the conqueror :
Gerhana bulan
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau kemudian mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi kemudian maju dan bertakbir. Beliau melaksanakan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.”
(HR. Muslim no. 901)
Sumber http://frequencia89.blogspot.com(HR. Muslim no. 901)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas ia shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri dan mengimami insan dan ia memanjangkan berdiri. Kemuadian ia ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian ia berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian ia ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian ia sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya ia mengerjakannya menyerupai raka’at pertama. Lantas ia beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
dengan kata lain
tata cara sholat gerhana yaitu
[1] Berniat di dalam hati
[2] Takbiratul ihram
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
[5]Kemudian berdiri dari ruku’ (i’tidal)
[6]Setelah i’tidal ini tidak eksklusif sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8]Kemudian berdiri dari ruku’ (i’tidal).
[9]Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, kemudian duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10]Kemudian berdiri dari sujud kemudian mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11]Salam.
image by google
article diadopsi dari mengenal pemikiran islam lebih dekat
dengan kata lain
tata cara sholat gerhana yaitu
[1] Berniat di dalam hati
[2] Takbiratul ihram
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ[4]Kemudian ruku
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya saat shalat gerhana.”
(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[5]Kemudian berdiri dari ruku’ (i’tidal)
[6]Setelah i’tidal ini tidak eksklusif sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8]Kemudian berdiri dari ruku’ (i’tidal).
[9]Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, kemudian duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10]Kemudian berdiri dari sujud kemudian mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11]Salam.
image by google
article diadopsi dari mengenal pemikiran islam lebih dekat