Cerpen: KARUN
Reno berumur 40 tahun. Ia ialah seorang pencari harta karun. Lima belas tahun sudah ia habiskan waktunya untuk menekuni profesinya ini. Namun, tak ada hasil sedikitpun yang ia dapatkan. Ia sudah merasa putus asa.“Nampaknya profesi ini harus saya tinggalkan, alasannya ialah ini hanya membuang-buang waktuku,” ungkapnya di dalam hati
Suatu hari ia berjalan-jalan di tengah kota. Saat itu angin yang amat kencang menciptakan sampah-sampah beterbangan. Tiba-tiba selembar kertas buram penuh noda yang terbawa angin mendarat sempurna di wajahnya.
“Kertas apa ini?" tanya Reno, kemudian memerhatikan kertas tersebut dengan saksama, "Wah kebetulan sekali inilah benda yang saya cari selama ini. Mungkin ini akan menuntunku ke kawasan harta terpendam.” ucap Reno dengan riang.
Reno bergegas pulang menuju ke rumahnya dan mempersiapkan alat-alatnya. Sebelum pergi, ia berpamitan dengan anak tunggalnya yang sudah dewasa, sangat arif dalam menganalisa segala hal dan bahagia mengajarkan keahliannya itu kepada orang lain. Ia gembira memiliki anak tampaknya hingga ia pun tak merasa khawatir untuk meninggalkan anaknya mungkin untuk beberapa hari demi petualangannya.
Setelah berpamitan, Reno pun pergi dengan perasaan optimisnya, berpatokan pada petunjuk dari kertas yang ia temukan tadi. Ia akan memulai pencarian harta karunnya di alun-alun kota. Tempat pertama kali ia menemukan kertas tersebut.
Di alun-alun kota, Reno mencari di setiap sudut tempat. Banyak orang terheran-heran alasannya ialah melihatnya, seorang lelaki bau tanah berpakaian unik, sepatu bot yang besar, topi koboy, rompi kotak-kotak dan membawa banyak barang di ranselnya sedang berada di tengah kota dan menyerupai sedang kebingungan mencari sesuatu. Bahkan ada yang menertawainya menduga Reno ialah orang gila.
Namun Reno tidak ambil pusing dengan keadaan di sekitarnya, ia tetap mencari dan mencari. Setelah beberapa menit mencari, Reno merasa lelah dan beristirahat di akrab air mancur. Ia pun berjalan gontai dan hampir berputus asa. Tiba-tiba, ia merasa menapakkan kakinya di kawasan yang salah. Ia segera melihat ke bawah tenyata ada sebuah botol kecil berisi kertas yang tersembunyi dengan baik. Diambilnya botol tersebut, kemudian ia membaca isi kertas itu.
“Batu watu akan menghentikan langkahmu. Hindarilah segala ancaman dan rintangan di setiap perjalananmu, dan mulailah menunggu. Pada elEktRon, Gaya IntramoLekul adalAH gaya tariK mEnarik dUa molekul yang sifaTnyA tak RapAt.”
Setelah membaca petunjuk, ia mencoba menganalisis. Hmm.. Kemana saya selanjutnya? pikir Reno. Ia mencoba memperhatikan abjad demi huruf. Lama memperhatikan jadinya ia mengambil kesimpulan dari apa yang tertulis di sana.
“PERGILAH KE UTARA. Bingo!”
Reno menuju ke utara dari kawasan ia berdiri. Ia datang di sebuah jalan raya yang banyak dilalui oleh kendaraan. Ia kebingungan apa yang hendak diperbuatnya. Ia beristirahat di sebuah halte bus sambil memikirkan langkah selanjutnya. Ia teringat ”Hindarilah segala ancaman dan rintangan di setiap perjalananmu, dan mulailah menunggu”
“Tempat ini ialah jalan raya, hindari segala ancaman dan rintangan, berarti saya harus menghindari segala kemungkinan jelek yang terjadi dikala saya mulai berjalan. Dan mulailah menunggu, artinya saya harus menunggu. Aha! Bingo!” ungkapnya kegirangan
Ia menyimpulkan untuk tidak menyeberangi jalan dan kawasan menunggu itu ialah halte bus. Dicarinya kembali petunjuk berikutnya. Akhirnya ia menemukannya sempurna di bawah kawasan duduk halte bus itu, namun terlalu banyak orang di sana. Setelah berpikir lama, ia pun memberanikan diri ke sana dan dengan cueknya berlutut di depan seorang perempuan berpakaian kerja. Wanita itu kebingungan dan merasa heran. Reno mengulurkan tangannya ke depan, kemudian ia melihat perempuan itu menggerakkan tangannya bermaksud untuk menyambut uluran tangan Reno, namun sempurna sebelum tangan perempuan itu sampai, tangan Reno membelok, bergerak menuju kawasan petunjuknya berada kemudian bangun dan meninggalkan perempuan itu dengan hambar dan tanpa rasa bersalah. Wah!
Ketika suasana aman, dibacanya isi petunjuk itu.
“Wah kau telah melewati halangan dan rintangan. Sekarang itu waktunya umat muslim melakukan kewajibannya. Jangan lupa, simpanlah barang yang tak kau gunakan.”
Reno melihat jam tangannya dengan tampang bingung,
“Ini belum waktunya untuk shalat dan apakah tidak menjadikan dilema menyimpan barang tak dipakai di masjid? Tentu akan terlihat sangat kotor.” tanya Reno.
Ia berpikir sejenak, “Tunggu, jikalau itu akan terlihat sangat kotor artinya kawasan yang sempurna ialah membuangnya di kawasan sampah, tapi kawasan sampah masjid? Terlalu banyak. Analisa lagi!" perintahnya, biar otaknya memikirkan kemungkinan lain.
Selang beberapa waktu, "Ohh, saya menemukannya, setiap orang shalat mereka semua akan menghadap ke satu arah, BARAT. Hahaha.” Reno kegirangan memecahkan petunjuknya yang kedua.
Reno berkesimpulan ia harus menuju ke Barat alasannya ialah para muslim menghadap ke Barat dikala mereka melakukan kewajibannya. Ia berjalan dan menemukan sebuah kawasan sampah. Ia mencari petunjuk sempurna di bawah kawasan sampah itu dan menemukan tanda panah yang mengarah ke Selatan dan angka 3.
Ia kembali berjalan ke Selatan dan menemukan banyak pohon rimbun dan besar. Ia berhenti di depannya sebuah pohon yang paling besar dan berumur menghalangi pandangannya, dan ternyata berada sempurna di depan rumahnya. Tapi, ia kebingungan dengan angka 3. Ia berpikir 3 itu memiliki bahasa tertentu.
“Mari kita analisis, bahasa yang merujuk ke angka 3, tiga, drei, three, set, san, apa lagi? Three? Penyebutannya menyerupai tri, dalam bahasa Inggris mungkin saja maksudnya ialah Tree atau pohon.”
Mungkin di pohon ini balasan dari semua teka-tekinya, pikir Reno. Ia menggali sempurna di akrab akar pohon tersebut dengan wajah yang riang menyerupai anak kecil diberi permen. Setelah sekian usang tanpa hasil, tenyata ini ialah hasil yang sangat didambakannya. Ia menemukan sebuah peti harta karun yang tidak terlalu besar.
Reno pun membuka peti itu, tenyata terkunci. Karena tidak sabar, dibukanya secara paksa peti tersebut dan harap-harap cemas ia membuka petinya secara perlahan, “Akhirnya sehabis penantian panjang, saya menemukan harta karun, yang ternyata berada sempurna di halaman rumahku. Hahahaha,” kata Reno lantang penuh kemenangan. Ia sangat terkejut melihat isi peti tersebut.
“Ayah sedang apa di sana?" Suara Anak Reno terdengar dari belakang, "Mengapa peti untuk permainan harta karun besok ada di tangan Ayah?” tanya Anaknya yang keluar dari rumah alasannya ialah mendengar bunyi asing di kawasan persembunyian peti harta karunnya, “Aku gres saja ingin mencari petanya, tampaknya saya kehilangannya dikala berada di alun-alun kota.”
TAMAT
Catatan:
Cerpen di atas merupakan goresan pena hasil kerja sama saya dan teman saya sewaktu Sekolah Menengan Atas untuk memenuhi kiprah Bahasa Indonesia. Mohon untuk menghargai hasil karya seseorang. Terima kasih.🙏
Cerpen di atas merupakan goresan pena hasil kerja sama saya dan teman saya sewaktu Sekolah Menengan Atas untuk memenuhi kiprah Bahasa Indonesia. Mohon untuk menghargai hasil karya seseorang. Terima kasih.🙏
Sumber http://www.maringngerrang.com/