Di dalam hutan, hiduplah sekelompok peri buah yang berjulukan Tomatina, Apelina, dan Melonia. Mereka bertiga sudah akrab semenjak kecil. Tugas peri buah adalah menciptakan buah menjadi matang.
Dalam menjalankan tugas, mereka selalu mengerjakannya bersama-sama, itulah sebabnya mereka sering dijuluki “tiga perbu” yang artinya tiga peri buah yang selalu bersama dimanapun dan kapanpun.
Ketika mereka bertiga sedang menjalankan tugas, Tomatina gelisah lantaran tugasnya belum final sedangkan langit semakin mendung, ini tanda hujan akan turun. Sejak kecil Tomatina benci pada hujan, itulah sebabnya mengapa Tomatina selalu menghilang ketika muncul awan hitam dilangit.
“Dheeerrr!” terdengar bunyi petir dari langit dan pada ketika itu juga awan hitam datang. Tomatina gelisah, kedua sahabatnya menanyakan apa yang menciptakan ia gelisah menyerupai itu. Tetapi Tomatina tidak menjawab pertanyaan mereka, dalam hatinya ia benci pada hujan. Menurut ia hujan itu jahat, lantaran hujan yang menciptakan sayapnya berair dan sulit digerakkan sehingga sangat sulit untuk terbang.
Tidak disangka hujan eksklusif mengguyur mereka saat itu juga. “aku pulang ya” kata Tomatina yang eksklusif terbang secepat mungkin agar tidak basah. Apelina dan Melonia masih melakukan kiprah mereka ketika Tomatina terbang meninggalkan mereka.
Keesokan harinya ketika mereka bertiga sedang berada diladang anggur, matahari bersinar terang, hal inilah yang menciptakan Tomatina bersemangat mematangkan buah anggur disekelilingnya.
Tiba-tiba hujan turun, sayap dan badan mereka bertiga berair kuyup. “Aku benci hujan, hujan menciptakan kita tidak dapat terbang” kata Tomatina menyalahkan keadaan.
Kedua sahabatnya berusaha menasihati Tomatina bahwa hujan itu hadiah dari Tuhan, hujan menciptakan buah cepat matang. Hujan sangat membantu kiprah mereka sebagai peri buah. Haruslah mereka bersyukur kepada Tuhan lantaran diturunkan-Nya hujan ditempat mereka berada.
“Baiklah, mulai kini saya tidak akan membenci hujan lagi dan saya akan selalu bersyukur kepada Tuhan dikarenakan telah menciptakan hujan turun” kata Tomatina dengan mantap. Mulai ketika itu Tomatina tidak takut, benci, dan gelisah lagi ketika hujan turun.
Sumber http://moonlightrocks.blogspot.com