Saturday, July 7, 2018

√ Cerpen: Pengkhianatan - Siti Hajrah

 Malam yang begitu indah diiringi bunyi gemuruh angin mebawa daun √ Cerpen: Pengkhianatan - Siti Hajrah

Malam yang begitu indah diiringi bunyi gemuruh angin mebawa daun-daun kering yang ada dipinggiran kota. Malam ahad yang begitu hirau taacuh merasuk hingga kepori-pori kulit tak mematahkan semangat para kaula cukup umur untuk menikmati suasana malam ahad bersama pasangan mereka. Tetapi berbeda dengan perjaka yang berjulukan Didit yang bebeda dengan Sifat sahabatnya yang berjulukan Rian. Didit hanya menikmati malam minggunya dengan bermain game playstation yang biasa disingkat PS.

“Hei, Dit?.” Sapa Rian sahabat Didit

“Hei, Rian.” Jawabnya singkat sambil serius memencet tombol stick

“kamu nggak keluar?.” Tanya Rian sambil memukul puggung Didit

“Aku malas keluar mending main PS daripada keluar nggak terperinci mau kemana.” Sahut Didit

“Kehidupan yang sangat tak bergairah.” Ejek Rian

“Nggak apalah! Yang penting saya happy.” Ujar Didit

“Kayaknya kau insan nggak normal! Emang kau nggak punya pujaan hati yah?.” Tanya Rian

“Ahh, pujaan hati? Buat apa sih pacaran? Pacaran itu cuman dapat bikin sakit hati!.” Jawab Didit yang masih sibuk dengan games yang dimainkannya

“Waduh, benar-benar nggak normal nih anak! Kalau kita punya pacar tuh serasa dunia milik berdua.” Kata Rian sambil merampas stick PS dari tangan Didit

“Ahh, Dunia milik berdua? Mimpi yah? Memangnya dunia ini cuman ada kau aja apa?. Sahut Didit sambil merampas kembali stick PS dari tangan Rian

Tak usang mereka berbincang-bincang handphone Rian berbunyi dan ternyata itu yaitu telepon dari kekasih Rian yang berjulukan Karsa. Rian pun menjawab panggilannya

“Halo, kau dimana?.” Ucap Karsa

“Aku di rumah teman. Ada apa kau nelpon? Tumben banget!.” Tanya Rian

“Kamu lupa yah jika malam ini kita janjian?.” Tanya Karsa dengan nada yang cukup keras

“Wah, sorry.. saya lupa! Maaf yah? Kamu dimana?. Jawab Rian sambil menanyakan daerah Karsa

“Aku di cafe dekat Supermarket.” Jawab Karsa

“Kalau begitu tunggu saya disana yah? Aku akan segera datang.” Ucap Rian

“Iya, tapi cepetan yah? Soalnya dari tadi saya disini. Aku risih nungguin kau sendiri.” Ucap Karsa

handphonenya pun mati dan Rian pamit dengan Didit yang asyik bermain game. sehabis itu Rian segera ke cafe daerah mereka janjian sesampai disana Rian menjelaskan semuanya dan ternyata Karsa sangat kecewa dan tetapkan untuk mengakhiri kekerabatan mereka.

“Aku minta maaf yah?.” Sahut Rian

“Enak banget yah kamunya minta maaf, saya tuh kecewa banget sama kamu. Mungkin lebih baik kekerabatan kita hingga disini saja!.” Kata Karsa yang kemudian pergi meninggalkan Rian

“Sa..sa.. jangan pergi! Aku nggak mau kekerabatan kita berkhir begitu saja.” Teriak Rian meski tak dihiraukan

Rian pun pulang dengan wajah yang sangat tak karuan bagaikan beliau tak punya gairah hidup.

***

Hari demi hari, sifat Rian berubah. wajahnya tak pernah menampakkan senyuman. hanya kesedihanlah yang ada dimatanya. Sampai ketika beliau mendengar bahwa Karsa pacaran dengan Didit sahabat karibnya. Rian pun pribadi menemui Didit.

“Hee, kau jahat banget yah!.” Ucap Rian dengan nada tinggi

“Ada apa? Datang-datang kok marah?.” Kata Didit sambil menatap mata Rian yang penuh amarah

“Nggak usah akal-akalan nggak tahu deh kamu. Aku kira kau tuh sahabat yang baik ternyata kau pacaran dengan orang yang masih saya sayang.” Kata Rian yang memaki Didit

“Aku nggak bermaksud untuk merebut pacar kamu.”

“Lalu ini apa namanya? Jangan munafik deh! Kalau kau jantan maju sini lawan aku.” Sahut Rian sinis

“Kok kau gitu sih? Aku tuh nggak mau jika persahabatan kita jadi renggang gara-gara cewek.” Sahut Didit sambil mengingatkan Rian

“Nggak usah banyak ngomong deh! Kalau kau nggak maju duluan gue yang akan maju.” Kata Rian yang sangat emosi

Didit dan Rian pun alhasil bertengkar. Ketika mereka bertengkar Karsa pun tiba dan berusaha untuk meleraikan keduanya.

“Dit, an, sudah.. ! kenapa sih kalian kayak anak kecil gini?.”Sahut Karsa yang tiba-tiba muncul

“Ini semua gara-gara kau Sa, kenapa kau lebih milih beliau daripada saya yang sangat sayang sama kamu?.” Kata Rian

“Perasaan nggak dapat dipaksain. Aku gres sadar, saya lebih sayang sama Didit dari pada kamu.”

“Memang, dasar wanita yang nggak punya perasaan.” Sahut Rian

“Terserah kata kau deh, Dit ayo kita pulang.” Kata Karsa sambil mengajak Didit pergi

Karsa dan Didit pulang dan meninggalkan Rian sendiri. Rian sangat cemburu melihat Karsa dan Didit begandengan tangan pada waktu ia pulang. Rian pun menyadari bahwa beliau mengasihi tetapi beliau tidak dicintai. Rian pun mencoba untuk mencari pengganti Karsa dalam hatinya.

***

Waktu terus berputar. Detik, menit, jam, hari, minggu, bahkan bulan telah berlalu Rian berusaha untuk tegar hingga suatu ketika ia bertemu dengan seorang gadis elok yang berjulukan Lani tak lain dari sahabat Riska adik Rian sendiri. Rian pun merasa jika beliau punya hati sama Lani, Rian dan Lani pun berkenalan dan mulai akrab.

“Hei, kok sendirian aja? Boleh kenalan nggak?.” Tanya Rian ingin berkenalan

“Iya, Namaku Lani.”jawab Lani

“Nama yang cantik. Secantik orangnya.” Gombal Rian

“Ahh, dapat aja. By the way saya mau pergi dulu yah soalnya saya banyak urusan.” Kata Lani yang terburu-buru untuk pergi.

“Cantik banget cewek yang tadi. Kapan yah gue dapat bertemu beliau lagi? Wah, belum sempat minta nomor lagi.” Gumam Rian

Rian pun pulang ke rumah. Sesampai di rumah Kejadian yang tak disangka terjadi, sahabat baik Riska yang tak lain adik Rian.

“Ka’ kenalin ini sahabat aku.” Sahut Riska

“Ehh, Lani? Wah, ternyata kau sahabat Riska yah?.” Ucap Rian yang heran melihat Lani

“Hmm, Iya! Riska ini sahabat ku.” Jawab Lani

“Wah, ternyata kalian sudah saling kenal yah?.” Tanya Riska

“Iya tadi kami tak sengaja bertemu di jalan. Oh iya, abang masuk dulu yah? Kakak mau mandi dulu.” Jawab Rian dan berpamit kepada Riska dan Lani

“Iya kak.” Jawab Lani dan Riska

“By the way, Hmm.... Lani, tau nggak kau tuh udah berhasil balikin ka’ Rian menyerupai dulu lagi.” Ucap Riska

“Emangnya ka’ Rian kenapa?.” Tanya Lani

“Semenjak pacarnya khianatin beliau sifat ka’ Rian berubah drastis. Ka’ Rian jarang di rumah, jika udah pulang beliau tak pernah kaluar dari kamar. Maklum lah soalnya mantan pacarnya itu pacaran dengan sahabat ka’ Rian sendiri.” Kata Riska yang bercerita perihal Rian

“Wah, kasihan banget ka’ Rian.” Sahut Lani

Pada dikala itu Lani merasa punya rasa sama abang sahabatnya begitu pun Rian. Mereka sama-sama suka tetapi Rian aib nyatain perasaannya ke Lani. Waktu terus berputar dan sekarang matahari sudah mulai tenggelam, itu artinya tanda petang mulai tiba. Lani pun bergegas untuk pulang

“Aku pulang dulu yah? Ini sudah mau malam.” Pamit Lani

“Iya. Hati-hati yah?.” Ucap Riska

Sesampai di rumah Lani belum sempat membuka pintu kamar handphone Lani berdering. Dan ternyata nomor gres yang masuk Lani pun menjawab telepon.

“Halo, ini siapa?.” Tanya Lani

“Ini Rian kakaknya Riska.” Jawab Rian

“Wah, dari mana abang ambil nomor handphoneku? Pasti Riska yang kasi’ yah?. Tanya Lani

“Iya, tadi saya minta sama Riska.” Jawab Rian

“Ada apa abang nelpon?.” Tanya Lani

“Nggak kok, cuman nelpon aja.” Jawab Rian

Seiring waktu berjalan Rian dan Lani sering berkomunikasi hingga alhasil Rian bertekad untuk menyatakan persaannya kepada Lani. Rian pun mengajak Lani ketemuan di cafe dekat supermarket.

“Ada apa ka’?kok kayaknya penting banget.” Tanya Lani

“To the point aja, saya suka sama kau Lan, mau nggak kau jadi pacar aku?.” Kata Rian yang menyatakan perasaannya

“Hmmm, iya sih. Sebenarnya saya juga suka sama ka’ Rian tapi saya takut jika cintaku bertepuk sebelah tangan.” Jawab Lani yang juga jujur dengan perasaannya

“Jadi, pada dasarnya kau mau jadi pacar saya kan?.” Tanya Rian yang semakin ingin tahu

“Iya deh. Aku mau!.” Jawab Lani yang mengiyakan.

Mereka pun berdua menjalin kekerabatan yang lebih dari sahabat atau biasa dikenal berpacaran. Lani dan Rian menjalin kekerabatan yang begitu Romantis. Pada dikala itu Rian telah merelakan Karsa untuk sahabatnya dan bertekad untuk memaafkan sahabatnya dan bersahabat menyerupai dulu lagi. Semua terasa indah apabila kedamaian di dalam sebuah hubungan, entah itu persahabatan, berpacaran, atau keluarga. Dua pasang kekasih Didit dan Karsa, Rian dan Lani hidup senang tanpa pertikaian antara sahabat dengan sahabat, pacaran dengan pacaran.

Ditulis oleh: Siti Hajrah

Sumber http://www.maringngerrang.com/