Seleksi nonalamiah, atau seleksi buatan, yaitu hasil dari tindakan manusia. Dalam masalah kambing pingsan yang disebutkan di atas, myotonia congenita hampir niscaya akan menimbulkan kepunahan mutasi kalau binatang yang terlibat hidup di alam liar. Kepunahan ini akan menjadi hasil seleksi alam, sebab setiap serangan predator akan membuat mutasi menjadi mangsa yang gampang dan mayoritas kambing yang terkena efek tidak akan hidup hingga cukup umur atau berkembang biak, dengan demikian meneruskan gen myotonia congenita mereka. Oleh sebab itu, kambing yang pingsan sanggup dianggap sebagai produk dari seleksi nonalami.
Seleksi alam – pemilihan alel tertentu yang tidak tergantung pada intervensi insan – memerlukan serangkaian kondisi khusus. Ini yaitu variasi alel dalam satu spesies yang harus diwariskan, dan sehingga sifat ‘positif’ mengarah pada populasi organisme yang lebih besar yang menampilkan sifat ini sebab sifat tersebut meningkatkan kelangsungan hidup dan / atau tingkat reproduksi dan keberhasilan populasi.
Dalam seleksi buatan, variasi alel – dikala ini – penting, ibarat halnya heritabilitasnya, meskipun bioteknologi pada kesannya sanggup membuat kriteria ini menjadi usang. Kriteria terakhir juga berubah: seleksi yang tidak alami tidak memerlukan tingkat reproduksi atau kelangsungan hidup yang sukses, hanya genotipe yang bermanfaat bagi manusia. Seekor kucing dibesarkan untuk keperluan insan disimpan di dalam ruangan, di lingkungan yang hangat, dengan tujuan untuk menunjukkan hiburan dan persahabatan. Kelangsungan hidupnya tergantung pada pemilik manusianya, demikian juga tingkat reproduksinya. Tanaman yang menyediakan sumber masakan yang baik dan murah untuk diproduksi akan mendapatkan air, daerah tinggal, pengendalian hama, dan nutrisi.
Seleksi alam yaitu proses yang lambat di mana mutasi dalam spesies memerlukan waktu untuk membuat breed gres dan sukses. Faktor-faktor lain sanggup mencegah proliferasi set alel baru, bahkan kalau set ini lebih unggul dari yang asli. Predator, penyakit, iklim dan kemampuan atau ketidakmampuan untuk menemukan pasangan melalui mana alel yang berbeda menjadi lebih banyak didominasi di seluruh breed sanggup membuat kemunduran yang signifikan. Di sisi lain, seleksi non-alami atau buatan yaitu proses yang cepat sebab terjadi di lingkungan yang dilindungi dan dikendalikan di mana banyak faktor ini tidak ada. Bahkan sumber dari pasangan di mana alel resesif tetapi diinginkan hadir telah menjadi tidak terhalang semenjak rekaman silsilah dan garis keturunan, dan munculnya inseminasi buatan.
Dengan meningkatnya penelitian genetik, kebutuhan untuk berkembang biak menurun melalui mekanisme ilmiah ibarat kloning. Kutub-kutub seleksi alam dan tidak alami karenanya menyebar semakin jauh.
Sumber https://infoana.comm