Sunday, June 10, 2018

√ Budidaya Tanaman Cabe Merah

Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah struktur tanah menjadi gembur sesuai untuk perkembangan akar tanaman, menstabilkan peredaran air, peredaran udara dan suhu di dalam tanah.  Pada tanah-tanah berat, terutama tanah yang kandungan liatnya tinggi, dibutuhkan pembajakan untuk meningkatkan peredaran air dan udara di dalam tanah sehingga volume tanah menjadi lebih besar.  Sebelum dibajak lahan digenangi sehari semalam biar tanah menjadi lunak dan tidak menempel pada mata bajak dikala pembajakan (Prajnanta, 2009). Setelah dibajak lahan dikeringkan dan digaru, kemudian diangin-anginkan selama 5-7 hari.  Plot dibentuk dengan ukuran panjang 10-12 m. lebar 110-20 cm, tinggi 30-40 cm (untuk animo kemarau) 50-70 cm (untuk animo hujan), lebar parit 50-55 cm (musim kemarau), dan 60-70 cm pada animo hujan (Zulkifli, 2011).
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang di butuhkan tanaman, unsur tersebut terdiri dari unsur makro yaitu N, P, K, Ca, S, C, H dan Mg dan unsur mikro yaitu Fe, B, Zn, Cu dan Mo. Jenis dan takaran pupuk makro dan mikro, yang diberikan melalui akar maupun melalui daun.
Pemupukan pertama masing-masing pupuk sangkar (pupuk organik) sebanyak 100%, pupuk buatan (an-organik) sebanyak 40% dan nematisida furadan diberikan 7-10 hari sebelum tanam menjelang pemasangan mulsa. Pemupukan kedua dan ketiga masing-masing 30% pupuk buatan diberikan pada umur 30 dan 60 hari sesudah tanam melalui lubang yang dibentuk antar tumbuhan (Zulkifli, 2011).
Pemasangan Mulsa
Mulsa yaitu material epilog tumbuhan budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga menciptakan tumbuhan tersebut tumbuh dengan baik (Anonymous, 2011)a. Bedengan yang sudah di olah ditutupi dengan mulsa.  Selain mulsa plastik hitam-perak (MPHP) mulsa jerami sanggup juga diberikan sebanyak 5 ton/ha.  Pemasangan mulsa dikerjakan sesudah penyiraman secukupnya dan tunjangan pupuk dasar (Zulkifli, 2011).
Pembuatan Lubang Tanaman
Lubang tanam dibentuk menurut larikan tanaman. Umumnya setiap bedengan terdapat dua larikan.  Bedengan yang telah ditutup mulsa dibiarkan selama 5-7 hari biar unsur hara dengan pupuk bereaksi dan dalam bentuk tersedia hingga segera sanggup diserap tumbuhan muda.  Satu atau dua hari sebelum penanaman, lubang tumbuhan sudah dipersiapkan dengan ukuran diameter 10 cm (Zulkifli, 2011).
Persiapan Pembenihan
Sebaiknya persemaian cabe merah dilakukan dalam polybag sebelum penanaman ke lapangan.  Media tanam dalam polybag merupakan adonan tanah yang telah diayak terlebih dahulu kemudian dicampur dengan pupuk sangkar atau kompos, dengan takaran 1:1. Pemberian pupuk anorganik dan kapur pada media persemaian masing-masing pupuk beragam NPK sebanyak 2 kg dan kapur 10 kg/ton media kompos dan tanah. Setelah media tanam diisi dalam polybag, kemudian dibiarkan antara 5-7 hari sebelum benih disemai (Zulkifli, 2011).
Sebelum disemai, benih yang terpilih terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida hingga 12 jam dan dikering-anginkan hingga airnya kering. Setelah itu, benih ditebarkan ke dalam media tanam (polybag) sebanyak 1 biji benih per polybag.
Untuk mendapat bibit yang siap tanam, semaian harus dirawat dengan baik. Perawatan persemaian terdiri dari penyiraman, pengaturan cahaya, dan pengendalian hama/penyakit (Zulkifli, 2011). Hama dan penyakit yang sering mengganggu persemaian antara lain semut, cacing, dan jamur (Setiadi, 2008).
Penanaman dan Model Tanam
Setelah umur bibit di persemaian 18-25 hari, bibit sudah sanggup dipindahkan ke lapangan, pemindahan sebaiknya dilakukan pagi-pagi sebelum terik matahari atau sore hari.  Jarak tanam dianjurkan bervariasi 60 x 50 cm, 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, hal ini tergantung tingkat kesuburan tanah dan varietas yang digunakan. Bentuk pertanaman sebaiknya dengan sistem tanam segitiga (zigzag) (Zulkifli, 2011).
Penyulaman
Bibit atau tumbuhan muda yang mati harus diganti atau disulam.  Penyulaman dilakukan pada ahad pertama atau selambat-lambatnya ahad kedua sesudah penanaman. Saat penyulaman yang melewati ahad ketiga sesudah tanam menimbulkan perbedaan pertumbuhan yang menyolok antara tumbuhan pertama dengan tumbuhan sulaman (Prajnanta, 2009).
Bibit sulaman yang baik diambil dari tumbuhan yang sehat dan sempurna waktu (umur bibit) untuk di tanam.  Sebaiknya penyulaman dilakukan pagi atau sore hari dikala cuaca tidak terlalu panas (Zulkifli, 2011).
Perempelan
Perempelan bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas produksi. Bagian yang dirempel yaitu tunas samping, yang keluar di ketiak daun pada dikala tumbuhan berumur 10-20 hari. Perempelan dilakukan 2-3 kali hingga terbentuk percabangan utama yang ditandai dengan munculnya bunga pertama, sekitar umur 18-22 HST dataran rendah, dan 25-30 HST dataran tinggi. Selain perempelan tunas, perempelan bunga pertama dan bahkan hingga bunga kedua pada tumbuhan yang cukup sehat perlu dilakukan. Perempelan bunga bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif dengan menunda pertumbuhan generatif (Zulkifli, 2011).
Pemasangan Ajir (sokongan)
Pemasangan anjir dilakukan untuk menopang pertumbuhan tanaman. Sokongan harus dipasang sedini mungkin, yaitu dimulai pada dikala tanam atau maksimal 1 (satu) bulan sesudah penanaman. Sokongan dipasang sekitar 10 cm dari pangkal batang tanaman.  Ukuran sokongan 125 - 150 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2,5 cm. Sisi ajir perlu dihaluskan untuk mengurangi kerusakan mekanis pada tumbuhan akhir goresan (Zulkifli, 2011).
Pengairan
Pengairan harus senantiasa diperhatikan, alasannya air merupakan faktor vital bagi tumbuhan cabai.  Penyiraman yang paling banyak (2 hari sekali) yaitu, pada fase vegetative < 40 HST. Sistem pengairan sanggup dengan memakai selang yang dimasukkan ke mulsa plastik melalui lubang tanaman, hingga posisi selang air sempurna di tengah-tengah daerah tumbuhan cabai. Untuk pertanaman pada lahan sawah, sistem pengairan dilakukan dengan cara penggenangan pada kanal drainase antar bedengan dengan ketinggian air sekitar 3/4 tinggi bedengan (Zulkifli, 2011).
Pengendalian Hama/penyakit
Manajemen hama dan penyakit, meliputi kegiatan-kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sanggup mengakibatkan penurunan produksi dan mutu, dengan memperhatikan aspek keamanan produk dan kelestarian lingkungan serta sumber daya alam. Pengendalian OPT dilakukan dengan prinsip Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (PHT).
Gangguan hama pada tumbuhan cabe merah sanggup berbahaya jikalau tidak segera diatasi. Demikian juga, penyakit pada cabe merah pun banyak ragamnya, jenis penyakit dan sistem pengendaliannya (Zulkifli, 2011).
Panen

Panen yaitu acara memetik hasil dari tumbuhan cabe yang telah mencukupi umur fisiologisnya. Bila tidak ada kendala dan perawatan cukup intensif, tumbuhan akan sanggup dipanen pertama kalinya pada usia 70-75 hari. Untuk selanjutnya, tumbuhan sanggup dipanen secara terus menerus dengan selang waktu pemanenan 3-4 hari sekali (Setiadi, 2008).

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com