Thursday, February 8, 2018

√ Sejarah Sumpah Pemuda

Assalammualaikum, Selamat tiba di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Sumpah Pemuda“. Berikut dibawah ini penjelasannya:


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Sejarah Sumpah Pemuda



Sejarah Sumpah Pemuda


Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908. Perjuangan sebelum tahun 1908 selalu sanggup digagalkan oleh penjajah. Hal itu lantaran usaha masih bersifat kedaerahan, dan usaha masih berupa usaha fisik dengan senjata yang sederhana.


Kegagalan usaha yang telah dilakukan mendorong p0juang mengubah strategi usaha melalui organisasi sosial politik. Awal tahun 1908 mulailah bermunculan banyak sekali organisasi pergerakan nasional menyerupai Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI. Sejak ketika itu arah usaha bangsa Indonesia pun makin tegas, yaitu mewujudkan persatuan nasional.


Pada tahun 1908, nama Indonesia untuk pertama kalinya di gunakan oleh Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia yakni organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di negeri Belanda. Organisasi ini awalnya berjulukan Indische Vereeniging.


Namun, pada tahun 1922 nama itu diganti menjadi Indonesische Vereeniging, tetapi pada tahun yang sama namanya berkembang menjadi Perhimpunan Indonesia. Para satria kita, menyerupai Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo, dan DR. Mohammad Hatta, turut memopulerkan istilah Indonesia untuk mengimbangi istilah ‘Hindia Belanda’ yang digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda ketika itu.




1. Kongres Pemuda 1


Terselenggaranya Kongres Pemuda 1 tidak terlepas dari adanya Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai didirikan Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), tetapi peresmiannya gres pada tahun 1926.anggota- anggotanya terdiri dari pelajar-pelajar akademi yang ada di Jakarta dan di Bandung.


Para tokoh PPPI antara lain:



  1. Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)

  2. Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)

  3. Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)

  4. Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)

  5. Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)

  6. Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)

  7. Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)

  8. Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)

  9. Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)


PPPI di Indonesia sering mendapatkan kiriman majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda.


Disamping majalah Indonesia Merdeka  terbitan PPPI di negeri Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan majalah Indonesia Raya. Yang pemimpin redaksinya Abu Hanifah. Pandangan organisasi PPPI sudah memperlihatkan persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terdapat pada PI. Pemuda-pemuda di Bandung menginginkan semoga mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Hal itu didasarkan atas dorongan Mr. sartono dan Mr. Sunario


Pada tanggal 20 Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah menjadi Pemuda Indonesia. Para pemimpin organisasi cowok Indonesia ini ialah Sugiono, Sunardi, Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso, Soelasmi, Kotjo Sungkono, dan Abdul Gani. Sedangkan ketuanya pertama kali ialah Sugiono. Mengenai gerakan politik organisasi cowok ini belum belum ikut pribadi dalam gerakan politik. Selama beberapa tahun diperdebatkan bentuk persatuan yang diinginkan.


Akhirnya para cowok Indonesia sepakat untuk mengadakan Kongres Pemuda yang berlangsung di Jakarta pada 30 April-2 mei 1926. Kongres Pemuda 1 bertujuan untuk Membentuk tubuh sentral organisasi cowok menjadi bahasa persatuan atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.


Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu antara lain sebagai berikut :



  • Mengakui dan mendapatkan keinginan persatuan Indonesia (walaupun dalam hal ini masih tampak samar-samar)

  • Usaha untuk menghilangkan pandangan moral dan kedaerahan yang kolot, dan lain-lain.




2. Kongres Pemuda II


Namun, hingga berlangsungnya kongres cowok II pada tanggal 28 oktober 1928 organisasi Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara pribadi di bidang politik Kongres Pemuda 1 ini mendapatkan dan mengakui keinginan persatuan Indonesia, walaupun perumusannya masih kurang jelas dan belum jelas.


Oleh lantaran itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana untuk memfusikan organisasi mereka dengan ganjal an untuk mewujudkan persatuan Indonesia dan persamaan cita-cita. Peleburan (fusi) dari organisasi cowok itu ternyata semakin usang semakin diharapkan lantaran kaum cowok sangat mencicipi bahwa bentuk organisasi masih bersifat kedaerahan, menyerupai Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan cowok kaum Theosofi.


Hal ini terang tampak adanya perbedaan pada waktu diselenggarakan Kongres cowok 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan tempat masih sangat menonjol. Masalah bahasa juga memperlihatkan problem yang tak gampang mendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga masih tampak sifat mementingkan tempat contohnya wacana moral yang ada di tempat masing-masing.


Untuk membentuk keinginan bersama menyerupai rasa persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal-hal tersebut sangat menghambat. Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puas dan ingin melanjutkan Kongres Pemuda yang berikutnya. Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para penerima dan pemimpin Kongres telah memperlihatkan usaha yang keras untuk mencapai suatu keinginan persatuan.


Namun, mengingat gres pertama kali Kongres Pemuda dilaksanakan, maka untuk mencapai keinginan yang dikehendaki masih mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap moral masih sangat kuat dan kuat besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh. Tabrani pintar menjaga jangan hingga terjadi perpecahan, lantaran setiap pembicaraan yang menjurus kearah perbedaan moral dan pandangan, segera diambil jalan tengah untuk dinetralisasi.


Oleh lantaran itu, dalam kongres banyak pidato yang berjudul Indonesia Bersatu para cowok diharapkan memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama, dan daerah. Juga secara terang diuraikan wacana Sejarah Perjuangan Indonesia dan ditekankan masalah-masalah yang perlu menerima perhatian cowok untuk meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai keinginan Indonesia merdeka.


Jadi, para penerima memang menyadari bahwa pada ketika itu masih sulit untuk membentuk kebulatan tekad dalam usaha mencapai keinginan Nasional. Selain itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah air dan juga belum ada anggota PI yang mengikuti Kongres cowok 1 tersebut. Oleh lantaran itu, keinginan untuk mencapai persatuan memang belum kuat.


Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya Kongres Pemuda II yang akan diselenggarakan. Memang sanggup dipahami, bahwa kondisi politik sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya pemberontakan komunis yang gagal dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda terus meningkatkan pengawasan pergerakan nasional dalam bidang politik. Itu artinya manifestasi persatuan cowok Indonesia berhasil diwujudkan dalam Kongres Pemuda II pada 26 – 28 Oktober 1928. dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.


Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini sanggup memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin wacana arti dan relasi persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang sanggup memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, aturan adat, pendidikan, dan kemauan.


Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas problem pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, beropini bahwa anak harus menerima pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.


Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak sanggup dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan semenjak dini mendidik bawah umur disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.




Tokoh Sumpah Pemudah


Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :



  1. Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)

  2. Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)

  3. Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)

  4. Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

  5. Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)

  6. Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)

  7. Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)

  8. Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)

  9. Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)


Peserta :  Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali, Setiawan, Darsa, Sigit (Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda, Sjahpuddin Latif, Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati (Volksraad), Jos Masdani, Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto Menggolo, Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi, Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel.




Isi Sumpah Pemuda


Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin


Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua yakni sebagai berikut:



  • PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

  • KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

  • KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).




 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Sejarah Sumpah Pemuda


Dalam insiden sumpah cowok yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu yakni lagu kebangsaan. Lagu itu sempat tidak boleh oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para cowok tetap terus menyanyikannya.


Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal wacana Sumpah Pemuda kita sanggup menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini mempunyai koleksi utama menyerupai biola orisinil milik Wage Rudolf Supratman yang membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah insiden Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.


Kongres ini yakni puncak Integrasi ideology Nasional  dan merupakan insiden nasional yang belum pernah terjadi pada masa itu. Tidak sanggup dipungkiri bahwa Kongres itu membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi hal itu di sebabkan utusan yang tiba mengucapkan “Sumpah Pemuda” yang menjadi landasan usaha untuk mencapai kemerdekaan.


Kalau pada bulan April 1926 telah berlangsung Kongres Pemuda 1 yang biasa dikatakan belum berhasil sesuai dengan yang di harapkan, maka dalam Kongres Pemuda II benar-benar sanggup memenuhi harapan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun kongres Pemuda 1 tidak sanggup dikatakan gagal total dikarenakan telah berhasil meletakkan dasar-dasar perstuan.


Dalam Kongres Pemuda 1 belum banyak orang-orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang ikut membantu pembicaraan semenjak persiapan maupun dalam persidangan. Sedangkan dalam kongres Pemuda II telah banyak orang-orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang secara aktif mengambil belahan dalam persiapan hingga dengan pelaksanaan Kongres. Pelaksanaan dan hasil kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II yakni sangat berbeda, namun, kedua Kongres tersebut tetap mempunyai tujuan yang sama yaitu menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia.


Sumpah Pemuda pun kemudian menjadi senjata ampuh untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa, kesadaran para cowok Indonesia ketika itu pun semakin kuat lantaran mereka tidak berjuang sendiri. Maka tak heran, Sumpah Pemuda yakni salah satu tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia.




Ikrar Sumpah Pemuda


“KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH


YANG SATU, TANAH AIR INDONESIA”


Kami putra putri indonesia, yang terlahir ditumpahkan darah kami, disini di tanah ini dilahir kan oleh orang renta ibu bapak kami entah dari mana mereka tiba ketanah ini disini, disana, darimanapun mereka berasal memberi kehidupan merintis hidup bersama melahirkan dan menumpahkan darah kami.


Disini di tanah temu gelang indonesia tak ragu disini di tanah ini tapak kaki kami injakkan tubuh kami tegakkan berjuang bersama bertahan berjaya raih harga diri dan harkat martabat yang menekankan pada ratifikasi bahwa kita semua yakni satu, yaitu tanah air Indonesia.


Walaupun berbeda beda suku,ras dan agama, Itulah yang menjadi kekayaan Indonesia dan kita harus gembira akan hal itu, kita berada di Tanah Air Yang satu, Tanah Air Indonesia. Sebagai cowok Indonesia, kita harus gembira bertanah air di Indonesia. Seperti kita tahu bahwa Indonesia terdiri dari banyak suku dan agama kita harus tetap gembira menjadi warga Indonesia.


Seperti kata bhinneka tunggal ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua. Hal ini membuktikan bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan orang hanya dari suku dan agama saja. Hal ini juga memperlihatkan bahwa kita harus gembira terhadap Indonesia. Bangsa Indonesia yakni bangsa yang besar dengan banyak sekali suku, ras, dan agama sehingga kita harus gembira menjadi warga Indonesia.




Tujuan dan Manfaat Sumpah Pemuda


“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari sumpah cowok yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda di seluruh tanah air.


Adapun manfaat yang sanggup kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai berikut:



  • Semangat kekeluargaan, persatuan, dan persaudaraan antar sesama.

  • Terwujudnya kerukunan antar masyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga tidak gampang dipecah belah (di sabung domba)

  • Menumbuhkan kesadaran  bahwa ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan terhadap disintegrasi bangsa yang merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.




Menuju Proklamasi 1945


Proses panjang semenjak terbentuknya gerakan kepemudaan yang berciri kedaerahan menyerupai Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Ambon dan sebagainya maka pada tanggal 31 Desember 1930 jam 12 malam, mereka telah berfusi menjadi satu dan membentuk Perkoempoelan “INDONESIA MOEDA”. Indonesia Muda tidak punya afiliasi dengan partai politik manapun juga, dalam sejarahnya merupakan cikal bakal gerakan kepemudaan menuju Indonesia merdeka.


Meskipun organisasi ini sudah tidak bangkit lagi dizaman pendudukan Jepang, para anggotanya tetap aktif memperjuangkan keinginan mereka secara terselubung. Dengan menimba ilmu dan teknologi kemiliteran dizaman Jepang para cowok bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia, yang ahirnya pada periode Revolusi Kemerdekaan 1945-1949, dengan semangat, keinginan Sumpah Pemuda, ikut serta mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan R.I, 17 Agustus 1945.


6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini mengakibatkan Jepang mengalah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.


7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan dibuat forum gres yang akan meneruskan kiprah BPUPKI yaitu PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.


10 Agustus 1945, Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar isu lewat radio bahwa Jepang telah mengalah kepada Sekutu. Para p0juang bawah tanah berkemas-kemas memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar wacana dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah mendapatkan ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para cowok terutama para pendukung Syahrir.


11 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, menyampaikan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia sanggup dilaksanakan dalam beberapa hari. 14 Agustus 1945, Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur maritim dari Saigon), Syahrir mendesak semoga Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan lantaran menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu amis Jepang, lantaran Jepang setiap ketika sudah harus mengalah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir wacana hasil pertemuan di Dalat.


Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan memakai kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan.


Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI ketika itu sanggup menjadikan pertumpahan darah yang besar, dan sanggup berakibat sangat fatal jikalau para p0juang Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan lantaran itu yakni hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).


15 Agustus 1945, Jepang mengalah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia lantaran Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.


Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum mendapatkan konfirmasi serta masih menunggu arahan dari Tokyo.


Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang bekerjasama dengan Undang-Undang Dasar yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.


16 Agustus 1945, Gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 cowok menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambil alihan kekuasaan. Mereka juga menolak planning PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.




1. Peristiwa Rengasdengklok


Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan lantaran Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi insiden Rengasdengklok. Para cowok p0juang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang gres berusia 9 bulan) dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian populer sebagai insiden Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah mengalah dan para p0juang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.


Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Yamamoto dan bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan ajudan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah mengalah kepada Sekutu, dan tidak mempunyai wewenang lagi untuk memperlihatkan kemerdekaan.




2. Naskah Proklamasi


Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah mustahil lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.


Sebelumnya para cowok mengusulkan semoga naskah proklamasi menyatakan semua pegawanegeri pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak absurd yang masih menguasainya. Tetapi secara umum dikuasai anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi menyerupai adanya hingga sekarang.


Para cowok juga menuntut enam cowok turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para cowok menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak kalimat “atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik.


Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara secama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta


Di sini ditulis tahun 05 lantaran ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu yakni tahun 2605. Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh cowok yang ikut andil dalam persiapan proklamasi. Sementara naskah yang bekerjsama hasil gubahan Muh. Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu oleh Ir.Soekarno sebagai pencatat.




3. Detik-Detik Pembacaan Naskah Proklamasi


Naskah orisinil proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional Perundingan antara golongan muda dan golongan renta dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No.1


Para penyusun teks proklamasi itu yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan semoga yang menandatangani teks proklamasi itu yakni Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.


Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta ketika itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.


Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh lantaran itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk kiprah tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai ketika ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.


Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata tiba terburu-buru lantaran mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memperlihatkan amanat singkat kepada mereka.


Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan tetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibuat kemudian.


Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas permintaan dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.




Isi Teks Proklamasi


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara secama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, 17-8-05 Wakil-wakil bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta


NASKAH BARU SETELAH MENGALAMI PERUBAHAN


Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:



  1. Kata tempoh diubah menjadi tempo

  2. Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia

  3. Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun ’05

  4. Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta

  5. Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal


Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:


 Disini Ibu Guru akan membahas wacana pelajaran  √ Sejarah Sumpah Pemuda


Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara secama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta




4. Cara Penyebaran Teks Proklamasi


Gedung Menteng 31 yang digunakan sebagai tempat pemancar radio yang gres Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, kendala dan larangan untuk membuatkan isu proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang mengakibatkan isu proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada hasilnya insiden proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini.


Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di tempat Jakarta sanggup dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah hingga di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen.


Ia mendapatkan teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang berjulukan Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya isu proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melakukan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, lantaran mengetahui isu proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.


Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran isu proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam hingga pukul 16.00 ketika siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat isu dan menyatakan sebagai kekeliruan.


Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya tidak boleh masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para cowok bersama Jusuf Ronodipuro (seorang pembaca isu di Radio Domei) ternyata membuat pemancar gres dengan pemberian teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar gres di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya isu proklamasi kemerdekaan disiarkan.


Usaha dan usaha para cowok dalam penyebarluasan isu proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat isu proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat isu proklamasi. Beberapa tokoh cowok yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang.


Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, contohnya dengan slogan Respect our Constitution, August 17!(Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui banyak sekali cara dan media tersebut, hasilnya isu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sanggup tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, isu proklamasi juga disebarkan secara pribadi oleh para utusan tempat yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut membuatkan isu proklamasi.



  • Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.

  • Sam Ratulangi dari Sulawesi.

  • Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).

  • A. A. Hamidan dari Kalimantan




Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Sejarah Sumpah Pemuda: Isi, Tokoh, Ikrar, Tujuan dan Teks Proklamasi





Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!










Baca Artikel Lainnya:



Sumber aciknadzirah.blogspot.com