan rempah rempah. Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di daratan.Dalam perkembangannya, kemudian terjalin korelasi perdagangan yang ramai dengan daratan Sumatera.


 Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera ketika itu ialah beras.Malaka amat bergantung pada Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini, lantaran persawahan dan perladangan tidak sanggup dikembangkan di Malaka. Hal ini kemungkinan disebabkan teknik bersawah yang belum mereka pahami, atau mungkin lantaran perhatian mereka lebih tercurah pada sektor perdagangan, dengan posisi geografis strategis yang mereka miliki.


Berkaitan dengan asal seruan nama Malaka, sanggup dirunut dari dongeng berikut. Menurut Sejarah Melayu (Malay Annals) yang ditulis Tun Sri Lanang pada tahun 1565, Parameswara melarikan diri dari Tumasik, lantaran diserang oleh Siam. Dalam pelarian tersebut, ia hingga ke Muar, tetapi ia diganggu biawak yang tidak terkira banyaknya. Kemudian ia pindah ke Burok dan mencoba untuk bertahan disitu, tapi gagal. Kemudian Parameswara berpindah ke Sening Ujong hingga kemudian hingga di Sungai Bertam, sebuah tempat yang terletak di pesisir pantai.Orang-orang Seletar yang mendiami daerah tersebut kemudian meminta Parameswara menjadi raja. Suatu ketika, ia pergi berburu. Tak disangka, dalam perburuan tersebut, ia melihat salah satu anjing buruannya ditendang oleh seekor pelanduk. Ia sangat terkesan dengan keberanian pelanduk tersebut. Saat itu, ia sedang berteduh di bawah pohon Malaka. Maka, daerah tersebut kemudian ia namakan Malaka.




Masa Kejayaan Kerajaan Malaka


Sebagai salah satu bandar ramai di daerah timur, Malaka juga ramai dikunjungi oleh para pedagang Islam.Lambat laun, agama ini mulai menyebar di Malaka. Dalam perkembangannya, raja pertama Malaka, yaitu Prameswara akhirnya masuk Islam pada tahun 1414 M. Dengan masuknya raja ke dalam agama Islam, maka Islam kemudian menjadi agama resmi di Kerajaan Malaka, sehingga banyak rakyatnya yang ikut masuk Islam.Selanjutnya, Malaka berubah menjadi sentra perkembangan agama Islam di Asia Tenggara, hingga mencapai puncak kejayaan di masa pemeritahan Sultan Mansyur Syah (1459—1477).Kebesaran Malaka ini berjalan seiring dengan perkembangan agama Islam.Negeri-negeri yang berada di bawah taklukan Malaka banyak yang memeluk agama Islam.Untuk mempercepat proses penyebaran Islam, maka dilakukan perkawinan antarkeluarga.


Malaka juga banyak mempunyai tentara bayaran yang berasal dari Jawa.Selama tinggal di Malaka, para tentara ini akhirnya memeluk Islam. Ketika mereka kembali ke Jawa, secara tidak langsung, mereka telah membantu proses penyeberan Islam di tanah Jawa. Dari Malaka, Islam kemudian tersebar hingga Jawa, Kalimantan Barat, Brunei, Sulu dan Mindanau (Filipina Selatan).Dalam masa kejayaannya, Malaka mempunyai kontrol atas daerah-daerah berikut:



  1. Semenanjung Tanah Melayu (Patani, Ligor, Kelantan, Trenggano, dan sebagainya).

  2. Daerah Kepulauan Riau.

  3. Pesisir Timur Sumatra potongan tengah.

  4. Brunai dan Serawak.

  5. Tanjungpura (Kalimantan Barat).


Sementara daerah yang diperoleh dari Majapahit secara diplomasi ialah sebagai berikut.



  • Indragiri.

  • Palembang.

  • Pulau Jemaja, Tambelan, Siantan, dan Bunguran.




Sumber Sejarah Kerajaan Malaka


Sumber sejarah yang menyebutkan adanya Kerajaan Malaka, sebagai berikut:






  • Sulalatus Salatin




Mengatakan bahwa kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Melayu di Singpura, kemudian serangan Jawa dan Siam mengakibatkan sentra pemerintahan berpindah ke Malaka.






  • Kronik Dinasti Ming




Mencatat Parameswara sebagai pendiri Malaka mengunjungi Kisar Tongle di Nanjing pada tahun 1405 dan meminta pengukuhan atas wilayah kedaulatannya. Sebagai jawaban upeti yang diberikan, Kaisar Cina menyetujui untuk menawarkan proteksi pada Malaka, kemudian tercatat ada hingga 29 kali utusan Malaka mengunjungi Kaisar Cina.


Pengaruh yang besar dari korelasi ini ialah Malaka sanggup terhindar dari kemungkinan adanya serangan Siam dari utara, terutama sehabis Kaisar Cina mengabarkan penguasa Ayutthaya akan hubungannya dengan Malaka. Keberhasilan dalam korelasi diplomasi dengan Tiongkok memberi manfaat akan kestabilan pemerintahan gres di Malaka, kemudian Malaka berubah menjadi sentra perdagangan di Asia Tenggara, dan juga menjadi salah satu pangkalan armada Ming.






  • Laporan dari kunjungan Laksamana Cheng Ho (1409)




Mengambarkan Islam telah mulai dianut oleh masyarakat Malaka.






  • Pararaton




Disebutkan terdapat nama tokoh yang ibarat yaitu Bhra Hyang Parameswara sebagai suami dari Ratu Majapahit, Ratu Suhita.




Raja-Raja Kerajaan Malaka


Berikut ini terdapat beberapa raja-raja yang menjadi tahta di kerajaan Malaka, antara lain:






  • Iskandar Syah (1396-1414 M)




Pada kala ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang menjadikan Paramisora (Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah Blambangan ke Tumasik (Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya hingga ke Semenanjung Malaya dan mendirikan Kp. MalakaSecara geografis, posisi Kp.


Malaka sangat strategis, yaitu di Selat Malaka, sehingga banyak dikunjungi para pedagang dari aneka macam Negara terutama para pedagang Islam, sehigga kehidupan perekonomian Kp. Malaka berkembang pesat,Untuk meningkatkan acara perdagangan di Malaka, maka Paramisora menganut agama Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian menjadikan Kp.


Malaka menjadi Kerajaan Islam.Untuk menjaga keamanan Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta proteksi kepada Kaisar China dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).






  • Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)




Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung Malaya.


Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang kekuatannya lebih besar dan mustahil untuk sanggup dikalahkan, maka dipilih melalui jalur politik perkawinan dengan cara menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-citanya sanggup tercapai.






  • Mudzafat Syah (1424-1458 M)




Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia kemudian naik tahta dengan gelar sultan (Mudzafat Syah merupakan raja Kerajaan Malaka yang pertama bergelar Sultan).


Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan Siam (serangan dari darat dan laut), namun sanggup digagalkan.Mengadakan ekspansi wilayah ke  daerah-daerah yang berada di sekitar Kerajaan Malaka ibarat Pahang, Indragiri dan Kampar.






  • Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)




Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah.Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan sebagai sentra perdagangan dan sentra penyebaran Islam di Asia Tenggara. Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan politik ayahnya dengan memperluas wilayah kekuasaanya, baik di Semananjung Malaya maupun di wilayah Sumatera Tengah (Kerajaan Siam berhasil ditaklukan).


Raja Siam  tewas dalam pertempuran , tetapi putra mahkotanya ditawan dan dikawinkan dengan putri sultan sendiri kemudian diangkat menjadi raja dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui kekuasaan Malaka.Kerajaan Samudera Pasai, Jambi dan Palembang tidak serang lantaran menghormati Majapahit yang berkuasa pada waktu itu, selain itu Kerajaan Aru juga tetap sebagai kerajaan merdeka.


Kejayaan Kerajaan Malaka tidak lepas dari jasa Laksamana Hang Tuah yang kebesarannya disamakan dengan kebesaran Patih Gajah Mada dari Kerajaan Mahapahit.Cerita Hang Tuah ditulis dalam sebuah Hikayat, Hikayat Hang Tuah.






  • Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)




Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mulai mengalami kemunduran, satu persatu wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka mulai melepaskan diri.Hal ini disebabkan oleh lantaran Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap.






  • Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)




Pada tahun 1511 M, terjadi serangan dari bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Alberquerque dan berhasil Merebut Kerajaan Malaka.Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan Portugis.




Masa Pemerintahan Kerajaan Malaka


Berikut ini terdapat beberapa masa pemerintahan kerajaan Malaka, antara lain:






  • Kehidupan Politik




Dalam menjalankan dan menyelenggarakan politik negara, ternyata para sultan menganut paham politik hidup berdampingan secara tenang (co-existence policy) yang dijalankan secara efektif. Politik hidup berdampingan secara tenang dilakukan melalui korelasi diplomatik dan ikatan perkawinan.Politik ini dilakukan untuk menjaga keamanan internal dan eksternal Malaka.Dua kerajaan besar pada waktu itu yang harus diwaspadai ialah Cina dan Majapahit.Maka, Malaka kemudian menjalin korelasi tenang dengan kedua kerajaan besar ini.


Sebagai tindak lanjut dari politik negara tersebut, Parameswara kemudian menikah dengan salah seorang putri Majapahit.Sultan-sultan yang memerintah sehabis Prameswara (Muhammad Iskandar Syah)) tetap menjalankan politik bertetangga baik tersebut.






  • Kehidupan Sosial dan Budaya




Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami perkembangan yang pesat ibarat munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari Kerajaan Malaka ibarat Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat.Sedangkan kehidupan sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam dan lingkungan wilayahnya.


Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim, korelasi sosial masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat individualisme.Kelompok masyarakat pun bermunculan, ibarat adanya golongan buruh dan majikan.






  • Kehidupan Ekonomi




Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar, yang banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat penting memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang sanggup menjadikan mereka sangat kaya.


Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka ialah adanya undang-undang maritim yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan.Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.




Masa Keruntuhan Kerajaan Malaka


Malaka runtuh jawaban serangan Portugis pada 24 Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Sejak ketika itu, para keluarga kerajaan menyingkir ke negeri lain. Raja atau Sultan yang memerintah di Malaka ialah sebagai berikut:



  1. Permaisura yang bergelar Muhammad Iskandar Syah (1380-1424)

  2. Sri Maharaja (1424-1444)

  3. Sri Prameswara Dewa Syah (1444-1445)

  4. Sultan Muzaffar Syah (1445-1459)

  5. Sultan Mansur Syah (1459-1477)

  6. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488)

  7. Sultan Mahmud Syah (1488-1551)


Periode Pemerintahan Setelah Parameswara masuk Islam, ia mengubah namanya menjadi Muhammad Iskandar Syah pada tahun 1406, dan menjadi Sultan Malaka I. Kemudian, ia kawin dengan putri Sultan Zainal Abidin dari Pasai.


Posisi Malaka yang sangat strategis menyebabkannya cepat berkembang dan menjadi pelabuhan yang ramai.Akhir kesultanan Malaka terjadi ketika wilayah ini direbut oleh Portugis yang dipimpin oleh Alfonso d’albuquerque pada tahun 1511.Saat itu, yang berkuasa di Malaka ialah Sultan Mahmud Syah. Usia Malaka ternyata cukup pendek, hanya satu setengah abad.


Sebenarnya, pada tahun 1512, Sultan Mahmud Syah yang dibantu Dipati Unus menyerang Malaka, namun gagal merebut kembali wilayah ini dari Portugis. Merupakan putra dari Sultan Alaudin Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang sangat lemah, wilayah kekuasaannya mencakup sebagian kecil Semenanjung Malaya, hal ini menambah suram kondisi Kerajaan Malaka.




Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Sejarah Kerajaan Malaka: Raja, Masa Kejayaan dan Keruntuhan


Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!




Baca Artikel Lainnya:




Sumber aciknadzirah.blogspot.com