Banyak kelas umum polimer terdiri dari hidrokarbon, senyawa karbon dan hidrogen. Polimer-polimer ini secara khusus terbuat dari atom-atom karbon yang terikat bersama, satu ke yang berikutnya, ke dalam rantai panjang yang disebut sebagai tulang punggung polimer. Karena sifat karbonnya, satu atau lebih atom lainnya sanggup dilekatkan pada setiap atom karbon di tulang belakang.
Ada polimer yang hanya mengandung atom karbon dan hidrogen. Polyethylene, polypropylene, polybutylene, polystyrene dan polymethylpentene ialah contohnya. Polyvinyl chloride (PVC) mempunyai klor yang menempel pada tulang punggung semua-karbon. Teflon mempunyai fluor yang menempel pada tulang punggung semua-karbon.
Polimer yang diproduksi umum lainnya mempunyai tulang punggung yang meliputi unsur selain karbon. Nylon mengandung atom nitrogen dalam tulang punggung unit berulang. Poliester dan polikarbonat mengandung oksigen di tulang belakang. Ada juga beberapa polimer yang, alih-alih mempunyai tulang belakang karbon, mempunyai tulang belakang silikon atau fosfor. Ini dianggap sebagai polimer anorganik. Salah satu polimer berbasis silikon yang lebih populer ialah Silly Putty®.
Pengaturan Molekul dari Polimer
Pikirkan bagaimana mie spageti terlihat di atas piring. Ini menyerupai dengan bagaimana polimer linier sanggup diatur kalau tidak mempunyai urutan spesifik, atau tidak berbentuk. Mengontrol proses polimerisasi dan pendinginan polimer cair sanggup menghasilkan organisasi amorf. Susunan molekul amorf tidak mempunyai urutan atau bentuk jangka panjang di mana rantai polimer mengatur sendiri. Polimer amorf umumnya transparan. Ini ialah karakteristik penting untuk banyak aplikasi menyerupai bungkus makanan, jendela plastik, lensa lampu utama, dan lensa kontak.
Jelas tidak semua polimer transparan. Rantai polimer pada objek yang tembus cahaya dan buram mungkin dalam susunan kristal. Menurut definisi, susunan kristal mempunyai atom, ion, atau dalam hal ini, molekul tersusun dalam pola yang berbeda. Anda biasanya memikirkan struktur kristal dalam garam meja dan kerikil permata, tetapi mereka sanggup terjadi pada plastik. Sama menyerupai pendinginan sanggup menghasilkan pengaturan amorf, pemrosesan sanggup mengontrol tingkat kristalinitas untuk polimer yang bisa mengkristal. Beberapa polimer dirancang untuk tidak pernah sanggup mengkristal. Yang lain dirancang untuk sanggup dikristalisasi. Semakin tinggi derajat kristalinitas, umumnya, semakin sedikit cahaya yang sanggup melewati polimer. Oleh alasannya ialah itu, tingkat tembus cahaya atau kekaburan polimer sanggup secara pribadi dipengaruhi oleh kristalinitasnya. Kristalitas membuat manfaat dalam kekuatan, kekakuan, ketahanan kimia, dan stabilitas.
Polimer biasanya menggabungkan struktur kristal dan amorf (semi-kristal). Tingkat polimerisasi ialah jumlah rata-rata monomer (mers) dalam molekul polimer. Molekul polimer sanggup menggabungkan sampai jutaan monomer (mers) membentuk struktur satu dimensi (rantai), struktur dua dimensi (molekul planar) atau struktur tiga dimensi.
Struktur satu dimensi ialah umum untuk polimer organik. Polimer organik ialah senyawa polimer yang dibangun dari unit monomer basa hidrokarbon. Selain karbon dan Hidrogen, atom-atom berikut sanggup digabungkan dalam molekul polimer: Oksigen, Nitrogen, chorine, fluor, silikon, fosfor, dan belerang.
Atom-atom molekul polimer dipegang oleh ikatan kovalen. Rantai tetangga sanggup membentuk ikatan sekunder di antara mereka (ikatan silang) yang kurang berpengaruh dari ikatan kovalen antara atom-atom dalam molekul.
Tautan silang menunjukkan elastisitas pada polimer, mencegah tergelincirnya rantai yang bertetangga ketika material diregangkan. Polimer bercabang terdiri dari molekul yang mempunyai rantai samping (cabang) yang menempel pada rantai utama.
Kopolimer ialah molekul polimer yang mengandung lebih dari satu jenis monomer. Nylon ialah teladan kopolimer umum. Molekulnya terdiri dari dua monomer yang berganti-ganti: diasid dan diamina. Kopolimer graft ialah sejenis polimer cabang, rantai sampingnya terbuat dari monomer yang berbeda dari monomer rantai utama.
Para ilmuwan dan insinyur selalu memproduksi materi yang lebih bermanfaat dengan memanipulasi struktur molekul yang memengaruhi polimer selesai yang diproduksi. Produsen dan prosesor memperkenalkan banyak sekali pengisi, bala pinjaman dan aditif ke dalam polimer dasar, memperluas kemungkinan produk.
Sumber https://infoana.comm