Meskipun ada beberapa perbedaan signifikan dari anatomi manusia, sistem pencernaan cumi-cumi bergantung pada susukan tunggal yang sama antara lisan dan anus yang dipakai semua binatang lain. Apakah Anda membedah cumi-cumi untuk kelas biologi atau mempelajari perihal spesifik predasi cumi-cumi, pemahaman dasar perihal sistem pencernaan ialah kuncinya.
Metode Mengunyah
Cumi-cumi tidak mempunyai gigi, tetapi mereka mempunyai lisan yang keras yang mereka gunakan untuk memecah makanan sebelum memasukkannya ke susukan pencernaan mereka. Cumi-cumi memakai cangkir isap mereka untuk menangkap mangsa, yang dengan cepat mereka sobek memakai paruh mereka yang tajam dan berbentuk tanduk yang menyerupai dengan burung beo. Tidak semua cumi mempunyai radula, atau lidah, tetapi mereka yang menggunakannya untuk mendorong makanan dari lisan ke kerongkongan. Kadang-kadang radula juga dipakai untuk merobek-robek makanan yang disimpan di paruh, yang berfungsi sebagai rahang.
Fungsi Kerongkongan
Dari mulut, makanan harus bergerak melalui tenggorokan dan kerongkongan sebelum sanggup berakhir di lambung di mana pencernaan dimulai. Namun, di kerongkongan, enzim mulai menyiapkan makanan untuk pencernaan, dikeluarkan dari kelenjar ludah. Meskipun pada gurita yang terkait erat, enzim saliva ini kadang kala beracun bagi binatang lain, pada cumi-cumi itu tidak berbahaya. Pada spesies menyerupai cumi-cumi raksasa (Architeuthis dux), kerongkongan melewati sentra otak, yang berbentuk tabung bulat menyerupai donat.
Pemecahan lambung
Susunan yang sempurna dari lambung cumi-cumi tergantung pada makanan dari spesies tertentu, tetapi untuk sebagian besar cumi-cumi mempunyai lambung yang lebih kecil, kantung putih mengkilap, menempel pada organ yang lebih besar yang dikenal sebagai caecum. Pencernaan dimulai di lambung, yang bertanggung jawab untuk memecah makanan dan mengekstraksi elemen yang sanggup digunakan. Namun, sekum yang lebih besar ialah daerah di mana perembesan nutrisi yang paling ke dalam badan cumi-cumi terjadi. Ketika pencernaan sudah lengkap dan semua nutrisi yang diharapkan dikeluarkan, lambung meneruskan isinya ke usus.
Proses Ekskresi
Bahan-bahan yang tidak mempunyai nilai gizi dan tidak diinginkan oleh cumi-cumi dilewatkan melalui usus, di mana mereka dikompresi menjadi kotoran. Mereka kemudian masuk ke rektum, sebuah tabung yang mengarah ke anus, simpulan dari sistem pencernaan. Dari sana mereka melewati mantel dan keluar melalui corong cumi ke air di sekitarnya. Limbah cumi padat sehingga mereka sanggup mencegah kotoran mereka sendiri masuk ke insang.
Sumber https://infoana.comm