Wednesday, August 30, 2017

√ Dogma Kepada Qada Dan Qadar Allah

IMAN KEPADA QADA DAN QADAR ALLAH (UNTUK BAIK DAN UNTUNG JAHAT). Dalam menggarungi kehidupan ini, sebagai insan kita sering mengalami banyak sekali macam masalah kehidupan apalagi dijaman yang kini ini dimana keadaan sudah sangat jauh berbada dari masa dahulu baik dari segi persaingan dalam berkarir ataupun dalam mandiri sendiri untuk menompang kehidupan ini. Kita tahu, sebagian besar orang sangat sulit untuk menwujukan sesuatu yang beliau harapkan terjadi sebagaimana yang mereka citakan. Akan tetapi, terkadang ada juga sebagian orang yang sama sekali tidak mempunyai masalah dalam kehidupannya, dimana semua yang diinginkan/dicitakan beliau peroleh dengan sangat gampang tanpa harus bersusah-susah. Itulah citra umum (sedikit) mengenai pola dari berlakunya Qadar Allah kepada kita insan baik yang mendapatkan qadar baik ataupun qadar buruknya dari Allah.

 sebagai insan kita sering mengalami banyak sekali macam masalah kehidupan apalagi dijaman  √ IMAN KEPADA QADA DAN QADAR ALLAH
Iman Kepada Qadar Allah
Sangat disayangkan, ada sebagian orang yang terkadang tergelincir ke lembah kufuran disebabkan oleh lantaran tidak bisa mendapatkan ketetapan Allah yang sudah ditetapkan kepadanya, contohnya mereka akan dengan gampang menyampaikan jikalau Allah tidak adil lantaran kegagalan yang mereka hadapi didalam hidup mereka. bahkan yang lebih tragis lagi ada yang melaksanakan bunuh diri dengan anggapan sebagai solusi dari sebuah masalah yang dihadapi. Subhanallah, sunguh disayangkan jikalau orang yang bunuh diri itu akan dipandang sebagai orang islam yang mati dalam keadaan tidak beriman di hadapan Allah. 

(Baca Penjabaran Qanaah Dalam Konsep Islam)

Sebagai orang Islam yang beriman kepada-Nya, kita niscaya akan percaya dan beriman kepada semua ketepan apapun yang telah ditetapkan Allah kepada kita baik untung baik ataupun untk buruk. Akan tetapi maksud kata mendapatkan segala ketetapanNya disini, bukanlah mendapatkan segala kegagalan kita dengan pasrah saja, tetapi kita dibutuhkan untuk terus memperbaiki dan berbenah diri atas segala kegagalan yang ada semoga kita bisa mendapatkan sebuah kesuksesan yang kita idamkan. Seperti yang Allah tegaskan dalam Firmanya

Tidak akan saya ubah nasib suatu kaum, kecuali mereka merubahnya sendiri.

Adapun maksud dari kata ayat tersebut bisa kita pahami secara umum jikalau Allah menghendaki insan untuk terus dan tetap berusaha semaksimal mungkin dalam mewujudkan segala sesuatu yang kita impikan. Kaprikornus disini terang sekali jikalau kita dihentikan hanya pasrah saja untuk mendapatkan semua kegagalan yang ada tanpa berusaha kembali untuk memperbaiki diri kita dengan merefleksikan segala kelemahan kelemahan yang ada pada diri kita. teruslah jalani kehidupan ini, lantaran hidup ini hanya sekali, dan yakini jikalau hidup itu ialah anugerah Allah yang paling besar buat kita. jangan pernah meratapi terhadap apapun kegagalan kita yang disebabkan oleh kita sendiri, sehingga menjadikan kita terus terjebak kedalam kehidupan yang tidak pernah pasti. 

Sebenanya kita selaku insan terlalu lemah ilmu yang kita miliki untuk mengetahui segala hilmah dari ketetapan Allah yang ada pada kita. kita harus menyakini jikalau apapun yang Allah memutuskan pada kita itu ialah yang terbaik yang tidak bisa kita pahami dengan ukuran ilmu yang kita miliki. Terkadang sebagian orang gres menyadari pesan tersirat sesuatu hal yang jelek terjadi kepadanya ialah yang terbaik ketika beliau mengamati kejaidian yang terjadi selanjutnya. Misalnya seeorang yang mau berangkat keluar negeri, jauh-jauh hari beliau telah mempersiapkan segalanya untuk berangkat pas pada hari keberangkatan di harus gagal berangkat lantaran demam, pada dikala itu beliau merasa kesal dengan penyakitnya lantaran menjadikan keberangkatan beliau gagal, namun sesuatu hal buru terjadi dimana pesawat yang rencanya beliau berangkat memgalami musibah. Pada dikala itu gres beliau pahami pesan tersirat yang baik dari kekgagalan keberangkatan beliau ke luar negeri. Itu hanya pola kecil saja, pada hal banyak sekali hikmah-hikmah lain yang terkandung dalam setiap kegagalan kita dalam mengarungi kehidupan ini, cuman terkadang kita terlalu naif untuk bisa menemukan semua pesan tersirat tersebut, kecuali hanya bagi mereka yang mempunyai perilaku tawadhuk dan qanaah, dan tetap mensyukuri apapun yang kita perolah/miliki sebagi bentuk syukur kita kepada sang Khaliq Allah ‘Azawajalla.


Sumber http://www.pondok-belajar.com/