“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu dikala yang telah usang kita ketahui
apakah kamu masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
pada suatu hari yang biasa
pada suatu dikala yang telah usang kita ketahui
apakah kamu masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kamu dan saya tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
kamu dan saya tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kamu masih membelaiku semesra dahulu
dikala ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
dikala ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang bau tanah dan terlena dalam mimpinya. kamu dan saya berbicara. tanpa kata, tanpa bunyi dikala malam yang berair menyelimuti jakarta kita)
“apakah kamu masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. ibarat kabut pagi itu)
“manisku, saya akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
Sumber http://kickfahmi.blogspot.commembawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”